HEADLINE

“Boki” Nita Kembali Bawa Kolano Maduro Jaib Kolano Sultan H.Mudhafar Sjah.

Keraton Kesultanan Ternate Dikhawatirkan Bergolak.

PIKIRAN UMMAT.Com—Ternate||Kabar heboh kembali mengguncang Ternate-Maluku utara.Nita Budi Susanti, mantan istri mendiang Sultan Ternate Mudaffar Sjah, kembali lagi ke Ternate.

Pasalnya, Nita Budi Susanti kembali dengan mengusung misi khusus pasca meninggalkan Ternate dengan prahara setelah mangkatnya sang suami mendiang sultan Ternate almarhum H.Mudhafar Sjah.
Misi khusus yang bersinggungan langsung dengan tahta kesultanan ternate yang sudah di duduki Sultan Hidayatullah H.Mudhafar Sjah itu.

Nita datang memboyong Kolano Maduro alias putra mahkota produk jaib sultan almarhum H.Mudhafar Sjah yakni Ali Mohammad Tajul Mulk Putra Mudaffar Sjah bersama adiknya Gajah Mada Satria Nagara Putra Mudaffar Sjah untuk menggelar adat Sinonako bagi Kolano Maduro, ritual adat khusus untuk memperkenalkan Sultan Ternate.

Misi ini dinilai secara tidak langsung menohok tahta Sultan yang kini diduduki Hidayatullah Mudhafar Sjah itu.
“Sinunako Kolano Maduro itu artinya ritual adat memperkenalkan calon Sultan , tapi sultan Ternate kan sudah ada yakni Hidayatullah, jadi ini kesanya bakal berhadapan-hadapan dong”nilai pengamat masyarakat adat yang enggan disebutkan namanya ini.

Lihat saja pernyataan Nita Budi Susanti yang mengklaim bahwa statusnya pun masih sah sebagai Wali Kolano selama kedua anak kembarnya belum baligh. Nita berujar, sampai saat ini masyarakat adat masih berpegang teguh dengan jaib kolano atas status Kolano Madoru. Hak veto yang dianggap paling sakral itu yang juga menjadi alasan dia mau kembali ke Ternate bersama kedua putra kembarnya. Selain itu,

Namun sejauh ini, pihak keraton kesultanan ternate belum memberikan sikap terkait kedatangan Nita Budi Susanti dengan misi nya itu.

Diketahui Nita Budi Susanti Bersama dua putra kembar nya datang ke Ternate, sekira jam 7 pagi, dengan menggunakan pesawat Garuda, pada Ahad, 12 Maret 2023.

Kedatangan Nita dan dua putra mahkota kesultanan Ternate ini disambut antusias ribuan masyarakat adat bala kusu se kano-kano setibanya di bandara sultan Babullah ternate.

Nita dan dua kembarnya diarak dengan tandu seperti para Sultan dan permaisuri Sultan oleh masyarakat adat Ternate setiba di bandara Sultan Baabullah Ternate.

Berdasarkan roundown acara, dari Bandara Sultan Baabullah Ternate, Nita dan rombongan menuju Kelurahan Dufa Dufa, dilanjutkan ziarah ke makam mendiang sultan H.Mudhafar Sjah di pekuburan kesultanan Ternate di belakang Mesjid Sultan, Soa Sio Ternate kemudian kembali ke kelurahan Dufa-Dufa istirahat sekira sejam lebih lalu Selanjutnya, Nita dan rombongan,melanjutkan perjalanan menuju Pulau Hiri. Mereka akan bermalam di pulau tersebut. Kabarnya, acara sinunako berlangsung di Pulau Hiri.

Dua Putra Kembar Budi Nita Susanti Ali Muhammad Tajul Mulk Putra Mudhafar Sjah dan Gajah Mada Satria Putra Mudhafar Sjah

Kedatangan istimewa Nita Budi Sansanti bersama putra kembar yakni Kolano Maduro dan adiknya ini dikhawatirkan kembali mengundang polemik seputar tahta kesultanan ternate.

Pasalnya Kolano Maduro dan ritual Sinonako yang digelarnya untuk dua putra kembarnya itu secara sistem adat kesultanan Ternate langsung menohok tahta Sultan yang sekarang di duduki Sultan Hidayatullah Mudhafar Sjah.

Nita Budi bahkan dalam pernyataan pers nya seolah tidak menganggap keberadaan sultan Hidayatullah dan menempatkan dirinya sebagai wali Kolano yang mengisi kekosongan tahta kesultanan ternate karena Kolano Maduro Ali Muhammad Tajul Mulk Putra Mudhafar Sjah belum mencapai usia balig untuk naik tahta sultan ternate.

Padahal pihak yang pro Sultan Hidayatullah Mudhafar Sjah tidak mengakui dua putra kembar yang diklaim sebagai putra mahkota karena berdasarkan putusan pengadilan bukan keturunan biologis sultan Ternate sehingga status putra mahkota Kolano Maduro dua putra kembar Nita Budi Susanti ini dinilai tidak berlaku lagi alias bertentangan dengan adat dan hukum.

Muasal Kolano Maduro atau putra mahkota yang disematkan pada Ali Muhammad Tajul Mulk Putra Mudhafar Sjah Bermula kala itu ketika Sultan Ternate, Mudaffar Sjah mengeluarkan jaib sultan saat gelaran akikah dua putra gambar.Jaib dibacakan langsung mendiang Sultan H.Mudhafar Sjah itu menjadi pegangan bagi Nita Budi Susanti dan dipercaya sebagian masyarakat adat dan rakyat atau bala kusu se kano-kano.

Belakangan ketika Sultan H.Mudhafar Sjah mangkat pada 19 Februari 2015 silam, Jaib Sultan Kolano Maduro itu dipersoalkan keluarga Sultan hingga membuat kerajaan tertua dan bersejarah Kesultanan Ternate menjadi goyah.

Perebutan tahta sultan Ternate menggelinding sampai di kukuhnya Hidayatullah H.Mudhafar Sjah sebagai Sultan Ternate.Namun Polemik soal tahta kesultanan ternate terus menggelinding di dalam Kadaton Kesultanan Ternate hingga kini.

Kedatangan Nita Budi Susanti dengan misi Sinunako Kolano Maduro dikhawatirkan warga adat membuka kembali lembaran lama polemik tahta kesultanan Ternate.Sebab Jaib Kolano Maduro telah ditentang dan dianggap tidak sah pasca putusan pengadilan tinggi.Kondisi ini oleh warga adat bakal menyulut kembali bara sekam di Kesultanan Ternate kembali membara.
“Keadan Ne marai hal kodihi”guman salah satu warga memakai bahasa ternate yang kurang lebih artinya kondisi ini akan menyulut kembali pertikaian.

Kubu keluarga yang kontra Jaib Ali Muhammad Tajul Mulk sebagai Kolano Maduro meragukan, kalau putra kembar itu, adalah darah daging dari Sultan Mudaffar Sjah.

Perseteruan berlangsung ke pengadilan. Dan Pengadilan Tinggi Maluku Utara memutuskan, Nita Budi Susanti bersalah, karena memalsukan asal-usul anak kembarnya.

Hasil tes DNA juga menunjukkan, kedua anak kembar itu, bukanlah putra kandung Sultan Mudaffar Sjah.

Namun Nita Budi sebagaimana dalam konfrensi persnya seolah tak menganggap keputusan pengadilan tinggi tersebut dan lebih memilih hukum adat yang dipandangnya lebih afdol dalam menerjemahkan persoalan kesultanan.

“Mereka punya video misalnya penobatan, kalau akta kelahiran misalnya ditahan untuk menghilangkan haknya Kolano Madoru, itu kan hukum negara. Artinya kita tinggal print out dari internet kan bisa juga. Kamu tahan apanya, kita bisa ambil di internet. Artinya, maunya sudah selesai lah Kolano Madoru, padahal tidak seperti itu,” cetusnya.

Warga adat mengkhawatirkan kisruh kembali mewarnai keraton kesultanan Ternate seraya mendoakan agar keraton dalam kondisi baik-baik saja.
“Lahi doa se jou Allah taala hal afa Ma” yang artinya minta doa kepada Allah Mudah-mudahan tidak sampai terjadi masalah lagi”pinta warga adat of derecord ini (*)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *