By.USMAN SERGI/Jurnalis.
Minggu kemarin, sempat silaturahmi dengan kolomnis nasional Mas Tony Rosid dan pakar Nasional putra Maut yang akrab di sapa Bib Smit Alhaidar.
Seperti biasa, kami terlibat bincang santai tapi dikit serius soal Pilpres.Diskusi soal peta politik Anies di Maluku utara sudah pasti tidak ketinggalan.
Dua tokoh nasional ini nampak masih galau dengan peta kekuatan Anies di Malut.Saya langsung saja “Malut adalah Anies”.
Pertimbangan nya tiga faktor yakni pertama jejak politik Maluku Utara untuk soal pilpres adalah peta hijau, istilah bagi basis elektoral Muslim.
Komparasinya pengalaman pilpres ke pilpres dimana SBY -JK,SBY- Budiono dan terakhir Prabowo yang duel dengan capres partai penguasa plus penguasa lokal juga tetap menang tinggi diatas 60%.SBY dan Prabowo bisa mendulang kemenangan dengan enteng karena ke dua capres ini punya embel -embel religius nya yang komplitnya nasionalis -religuis.
Dukungan parpol religius ikut membumikan Isyu religius.
Ke dua, faktor figur Anies sendiri.Recording jejak Anies mulai realitas media, pengalaman langsung warga Malut di Jakarta yang positif tentang Anies pada saat yang sama trend capres lain yang kurang agregat menjadikan Anies idola warga Maluku Utara.
Ke tiga, Trend Anies di Malut juga sebagai efek dari kinerja rezim yang terasa menghimpit hidup warga.Kenaikan harga BBM bersubsidi di ikuti kelangkaan, kenaikan TDL dan kenaikan harga barang kebutuhan pokok sangat dirasakan mencekik hidup oleh warga Malut.
Efek struktural ini sangat mempengaruhi sikap politik rakyat Maluku Utara, bahwa harus ada pemimpin baru yang mampu menjawab problem kehidupan masyarakat Malut.
Saya dengan comfidances menyampaikan kepada Bang Anies dan ke dua pakar ini bahwa sampai hanya ongkong kaki saja, Bang Anies sudah mengantongi 60% suara di Malut.
Oleh karena itu, jika Anies hanya meraih pilihan suara 60% itu murni suara Anies bukan efek dari kerja tim.Ane haqqulyakin, Bang Anies mampu up ke 75-80%, akumulasi dari dukungan ril Anies dan produk tim koalisi parpol dan relawan.
Kalkulasi yang optimis, tentu melihat dari berbagai faktor komparatif diatas.
Realistis !Melihat perform dan portofolio Anies, jadi deh, Anies calon Presiden orang Maluku Utara.
Pilihan yang wajar dan masuk akal dari warga Malut yang terkenal yg tinggi kesadaran politiknya bahwa harus ada perubahan yang lebih baik lagi.
Pilihan kepada Anies memang searah jarum jam sejarah Moloku kie raha sampai Maluku Utara.
Anies itu pilihan sejarah warga Maluku Utara yang terkenal kritis.
Kolonialisme saja dibabat tunggang langgang dan mampu menebarkan peta kekuasaan sampai hampir sepertiga bumi yang membentang dari timur dunia sampai hampir sebagian Asia.
Sejalan Anies bagi warga Malut adalah pemimpin perubahan.Spirit yang beririsan antara rakyat dengan visi pemimpin nya.
Faktualnya, Tumbuh relawan bak jamur di musim hujan dan tersisa bagaimana mengkonsolidasikan kekuatan yang masih terfragmentasi dalam semangat sosiologis ini dalam satu wadah yang sama gerakan perubahan.Tergambar dengan jelas dan lugas, Anies adalah simbol aspirasi rakyat Maluku utara dari Tanjung Sopi sampai selat Lifmatola Sula.
Malut ingin perubahan !Utamanya soa Ibukota Provinsi Maluku utara yang masih teronggok statusnya sebagai sebuah Kecamatan bahkan Kelurahan di tangan rezim penguasa.Ini perjuangan martabat rakyat Maluku utara.
Malut ingin berubah menuju peta nasional sebagai sebuah provinsi yang diperhitungkan.Bukankah kekayaan SDA Malut menjadi jualan komparatif secara global ? Bukankah Malut juga ikut memerdekakan NKRI ?
Denyut nadi aspirasi Malut itu telah menggerakkan jantung politik Anies.Malut merupakan salah satu peta pengabdian Anies di Indonesia.Maluku utara sudah beberapa kali di kunjungi Bang Anies baik untuk program Indonesia belajar dan giat akademis lainya saat memberikan kuliah umum di UMMU ternate.
So !Malut adalah peta hijau Anies.Peta hijau merupakan istilah bagi kantong-kantong dukungan Anies.Peta hijau telah ditetapkan sebagai target kunjungan Anies.”Kita hidupkan mesin peta hijau dahulu baru ke peta merah”.
Malut akan menyalakan sinar terang perubahan Indonesia dari Timur !