MALUT DINILAI SERING KEHILANGAN MOMENTUM KEMAJUAN.
PIKIRAN UMMAT.Com—Ternate||Gubernur Maluku Utara H.Gani Kasuba dinilai mampu menciptakan berbagai momentum strategis yang potensial menandai kemajuan Maluku utara hampir satu dasawarsa terakhir.Namun seiring perkembangan momentum- momentum strategis itu berlalu dan belum memberikan arti dan danpak yang signifikan.
Gesekan kepentingan politik ditenggarai menjadi musebab kehilangan momentum-momentum strategis tersebut.
Terbaru gelaran festival Kampong Nelayan Tomalou di Tomalou Tikep diharapkan menjadi momentum baru pembangunan kelautan dan perikanan Maluku utara jangan sampai berlaku sebagai ceremonial belaka.
Keberhasilan menghadirkan Menteri KKP dan staf ahli Presiden Prof.Rokhmin Daruri dinilai merupakan peluang besar guna memaksimalkan Komonikasi politik pembangunan kelautan dan perikanan Maluku utara.
Pandangan itu dikemukakan pakar HAN Buhar Hamja kepada media ini.
Menurut Buhar, komitmen kuat Gubernur Malut, aspirasi masyarakat Maluku utara dan sambutan positif dan kesediaan pemerintah pusat untuk pemekaran DOB Kota Sofifi sebagai Ibukota provinsi Mauku utara merupakan momentum strategis bagi peningkatan dan percepatan akselerasi pembangunan Maluku utara.Hal itu terlihat pula dengan komitmen presiden Jokowi membentuk tim bersama Pemda guna percepatan pembangunan insfrastruktur ibukota Sofifi.
Namun sayang oleh Buhar, momentum berharga itu belum menemukan tempatnya seiring kebutuhan Tikep yang kuat terhadap wilayahnya di daratan Oba.Tikep enggan melepas sebagian wilayah nya di daratan Oba sebagai wilayah DOB Kota Sofifi dengan alasan DOB Kota Sofifi bakal menggerus potensi pendapatan dan ekonomi Tikep.
Akibatnya pemekaran DOB Kota Sofifi saat ini harus gagal atau tertunda lagi.
Hal ini menurut pandangan Ekonom sangat merugikan Maluku utara karena banyak potensi terutama potensi meraup anggaran pusat hingga triliunan rupiah harus hilang.
Pakar Ekonomi Mukhtar Adam memprediksi DOB Kota Sofifi bakal meraup 2-3 Triliun anggaran APBN ke Maluku utara.
“Sangat disayangkan DOB Kota Sofifi yang sangat bermakna strategis kemajuan pembangunan Maluku utara itu harus hilang”ungkap Buhar Hamjah.
Momentum lain yang tak kalah penting dan strategis lagi kata akademisi UMMU ini yakni kesuksesan gelaran iven nasional STQN di Kota Sofifi, Maluku utara baru-baru ini tidak mampu dicapitalisasi sebagai momentum bergening positioning di tingkat nasional karena gesekan politik internal Maluku utara yang kian kental terutama mendekati agenda pemilukada serentak tahun 2024 ini sehingga mengiliminasi daya sukses STQN tersebut.