HEADLINE

MENKO POLHUTKAM TEGASKAN HALAL BI HALAL DAN BINCANG OLEH SAHABAT MAHFUD HAL BIASA.

Suasana Diskusi dalam rangkaian Halal BI Halal yang di gelar Sahabat Mahfud.

Menurut Mahfud, sebagai bangsa yang berpenduduk mayoritas muslim, masjid menjadi benteng pertahanan bangsa. Kalau tidak bisa dibina dengan baik besar kemungkinan Masjid akan dikuasai kelompok radikal.
Kata dia, jika masjid dikuasai kelompok radikal, bangsa kita yang besar ini terancam. “Maka marilah kita peduli masjid, jangan biarkan satu per satu masjid kita jatuh ke tangan kaum radikal,” pesan Mahfud.
Mahfud meminta pertemuannya tidak dicurigai. Pasalnya, Sahabat Mahfud sudah berdiri sejak 2013. Tepatnya, ketika ia tak lagi menjabat sebagai ketua Mahkamah Konstitusi (MK). Saat itu, rekan-rekanmya mendorong agar ide-ide perjuangan yang dilakukannya tetap dilanjutkan.

Lagipula, kata Mahfud, acara ini rutin digelar di sejumlah tempat. Tidak ada hubungannya dengan Pilpres 2024.
“Jadi jangan dikait-kaitkan ini mau pemilu. Nggak ada hubungannya. Karena kadang kala ada pertemuan diberitakan wah itu sudah mau pemilu, bikin acara. Ndak. Ini rutin dan judulnya halal bi halal,” tegasnya.
Namun Mahfud dapat memahami ada anggapan pertemuan ini masih terkait pilpres 2024 terbilang wajar. Mengingat, pada pilpres 2019, Mahfud hampir ditunjuk menjadi calon wakil presiden Jokowi.
Menurut Mahfud, kondisi saat itu dengan saat ini sudah berbeda. Mahfud senang ketika ada nama-nama baru yang disebut potensial masuk ke bursa capres. “Sekarang muncul nama Anies bagus juga, Puan bagus juga, Ganjar bagus juga. Artinya nggak punya rasa bahwa harus berbenturan, harus apa,” ungkapnya.

Lalu apa kata pengamat? Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menganggap, orang akan tetap curiga dengan berkumpulnya Sahabat Mahfud. Apalagi saat ini mulai ramai pembahasan soal pilpres.
Selain itu, tren kemunculan atau komunitas pendorong tokoh semacam ini lumrah menjelang tahun pilpres. Namun, sangat kecil kemungkinan bagi Mahfud mendapat perhatian partai politik.

Alasannya klasik, karena faktor elektabilitas. Sejauh ini, Mahfud masih berada di luar 20 tokoh dengan elektabilitas di atas 1 persen.
Tren ketokohan nasional 2024 mengarah pada nama-nama baru. Ada Anies Baswedan, Agus Harimurti Yudhoyono, Sandiaga Uno, Puan Maharani. Mahfud tidak lagi berada pada tren itu,” pungkas Dedi.
Abdul Aziz memintah semua pihak berpikir positif apalagi tajuk dari gelaran Sahabat Mahfud ini memiliki muatan solutif bagi problem yang sedang dihadapi bangsa saat ini yang oleh semua pihak potensial menggoyahkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Diskusinya solutif untuk bangsa kan”pungkasnya.(***)

Laman sebelumnya 1 2 3

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *