EKONOMI

LAPORAN STATISTIK NAIK NYA PERTUMBUHAN EKONOMI JUSTRU JADI BAHAN LEDEKAN PUBLIK.

 

PIKIRAN UMMAT.Com—Ternate||Barangkali harus menjadi bahan renungan bagi pemerintah. Laporan statistik pertumbuhan ekonomi yang meningkat justru menjadi bahan tertawaan dan ledekan publik.
Pasalnya, pertumbuhan ekonomi dinilai tidak berdanpak ke rakyat kecil dan penguatan UMKM.

Biro Pusat Statistik merilis pertumbuhan ekonomi Maluku utara naik 27,74 persen pada triwulan II.
Publik bukanya menyambut gembira malah menjadikan sebagai bahan ledekan yang menggelikan.
Pasalnya, pertumbuhan ekonomi yang dilaporkan dinilai tidak berefek ke bawah terhadap perbaikan ekonomi rakyat.

”pertumbuhan  ekslusif tidak ngefek ke bawah dan rakyat tetap susah ditengah meningkatnya pertumbuhan ekonomi”ketus salah satu narasumber of derecord media ini.

Pakar ekonomi Mukhtar Adam menyatakan, kondisi yang anomali dan seolah miris dimana pertumbuhan ekonomi yang tinggi selaras dengan meningkatnya angka kemiskinan.
Rakyat seperti yang dikutip pada beberapa laman Media sosial, menyikapi sinis laporan postif BPS pusat terkait capaian peningkatan pertumbuhan ekonomi itu.
Shnty, demikian namanya di grup medsos mempertanyakan berita Media ini perihal naiknya pertumbuhan ekonomi Maluku utara itu.
“Sektor apa ne”tanya dia dalam postingannya .
Selanjutnya dia mempertanyakan apa yang tumbuh ekonomi perusahan ?
“Ekonomi perusahaan 😃” lanjut dia diikuti lambang emoji.
Dia seolah menimpali bahwa data statistik ini tidak berdanpak ke bawah atau rakyat dan hanya dirasakan perusahan semata.

“Hitungan bagini tidak berdampak pada Bruto masyarakat alus2. 😃”timpal dia.
Narasumber ini seolah mengiyakan ketika Media ini menanggapi komentarnya dimana butuh sentuhan Pemda melalui kemitraan dengan pihak perusahan guna penguatan pemberdayaan ekonomi rakyat dan UMKM .Namun patut diakui, kedudukan Pemda juga lemah dimata perusahan sejak diberlakukannya UU Omnibus Law yang seolah memberikan kesempatan full kepada inveator atau perusahan.

“Benar , sektor UMKM seakan akan jadi “Usaha Menengah Kecil dan Menderita”.
Dia lalu menyampaikan contoh kasus soal pengadaan bahan kebutuhan pokok karyawan perusahan saja semua ditangani langsung perusahan yang di suply dari luar daerah.
“Ini yg suplayer tolor saja musti dari lao kadara pak.”pungkasnya nya.

Pemerintah sendiri memang telah mengakui bahwa trend pertumbuhan ekonomi masih bersifat ekslusif.Pertumbuhan ekonomi lebih didominasi sektor ekstraksi pertambangan yang dinilai sangat lemah dalam mendorong ekonomi rakyat.

Seiring pemerintah pun seolah melakukan otokritik dengan mencari berbagai formulasi kebijakan agar pertumbuhan ekonomi yang terus membaik dan meningkat bisa bersifat inklusif sehingga bisa berdanpak langsung terhadap perbaikan ekonomi rakyat.(***)

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *