HEADLINE

Bupati Buru Selatan MoU Dengan PT.Tanto.

Wujudkan Nusantara Satu Harga.

PIKIRAN UMMAT.Com—Surabaya||Kabupaten Buru Selatan selama ini menghadapi permasalahan disparitas wilayah dan disparitas antar pulau terutama terhadap akses pusat produksi dan barang kebutuhan pokok.Kondisi ini memicu harga barang di rantai konsumen menjadi tinggi, menimbulkan inflasi dan meningkatkan kemiskinan.Butuh pemimpin dengan komitmen kepemimpinan yang pro rakyat guna bisa mengatasi permasalahan yang dihadapi masyarakat Kabupaten Buru Selatan tersebut.

Mengatasi permasalahan itu, Bupati Buru Selatan Ibu Safitri bersamaan merespons arahan presiden tentang pengendalian inflasi langsung melakukan kerjasama dengan PT Tanto.Tujuan Orang nomor satu di Kabupaten Buru Selatan oada intinya mengatasi disparitas harga menuju Nusantara Satu Harga.

Kerja sama dalam bentuk MoU antara Bupati Bursel-PT.Tanto Intim Lines itu disepakati melalui 3 skema Kerjasama yakni untuk
Jangka Pendek, terhitung berlaku mulai hari ini bagi seluruh pengusaha dan masyarakat Buru Selatan yang berbelanja kebutuhan barang dagangan di Surabaya, maka akan di fasilitasi kebutuhan kontainer dan gudang di Surabaya dan Ombin oleh PT Tanto.

Langkah Bupati Bur-Sel menggandeng PT.Tanto Intim Lines telah melalui kajian yang mendalam terkait kredibilitas perusahan pelayaran terkemuka Indonesia ini dalam memberikan pelayanan jasa pelayaran kargo barang terutama di kawasan Timur yang meliputi jalur Surabaya-Sulawesi-Maluku-Maluku utara.

Bupati Bur-Sel Ibu Safitri Malik Solisa Bersama Ibu Mo Sien Herman Hartanto Owner PT.Tanto Intim Lines Saat Melakukan Pendatanganan MoU.

Bak gayung bersambut, niat mulia Bupati Bur-Sel ternyata sejalan dengan filosofi pendirian PT.Tanto itu sendiri.Atas nama PT.Tanto Intim Lines, Mo Sien Hartanto mewakili PT.Tanto dalam MoU dengan Bupati Bursel ini merupakan anak dari pendiri PT Tanto Intim Line, yaitu Bapak Herman Hartanto yang memiliki niat dan pandangan yang sama dengan Bupati yang akrab disapa Bunda Safitri itu.

Sejak tahun 1970, pengusaha asal Surabaya itu telah menjadi pelaku bisnis yang merangkai pulau-pulau di Nusantara, khususnya Kota Ambon dan mengembangkan usahanya sampai di Ternate.

Sebutan INTIM sendiri merupakan akronim dari Indonesia Timur oleh Founder PT.Tanto Intim Lines Bapak Herman Hartanto merupakan kegundahan hati melihat tantangan transportasi laut indonesia Timur yang dihadapi masyarakat di kawasan timur sehingga harus melakukan upaya untuk mengatasi disparitas wilayah, disparitas antar pulau dalam merangkai Nusantara.

Filosafi itu diwujudkan olehnya dengan mendorong bisnis kapal dan kargo untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat di kawasan timur Indonesia.

Filosofi dan Etos merangkai pulau inilah yang kemudian menetes kedarah ibu Mo Sien Hartanto saat menjamu khusus Bupati Buru Selatan Bunda Safitri Malik Solisa di Kantor Pusat PT Tanto Intim Line.

Terungkap dalam pertemuan penuh keakraban, Ibu Mo Sien kepada Bupati Bur-Sel bahwa komitmen PT Tanto melakukan ekspansi layanan pulau, dalam visi kolaborasi Tanto bersama Pemda mewujudkan Nusantara.

Gayung bersambut dimana komitmen yang sama juga dari Bupati Bur-Sel Ibu Safitri yang berkeinginan kuat mewujudkan harga barang yang murah bagi warga buruh yang tentunya melalui fasilitas transportasi kargo yang lancar dan berbiaya murah.

Suasana pertemuan yang kental penuh keakraban mewarnai diskusi kedua perempuan hebat yang mewakili dua dunia antara Pemerintah dan Pengusaha yang secara bersama kemudian melahirkan komitmen bersama mendorong Nusantara Satu Harga melalui penanda tanganan _Memorandum of Understanding_ (MoU) untuk memulai jalan baru merintis sejahtera bersama dari disparitas harga yang melebar antar pulau di kepulauan Nusantara.

Selain menjalin kerjasama dengan kesepakatan 3 skema pelayanan mengatasi disparitas harga melalui Nusantara Satu Harga yang dilakukan melalui interfensi di kepulauan Buru, Dua perempuan hebat Nusantara itu juga menyepakati memelopori Nusantara Satu Harga untuk menjawab kegundahan hati para ibu dan emak-emak di setiap desa menjelang Ramadhan dengan mengatasi harga yang tinggi dan menjadi sumber miskin desa selama ini.

Oleh karena itu kedua Kartini Nusantara ini menyepakti mewujudkan visi negara maritim yang di kenal dengan Archipelago state(***)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *