HEADLINEOPINIPOLITIK

AHM “Berkelahi” Dengan Alien dan Aliong di Bawah Pohon Beringin ! AHM atau Aliong ?Rakyat Jadi Muak

Catatan Politik Usman Sergi.

Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur diwarnai kontestasi antar saudara.Sungguhan saling menohok dan saling sikut antar sesama saudara sekandung  antara kakak dengan adik-adik  tak terelakan.

Hukum besi politik nampak berlaku disini bahwa dalam politik, tidak ada saudara kandung namun yang ada hanya kepentingan.Sepanjang sesuai dengan kepentingan pribadi dan kelompok, Kakak kandung atau adik tersayang pun harus di sikat tak kenal rasa hormat dan balas kasih serta balas Budi.

Nuansa politik itu tersungguhkan di Partai Golkar Malut saat ini.Di bawah pohon Beringin, sungguhan perkelahian antar sesama dinasti Mus demi merebut kepentingan politik terjadi.

Musebabnya terjadi rebutan kepentingan diantara mereka.H.Ahmad Hidayat Mus atau AHM yang terobsesi mengicar kursi Gubernur Malut yang ke 3  kali nya dengan kembali mencalonkan diri sebagai kandidat calon Gubernur Malut melalui partai Golkar seolah mendapat perlawanan dari ke dua adiknya yakni Aliong Mus dan Alien Mus.

AHM dan Aliong sama-sama mencalonkan diri sebagai kandidat calon Gubernur yang sama-sama merebut rekomendasi DPP Partai Golkar untuk bisa bertarung di pemilihan Gubernur Maluku utara pada bulan November nanti.

Pertarungan ini terbuka dilapangan.AHM dan Aliong masing-masing telah menggelar konsolidasi sebagai Kandidat cagub Malut.AHM – Sahril Taher Ketua Gerindra Malut yang telah ramai di publik sebagai paket Calon Gubernur-Wakil Gubernur justru seolah ditantang Aliong.Aliong pun tak mau kalah dengan memasang APK berupa baliho bergambar Aliong Mus-Sahril Taher.Aroma pertarungan politik ke dua kakak beradik ini nampak sengit.

Sementara Alien ikut terlibat sengit karena sebagai Ketua DPD Partai Golkar Malut, dia dinilai ikut ikut bermain dengan lebih pro Aliong.

Sama-sama ngotot hingga jadi sengit karena Partai Golkar menjadi sexi dimata mereka.Partai beringin ini memiliki 8 kursi di DPRD Malut, jumlah kursi yang siginifikan dimana tersisa menambah 1 kursi doang untuk bisa lolos sebagai calon Gubernur Malut.Merebut partai Golkar maka pekerjaan kemudian lebih mudah bahkan potensial memenangkan kontestasi pilgub.

Aroma perseteruan AHM-Alien bersama saudara-saudara nya seperti Aliong dan Ningsih Mus telah tercium lama sejak AHM bebas dari penjara kemudian berupaya berkuasa kembali di partai Golkar Malut.

Konon, adik-adik AHM ini gerah karena merasa sang kakanda hendak mempreteli kekuasaan mereka yang telah eksis berakar dalam di partai Golkar itu kemudian melakukan perlawanan secara halus sampai terbuka.

Konflik AHM versus Alien Mus awalnya pecah di Kabupaten Kepulauan Sula dan Kabupaten Pulau Taliabu.

Di Sula, AHM sebagai Ketua Bappilu merekomendasikan nama lain namun menepikan incumben Ningsih Mus yang juga adiknya.Keputusan AHM itu dibatalkan oleh Alien dengan memasukan nama Incumben Ningsih Mus sebagai Kandidat Partai Golkar.

Sementara di Kabupaten Pulau Taliabu, percaturan internal dinasti Mus juga tak kalah sengitnya.AHM yang menelurkan putri sulungnya Salsabila Mus nampak mendapat perlawanan sengit dari patron Mus  Aliong-Alien yang menjagokan Mus yang lain.

Perseteruan kepentingan kian memuncak terjadi baru-baru ini.Usulan Kandidat kepala Daerah di pilgub dan Pilkada Kabupaten/Kota dari Alien Mus selaku ketua DPD Partai Golkar Malut rupanya tidak melalui AHM sebagai Ketua Bappilu.Padahal, pakemnya harus melalui ketua Bappilu.Ironisnya jagoan-jagoan AHM di Pilkada seperti Nicolaus Tagayo di Hal-Bar, Syahril Rajak di Pilwako Ternate dan Makmurdin Mus di Pilkada Sula ditepikan Alien dalam usulannya.

AHM merana karena merasa sebagai kakanda yang membesarkan mereka dan sebagai Ketua Bappilu seolah dipandang Alien Cs sebagai bebek lumpuh yang tak perlu digubris.

Namun bukan AHM kalau menyerah.Mantan bupati Keulauan Sula 2 periode ini tak tinggal diam, dia memanfaatkan kekuasaan tersisa nya yakni Ketua Bappilu melakukan aksi Solo run menyalip Alien dengan mengusulkan tambahan kandidat kepala daerah menurut versinya yakni Nicolaus Tagayo, Syahril Rajak dan Makmurdin Mus ke DPP Partai Golkar untuk disertakan dalam survey kepala daerah.

Puncaknya pertarungan sesama dinasti Mus ini pecah di soal siapa calon Gubernur.AHM versus Aliong Mus tak terhindarkan.

Miris ! Disadari atau tidak oleh mereka, Nuansa ketidak ikhlaskan internal dinasti Mus ini mengemuka cukup terang di publik sampai ikut memantik Logika publik  “Kalau masih ada kakak kenapa adik harus mengganggu ? Atau sebaliknya jika ada adik yang bersih dan berpretensi, mengapa kakanda tak ikhlas ? Begitu pertanyaan vicois publik kepada AHM, Aliong Mus dan Alien Mus.

Rakyat akhirnya dibikin muak dan pada endingnya Partai Golkar terpaksa harus menampung residu konflik perpecahan di internal dinasti Mus ini.Sebab rakyat akan muak dengan prilaku politik rebutan kepentingan pribadi semata tanpa bijak memikirkan kepentingan rakyat lalu membuat mereka hengkang dari partai Golkar.

Publik tentu tak ingin partai Golkar larut dalam persilatan kepentingan dinasti Mus semata  namun bangkit fokus memikirkan kepentingan rakyat.

Jika diam saja dan terbawa arus seteru dinasti Mus maka Partai Golkar sebagai partai politik tertua dan matang, bakal dinilai kerdil karena setianya partai Golkar pada dinasti Mus menunjukan kemiskinan kader partai Golkar dan kebilangan taring idealisme nya.

Rakyat pendukung partai Golkar pasti dibuat kecewa “cape-cape dukung partai Golkar padahal mereka cuma urus dinasti Mus” demikian asumsi publik bakal mengemuka.

Bukankah ada Edy Langkara, Saiful Ruray dan masih kader partai Golkar yang berkapasitas mampuni sebagai calon Gubernur Malut ?

Jelas partai Golkar tidak kehabisan stok pemimpin, namun yang habis adalah ketua dan elit-elit partai Golkar kehilangan idealisme partai Golkar itu sendiri.

Alien Mus sebagai ketua DPD Partai Golkar tidak bisa diharapkan untuk keluar dari zona politik dinasti Mus.Dia masih berkutat “kalau bukan AHM ya  Aliong atau paling tidak dirinya sendiri”.Wajar karena dia juga merupakan produk Dinasti Mus yang diproduksi AHM sendiri.

Tidak ada jalan lain bagi Partai Golkar terutama DPP Partai Golkar selain meluruskan kembali arah perjuangan partai Golkar terutama memperkuat bangunan demokrasi di Partai Golkar.

Anasir Politik Dinasti sudah saatnya di bersihkan dari dalam tubuh partai Golkar.Apalagi demokrasi di partai Golkar sedang bertumbuh dan tersisa membuka sumbatan demokrasi yakni politik dinasti agar demokrasi di partai Golkar mekar kembali.

Sebagai rakyat, kita  doakan agar sesama saudara di dinasti Mus ini bisa akur kembali untuk bisa fokus memikirkan dan bekerja untuk rakyat Maluku utara !

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *