HEADLINE

INSPIRASI GERAKAN PENDIDIKAN FITRI.SULTAN TOLAK CALON GUBERNUR.

Dr.Mukhtar Adam,SE.MM., Founder Yayasan An Nur AL Mulk Kampoeng Malanesia Nusantara.(Istimewa)

PIKIRAN UMMAT.COM—Ternate||Gerakan transformasi sosial Hari pendidikan fitri yang digagas lembaga nirlaba Kampoeng Malanesia Nusantara memberikan inspirasi bagi gerakan sosial yang sesungguhnya bagi kemanusian.

Peran kelembagaan sosial baik lembaga adat dan seluruh lembaga sosial harus bertransformasi pada dimensi kemanusian .

Peran lembaga sosial harus mampu memperkuat peran negara dalam wujud manusiawi tanpa eksploitasi kekuasaan yang tidak berpihak pada kemanusian.
Sultan Ternate, Hidayatullah M.Sjah menginspirasi kita semua dengan sikapnya Politik No tapi Sosial Yes.
“Andaikan ada yang memberikan dana 1 Triliun untuk saya maju calon Gubernur maka saya pastikan dengan tegas saya menolak !
Sikap Sang Raja jelas agar Kesultanan Ternate fokus pada gerakan sosial kemanusian yang dimensinya luas tanpa dibatasi oleh wilayah adimiatratif dan wilayah kekuasaan.
Pesan pentingnya lembaga sosial harus tetap fakus pada peranya tanpa harus ikut mengeksplorasi dunia politik praktis yang membelah bangsa pada kepentingan politik disatu sisi dengan dimensi kemanusian pada sisi lainya.

Oleh karena itu, falsafah gerakan pendidikan fitri yang di elaborasi Beraama Kampoeng Malanesia Nusantara -Kesuktanan Twrnate merupakan Komitmen membangun manusia sebagai refleksi atas keterbelakangan dan sulitnya Indonesia keluar dari pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
Hal itu di pengaruhi oleh sumberdaya alam yang melimpah tapi dukungan sumberdaya manusia yang rendah.
Kesadaran akan problem bangsa telah disadari dalam semangat gerakan reformasi secara gradual melaui reformasi pendidikan dengan alokasi 20% di sektor pendidikan sebagai solusi mengatasi keterbelakangan SDM.
Sayangnya kesadaran konseptual itu tidak berbanding lurus dengan kenyataan.
Faktanya saat ini, setelah 30 tahun reformasi masih banyak anak usia sekolah tidak melanjutkan sekolah.Wajib belajar 9 tahun hanya jadi dokumen yang di baca tapi tak selesai di halaman lanjutan, berhenti di atas nama pendidikan formal.
Deretan anak putus sekolah membentuk barisan wajah pendidikan negeri ini, nampak di perayaan pendidikan Fitri, masih banyak anak putus sekolah dengan berbagai alasan, yang tak tertangani.
Sementara itu siluar sana tetapi masih dilembaga pemerintah yang memegang amanat reformasi itu, deratan Aparatur Sipil Negara (ASN) memanfaatkan anggaran untuk meraih gelar yang tinggi pada jenjang pendidikan tinggi seperti Magister, Doktor dan bahkan merebut meraih Profesor.
Para serdadu-serdadu pemburu gelar seolah dahaga yang tak tersampaikan.Mereka dengan nafsu kekuasaan dari amanat rakyat itu justru memanfaatkan anggaran pendidikan meraih gelar tinggi yang pekerjaanya hanya mengikuti juknis, juklak, dll yang bisa diatasi dengan pendidikan vokasi.
lihat deretan gelar di para pejabat ASN menjadi panis di depan nama, untuk mempertontonkan kepada anak-anak putus sekolah.
Begitukan cara kita mengelola pendidikan ?
Rasanya tidak, rasanya ada yang salah kita berburu gelar pada pekerjaan Juknis dan juklak, hanya membuat gelarenjadi mubacir karena bekerja mengikuti Standar Operasional Prosedure yang sudah paten yang diajarkan di sekolah kejuruan sudah selesai sehingga tak butuh gelar yang tinggi.
Pertanyaanya lalu kenapa APBD menghabiskan uang bagi ASN uang beeburu gelar di tengah deretan anak putus sekolah ? Ayooo bersama menjawab utk solusi Bonus Demograsi di hari pendidikan fitri
Ada baiknya Kuta menyimak pesan mulia Paduka Suktan Ternate Hidayatullah M.Sjah ini.
Sultan Ternate Yang Mulia Hidayat Syah dalam sambutan memperingati Hari Pendidikan Fitri yang diselenggarakan Kampoeng Basudara Melanesia Nusantara, menegaskan bahwa tugas Kesultanan Ternate menjaga problem dasar.masyrakat baik di sektor pendidikan kesehatan dan ekonomi, agar kesejahteraan masyarakat terjamin, fungsi sosial ini menjadi penting bagi peran kesultanan yang terkait dengan kehidupan masyarakat, karena itu kesultanan Ternate mendukung penuh *Gerakan Kembali Ke Sekolah* sebagai sebuah gerakan sosial bagi kemaslahatan.
Sultan juga menegaskan bahwa sebagai Sultan Ternate, saya tegaskan walaupun dukungan pendanaan 1 triliun untuk maju sebagai Gubernur tidak akan saya memilih menjadi Gubernur tetapi pilihan saya tetap sebagai Sultan Ternate, karena kesultanan tidak.mwngenal batas geografis, batas administrasi pemerintahan dll, kesultanan memiliki funsgi pada menumbuhkan kemanusiaan yang lintasan kewenangan kemanusiaan tidak dibatasi administrasi pemerintahan dll.
Penegasan Paduka Sultan Ternate ini mendapat dukungan dari Om Pala Melanesia, Mukhtar Adam yang menjelaskan bahwa Sultan Ternate lagi mengajarkan kepada kita semua pentingnya peran kesultanan dalam dimensi kemanusiaan dan kemaslahatan, karena itu Sultan perlu terus menjaga dan tidak tergiur dengan dunia politik dan kekuasaan.
Sebab tutur Dia, terlalu banyak fakta pemimpin sosial yang bergeser ke politik hanya merusak tatanan sosial, rebutan kekuasaan politik telah menurunkan darajat dari kesultanan sebagai institusi sosial
Sultan Ternate memberi pesan di hari Fitri yang bertepatan dengan hari pendidikan agar kita masing-masing fokus pada tugas kita jangan saling campur, bagi ASN bekerjalah secara profesional di bidangnya, politisi dengan bidangnya kesultanan dengan bidangnya, jangan saling campur aduk hanya akan menurunkan legitimasi kesultanan sebagai sumber inspirasi perubahan sosial(***)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *