OPINI

PILPRES BERASA PILPRENIES

By.USMAN SERGI, SH./Jurnalis.

Para tokoh-tokoh agama minoritas justru berdiri dengan suara lantang membantah tudingan Anies radikalisme dan intoleran dan mengakui sebagai kelompok minoritas yang baru merasakan hak yang sama dengan kelompok mayoritas.Tidak ada kesan diktator mayoritas selama Anies memimpin jakarta.

Pemilihan Presiden atau Pilpres boleh jadi Pilprenies.Mengapa ?Karena semua tema diskusi publik hanya membahas Anies.
Baik pendukung Anies maupun kubu lawan, seolah tak kehabisan kata dan narasi tentang Anies.Tiada hari tanpa Anies.

Sadar tak sadar, Anies telah terposisikan sebagai sosok phonomenal, figur pemimpin yang menjadi atensi semua kalangan baik pro maupun kelompok kontra.

Bagi yang pro dan kalangan pakar, Anies idealnya Presiden Indonesia.Jejak pemikiran, gerakan dan pengalaman kepemimpinan yang prestisius memenuhi standar sebagai Presiden Indonesia era modern.

Soal kepemimpinan yang adil, toleran dan menyatukan menjadi alibi bahwa Anies lah Presiden ideal Indonesia yang penuh kebhinekaan suku agama dan Ras ini.

Anies memenuhi ekspektasi para tokoh pemimpin dunia.Dia diundang menjadi narasumber pada issu-isu global enveromentalism dan issu-issu perdamaian.Anies pula memenuhi ekspektasi tokoh -kokih spiritual dunia tekait issu kepemimpinan yang adil dan mengayomi.

Imam Ali RA berkata “Bermula dari sebuah pemerintahan yang baik, manakala kelompok minoritas merasakan hak hidup yang sama dengan kelompok Mayoritas”.

Premis kepemimpinan Imam Ali RA di lakoni utuh oleh Anies di Jakarta.

Bagi yang kontra, anis tak layak Presiden karena bukan berasal dari etnis Jawa sebagai populasi elektoral terbesar di Indonesia. Nambah dikit larinya ke issu radikalisme dan intoleran.Sebatas itu,  tidak yang lain dan tiada jalan mengulik Anies dari sisi perspektif kepemimpinan Nir prestasi dan profesionalisme.

Dalil oposan Anies sebagai pemimpin intoleran dan radikalisme ini tidak menemukan buktinya. Novum kek gerakan ala HRS dalam kasus surat Al Maidah yang disodorkan ke publik pun lemah dan tertolak oleh publik karena jejak Anies di jakarta justru sebaliknya. Sejak Anies memimpin Jakarta, kekerasan yang menyasar issu SARA justru lenyap karena keadilan sosial-keagamaan menemukan tempatnya.

Para tokoh-tokoh agama minoritas justru berdiri dengan suara lantang membantah tudingan Anies radikalisme dan intoleran dan mengakui sebagai kelompok minoritas yang baru merasakan hak yang sama dengan kelompok mayoritas.Tidak ada kesan diktator mayoritas selama Anies memimpin jakarta.

Soal bukan Jawa, ini pemikiran yang yang sudah klasik dan tidak bisa didiskusikan lagi dalam alam NKRI dan ditengah percaturan global , tidak debatabele dan menyuburkan perpecahan.

Terbukti issu Presiden Jawa hanya dagangan politik identitas tanpa makna bagi kehidupan masyarakat Jawa.Terbukti Jateng masih mengoleksi kemiskinan tertinggi.

Bagi kelompok netral dan profesional, Anies secara komparatif masih lebih memenuhi ekspektasi. Pemikiran, jejak kepemimpinan prestisius nya memenuhi standar permintaan pemimpin nasional dan standar mutu kepemimpinan global.


Lihat saja puluhan prestasi nasional dan internasional yang di raih Anies hanya dalam waktu efektif 3-4 tahun me memimpin jakarta.
Adapun prestasi-prestasi Gubernur Anies itu antara lain, pengharagaan untuk DKI Jakarta sebagai Pelopor Provinsi Layak Anak 2019 dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) pada 2019.

DKI Jakarta juga berhasil meraih empat penghargaan sekaligus kategori Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan 2019. Keempat penghargaan itu meliputi, Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Terbaik Kedua berdasarkan intensitas dan Beban Kerja Urusan Pemerintah Daerah Bidang Ketenagakerjaan Kategori Sedang.

Selanjutnya, Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Terbaik pada Indikator Utama Penduduk dan Tenaga Kerja, Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Terbaik pada Indikator Utama Kesempatan Kerja, dan Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Terbaik pada Indikator Utama Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

Selain itu, ada juga penghargaan kategori Pemerintah Daerah Peduli Anak oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), hingga penghargaan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Award dari Bank Indonesia.
Prestasi Gubernur Anies di tahun berikutnya, antara lain dari Komite Sustainable Award yang menganugerahi DKI Jakarta gelar Honorable Mention pada malam penganugerahan Sustainable Transportation Award (STA) 2020.

Sedangkan, kota Pune, India didapuk sebagai pemenang STA 2020. Kedua kota tersebut diberi penghargaan karena dinilai telah mengimplementasikan pembagunan transportasi berkelanjutan.

Gubernur Anies juga berhasil membawa DKI Jakarta sebagai juara umum dan menyabet sembilan penghargaan sekaligus dalam Anugerah Public Relations Indonesia Awards (PRIA).

DKI Jakarta juga menorehkan prestasi PR Indonesia Most Popular Leader in Social Media 2020 Kategori Gubernur dalam Ajang The 6th Jambore PR Indonesia (JAMPIRO) dan masih banyak lagi penghargaan lain yang diraih Gubernur Anies pada 2020.
Pada 2021, penghargaan untuk Gubernur Anies tak kalah mencengangkan setalah dinobatkan sebagai pahlawan transportasi dunia atau 21 Heroes 2021. Penghargaan ini diberikan oleh Transformative Urban Mobility Initiative (TUMI).

21 Heroes 2021 merupakan penghargaan yang diberikan kepada 21 tokoh dunia yang mampu mengembangkan sistem transportasi urban berkelanjutan di tengah tantangan global dalam menghadapi Pandemi Covid-19. Selain Gubernur Anies, dalam jajaran pahlawan versi TUMI itu juga ada CEO SpaceX dan Tesla, Elon Musk.

Menurut TUMI, selama kepemimpinan Gubernur Anies, DKI Jakarta telah mengalami peningkatan dalam segi transportasi umum massal selama pandemi Covid-19. Salah satunya adalah integrasi Bus Rapid Transit yang diimplikasikan ke dalam sistem JakLingko.

Penghargaan lain, kala Gubernur Anies membawa DKI Jakarta memenangkan penghargaan Sustainable Transport Award (STA) 2021 atas program integrasi antarmoda transportasi publik yang terus dikembangkan.

Ibu Kota Jakarta dinilai berhasil menghadirkan berbagai inovasi untuk meningkatkan mutu transportasi. Di antara inovasi tersebut adalah mengintegrasikan mikrobus (angkot) dengan layanan Transjakarta, menghadirkan MRT Jakarta dan LRT Jakarta.

Juga mengintegrasikan layanan transportasi, baik fisik maupun pembayaran, penataan kawasan transportasi publik milik DKI Jakarta dengan perusahaan transportasi publik milik negara, dan mengembangkan bus listrik yang ramah lingkungan.

Torehan prestasi ini menjadikan Jakarta sebagai kota pertama di Asia Tenggara yang memenangkan penghargaan STA.

Pemprov DKI Jakarta melalui Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Jakarta Smart City juga meraih penghargaan kategori Best in Future of Digital Innovation dalam ajang IDC Future Enterprise Awards 2021. Inovasi yang dilakukan Jakarta Smart City adalah JAKI (Jakarta Kini).

Masih di tahun 2021, Gubernur Anies juga sukses membawa DKI meraih lima penghargaan dalam ajang Top Digital Awards 2021. Kelima penghargaan tersebut yakni, Top Digital Implementation 2021 Level Stars 5 untuk Pemprov DKI dan Top Leader on Digital Implementation 2021 untuk Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan.

Selanjutnya, Top CIO on Digital Implementation 2021 untuk Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi DKI Jakarta Atika Nur Rahmania, Top Digital in Public Service & Smartcity Solution 2021 untuk Pemprov DKI dan Top IT Manager on Digital Implementation 2021 untuk Kepala BLUD Jakarta Smart City Yudhistira Nugraha.

Jakarta International Stadium (JIS), satu dari 10 stadion sepak bola termegah sejagat yang dibangun era Gubernur Anies dan akan segera diresmikan itu juga berhasil meraih tiga penghargaan sekaligus dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

MURI memberikan penghargaan pada tiga kategori, yaitu lifting struktur atap stadion dengan bobot terberat, stadion pertama yang menggunakan sistem atap buka-tutup, serta stadion green building dengan sertifikasi platinum pertama.

Adapun pengharagaan Gubernur Anies yang terbaru adalah Anugerah Dwija Praja Nugraha dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jumat, 18 Maret 2022 karena dinilai memiliki komitmen tinggi dan berprestasi dalam pembangunan pendidikan.
Klop dah, yang pro, yang kontra dan semua pakar membahas soal Anies dalam wacana Pilpres . Issu Pilpres adalah issu Anies .

Pertanyaan kritis nya, mengapa semua kalangan seolalah tertarik masuk dalam issu Anies ?

Pertama, secara ideal, Anies memenuhi harapan perubahan.Issu yang ngetrend di setiap momentum suksesi kepemimpinan nasional.
Mungkin saja semangat yang tumbuh dari kelompok oposan yang selama ini mencari posisi ideal “kekuasaan” tetapi semangat perkembangan jaman juga menuntut semua orang berubah ke arah yang baru dan lebih baik.Manusiawi dan anies memenuhi selera jaman itu.

Ke dua, Anies memang marketable, memenuhi kebutuhan dinamika percaturan politik.Ruang ini membutuhkan issu dan pokok bahasan yang menarik, aktual, up date dan visioner alias proyektif.

Nilai-nilai komparatif itu kemudian menempatkan Anies kek barang dagangan yang laris di pasarkan.Kualiti nya ngetrend selera jaman.Cerdas, pemikiran berstandar global, kepemimpinan modern yang inklusif, jejak prestasi yang mendunia adalah kualitas Anies yang berstandar mutu global sehingga menarik perhatian nasional dan global.

Itulah nilai-nilai komparatif seorang Anies dan Akhirnya semua harus membahas Anies entah yang pro ataupun kontra.

Pro kontra soal Anies apapun konten nya memenuhi selera demokrasi.
Kenapa tidak yang lain ? Saya tidak tahu !

#JumatBerkah.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *