TAUSIAH HALAL BI HALAL DR. H. MUHAMMAD KASUBA, MA DINILAI SEBAGAI KONSEPSI CHARACTER BUILDING.
PIKIRAN UMMAT.Com—Ternate||Pandangan Dr.H.Muhammad Kasuba yang disampaikan diacara halal bi halal yang diselenggarakan keluarga besar tunas Kie Raha Instituste dinilai sebagai character bulding atau pembangunan karakter dalam membangun kehidupan berbangsa yang berperadaban.
Kalangan pakar menilai sebagai pandangan yang aktual dan relevan dengan permasalahan yang dihadapi bangsa.
Sementara pemerhati politik lokal memberikan apresiasi sebagai pemimpin yang sarat dengan gagasan-gagasan yang mencerahkan dan potensial menghadirkan arena politik demokrasi yang beradab.
Ketua DPP PKS BPW Indonesia Timur ini menyampaikan pentingnya membangun ukhuwah dengan nilai-nilai lemah lembut, lapang dada, pemaaf, penyayang dan silaturahmi akan membentuk komonitas sosial kecil menjadi besar dan potensial memberikan danpak perubahan sosial signifikan bagi peradaban manusia.
Dalam menegaskan konsepsinya, mantan Bupati Hal-sel dua periode ini menyampaikan pentingnya implementasi sikap ukhuwah itu melalui sikap lapang dada, memaafkan kesalahan orang lain, saling mencintai, dan saling memberi dengan senantiasa menebar senyum baik dalam skop kecil kehidupan keluarga, antar sesama dan antar pemimpin dengan bawahan dan rakyatnya.
Sapaan akrab MK mengemukakan pesan-pesan Rosul terkait pentingnya saling mencintai bahwa barang siap yang mencintai apa yang ada di bumi maka dia akan dicintai Allah dan barang siapa memafkan kesalahan orang lain meskipun dia mampu membalasnya tetapi berupaya menahan diri dengan memafkan maka Allah akan memaafkan kesalahnya di yaumil kiyamat kelak dan barang siapa yang merendahkan dirinya maka Allah akan mengangkat derajatnya.
Dalam konteks itu oleh para pakar sangat relevan dengan kehidupan sosial dan politik saat ini.Perbedaan kepentingan yang tajam telah menghadirkan permasalahan sosial politik dimasyarakat.
Menurut pendapat Dr.Abdul Mu’ti, yang diunggah media ini mengemukakan tugas berat olehnya membutuhkan sikap lapang dada dan pemaaf.
Menurut Abdul Mu’ti, maka sifat pemaaf dan lapang dada amat diperlukan dalam sosok pemimpin untuk menghadapi hal-hal tersebut.
Al-Qur’an sendiri mendorong muslim untuk berlapang dada dan pemaaf sebagaimana termaktub dalam potongan Surat Ali Imran ayat 134 yang berbunyi “orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain”.
“Sebagai pemimpin kadang kita sudah bekerja luar biasa mengerahkan seluruh kekuatan kita untuk dapat melaksanakan kepemimpinan dengan sebaik-baiknya tapi tidak jarang orang-orang yang justru tidak berbuat apa-apa menyampaikan kritik yang keras, yang tajam, yang asbun (asal bunyi) saja,” terang Mu’ti, Selasa
Menurut Mu’ti, dalam berbagai tingkatan lembaga atau organisasi yang dipimpin, sikap pemaaf dan berlapang dada amat diperlukan, apalagi di tingkat pemerintahan daerah, provinsi hingga pusat.
“Jiwa pemaaf seorang pemimpin dan sikap lapang dada itu tentu diperlukan karena kita memang berhadapan dengan berjuta-juta masyarakat dengan tingkat aspirasi yang berbeda-beda dan tingkat pendidikan yang juga jauh berbeda antra satu dengan yang lainnya,” terangnya.
“Karena itu kalau kita menjadi pribadi orangtua, guru, pemimpin, memiliki jiwa yang pemaaf, maka Insyaallah kita akan senantiasa menjadi orang yang bertakwa. Dan menjadi orang yang bertakwa adalah menjadi orang yang dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala,” pungkasnya.
Sementara pemerhati politik lokal menyampaikan apresiasi kepada Dr.H.Muhammad Kasuba sebagai pemimpin yang memiliki visi dan konsepsi yang mencerahkan rakyat.
Kehadiran pemimpin seperti ini menurut nya bakal memberikan danpak sosial politik yang kondusif ditengah kehidupan sosial politik yang sarat akan gesekan perbedaan kepentingan, demikian pandangan Abdul Aziz.(***)