MODAL SOSIAL IKB – MAKAYOA
By. Dr.Muammil Sunan, SE.MP.M.AP.
Intelektual & Pemerhati Waigitang.
Ikatan Keluarga Besar Makean – Kayoa yang disingkat IKB – MAKAYOA merupakan sebuah paguyuban atau perkumpulan dari masyarakat etnis Makean dan Kayoa yang berada di Kabupaten Halmahera Selatan. Dibentuknya IKB – MAKAYOA ini merupakan suatu perwujudan dari adanya rasa persaudaran dan solidaritas diantara sesama masyarakat dari etnis Makean dan Kayoa.
Adanya hubungan/interaksi sosial yang terjadi antar anggota IKB – Makayoa dengan adanya jaringan sosial dapat menumbuhkan persaudaraan, kekeluargaan dan kekerabatan. Hubungan persaudaraan dan kekeluargaan ini merupakan hubungan yang terjalin karena adanya rasa bahwa semua warga atau masyarakat Makean dan Kayoa adalah sebuah keluarga yang terhimpun dalam IKB – Makayoa. Hubungan ini menimbulkan adanya rasa senang bagi anggota masyarakat Makean dan Kayoa. Rasa senang itu terlihat saat masyarakat berkumpul dalam musyawarah maupun acara-acara lainnya seperti pernikahan, khitanan, dan lainnya. Hubungan – hubungan sosial diantara sesama anggota masyarakat Makean dan Kayoa yang terwujud dalam sebuah azas kebersamaan dan kekeluargaan sering kita kenal dengan istilah modal sosial.
Dengan adanya IKB – Makayoa maka terbentuklah Modal sosial diantara sesama anggota masyarakat dari etnis Makean dan Kayoa. Adanya modal sosial ini diharapkan menjadi sebuah bentuk solidaritas sosial, kekeluargaan dan sarana bagi terciptanya suatu jaringan dan norma yang bisa menyatukan semua masyarakat etnis Makean dan Kayoa. Modal sosial dapat menjadi sarana untuk menyatukan gerak langkah dalam berbagai macam aktifitas bersama baik didalam masyarakat itu sendiri maupun dengan masyarakat lain. Modal sosial (social capital) IKB – Makayoa dapat diwujudkan dalam bentuk perkumpulan- perkumpulan warga masyarakat lokal setempat, organisasi dan kelembagaan
lokal seperti organisasi kepemudaan, PKK, perkumpulan arisan, kerja bakti, gotong royong, saling toleransi dan sebagainya.
Modal sosial mempunyai fungsi yang sangat penting dalam hubungan antar manusia. Ife dan Tesoriero (2008) mengatakan bahwa modal sosial dapat dilihat sebagai ‘perekat’ yang menyatukan masyarakat, hubungan-hubungan antar manusia, orang melakukan apa yang dilakukannya terhadap sesamanya karena ada kewajiban sosial, timbal balik, solidaritas sosial dan komunitas. Dalam pengertian yang dikemukakan Ife dan Tesoriero, modal sosial mengarahkan orang untuk berbagai kekuatan (power sharing) yang dilandasi oleh nilai-nilai dan norma- norma kehidupan.
Modal sosial mengacu pada lembaga, hubungan-hubungan, dan norma- norma yang membentuk kualitas dan kuantitas interaksi sosial masyarakat. Modal sosial bukan semata jumlah lembaga-lembaga yang menyokong masyarakat, modal social adalah perekat yang menyatukan lembaga-lembaga tersebut (Bank Dunia, 1999). Modal sosial terdiri banyak hubungan aktif di antara orang-orang: kepercayaan, saling pengertian (mutual under-standing), dan nilai-nilai bersama dan perilaku yang mengikat anggota jaringan manusia dan komunitas dan memungkinkan terjadinya tindakan kooperatif (Cohen dan Prusak, 2001).
Runtuhnya Modal Sosial IKB – Makayoa
Terbentuknya IKB – Makayoa telah menyatukan warga Makean dan Kayoa dari berbagai wilayah desa. Sebagaimana warga yang berasal dari berbagai desa di pulau Makean seperti Ngofagita, Ngofakiaha, Soma, Waigitang dan sebagainya telah menyatu atau berhimpun dalam IKB – Makayoa, sehingga melahirkan modal social yang begitu kuat diantara sesama warga dari pulau Makean. Hubungan social warga Makean dan Kayoa akan semakin kuat karena telah terbentuk jairngan sosial, terbangun rasa saling percaya serta norma dan nilai – nilai yang tertanam di dalamnya. Rasa solidaritas social sesama warga akan dirasakan dalam hubungan – hubungan sosial yang terbangun dalam organisasi IKB – Makayoa,
manakala solidaritas sosial muncul karena adanya rasa kebersamaan dan kekeluargaan. Rasa solidaritas sesama warga, rasa empati dan rasa kepedulian sesama warga akan hilang atau tergantikan dengan rasa keangkuhan dengan basis ekonomi. Kehidupan di hari ini, akan dihormati, disegani dan dimuliakan bila kita memiliki modal ekonomi yang mapan/tinggi. Tidak lagi berpedoman pada modal sosial dengan prinsip, saling berbagi dan saling peduli.
Keluarga anggota masyarakat Waigitang dari paguyuban IKB – Makayoa telah melunturkan modal social sesama anggota khususnya masyarakat dari pulau Makean. Tentunya perlu diketahui dimensi modal sosial merupakan factor yang menyebabkan keluarnya masyarakat Waigitang dari IKB – Makayoa. Salah satu dari dimensi modal social seperti kepercayaan (Trust). Francis Fukuyama dalam bukunya “Trust” menyatakan bahwa kemampuan dalam bersosialisasi menjadi modal yang sangat penting bagi kehidupan ekonomi dan aspek eksistensi sosial yang lain. Akan tetapi, kemampuan ini sangat tergantung pada sesuatu kondisi di mana anggota dalam komunitas mau saling berbagi untuk mencari titik temu norma-norma dan nilai-nilai bersama. Nilai-nilai bersama ini yang akan membangkitkan kepercayaan sesama warga IKB – Makayoa. Kepercayaan adalah harapan yang tumbuh diantara anggota masyarakat Makean dan Kayoa yang terhimpun dalam IKB – Makayoa, yang ditunjukan dengan adanya perilaku jujur, teratur, dan kerja sama berdasarkan norma-norma yang dianut bersama. Dengan demikian, hilangnya dimensi modal social berupa kepercayaan akan meruntuhkan hubungan kekeluargaan, solidaritas social, kebersamaan, gotong – royong, saling toleransi dan pastinya berpengaruh pada kegiatan – kegiatan sosial kemasyarakatan seperti kelompok arisan, organisasi kepemudaan, kerja bakti dan sebagainya.