Saya lebih cenderung pada akronim Hiri Moti dan Batang Dua dengan HIMO BA dari pada BAHIM.Lebih logis secara geografis dan kena dengan sensifitas budaya Ternate.Geografisnya, Hiri, Moti baru Batang Dua pas dengan gugus rentang kendali wilayah/pulau, memulai dari yang terdekat-Hiri-, tengah-Moti- lalu ujungnya atau terjauh-Batang Dua.Ini bukan klasifikasi mengutamakan yang terdekat kemudian yang jauh, tetapi lebih bacaan Geografisnya sehingga kena akronim dengan fakta geografisnya.
Sedangkan HIMO BA itu sebutan panggilan umum orang Ternate terhadap orang yang lebih senior atau dituakan, HIMO=Tete/Paitua dan BA adalah kependekan nama umumnya orang Ternate-Bader, Basir, Bahri dan nama lain yang umumnya diawali dengan BA.HIMO BA lebih kena dari sisi Geografis dan sosiologisnya, kira-kira demikian.Kalau BAHIM, rasanya terbatas pada panggilan sebaya atau seumur, tidak pada semua strata usia dan lebih menwakili sapaan proken, sebutan pada umumnya bahasa pergaulan anak muda yang sedikit menggambarkan kefatsunan.
Opini sederhana ini sejatinya merespons catata kritis BAHIM sekaligus memaknai komitmen kepemimpinan Walikota Tauhid Soleman terhadap issu pemerataan pembangunan Kota Ternate, setidaknya dalam dua tahun terakhir.
Rabu tanggal 8 Mei kemarin, Tauhid Soleman menggelar pelantikan ratusan pejabat pembantunya di Pulau Hiri, menyusul gelaran agenda yang sama yang di gelar Orang nomor satu di Pemkot Ternate ini di Batang Dua dan Moti.
Tauhid secara tegas memberikan pesan kepemimpinanya bahwa Hiri, Moti dan Batang Dua adalah bagian integral Kota Ternate yang sudah saatnya mendapat perhatian proporsional yang sama dengan lima kecamatan di Pulau Ternate.
Meskipun, Tauhid secara simbolis memulai pelantikan dari Batang Dua, namun pesan utuh sesungguhnya dari Walikota Ternate ini adalah Dari Ternate Ke Pulau Hiri, Moti dan Batang Dua, bukan lalu ke Batang dua tapi dan batang dua yang mengandung pengertian bahwa Hiri, Moti dan batang Dua sesungguhnya dalam satu komitmen yang sama dari Walikota Tauhid Soleman.
Tauhid tidak saja simbolik namun langsung menggugah hati dan rasa para pembantunya yang dilantik di Batang dua dan Hiri senantiasa mengenang tiga pulau ini dalam pengabdianya.Memimpin dengan hati mengartikan bahwa yang seharunya pemimpin lakukan bukan hanya soal memerintah. Sadarilah ini yang sering kita lakukan, memerintah bawahan melakukan ini dan itu seenaknya. Memimpin dengan hati bisa diwujudkan dengan mulai memberi contoh, bukan hanya teori semata.Pelantikan pejabat di Hiri dan Batang Dua memberikan pesan kuat akan memulai langkah kepemimpinan dengan hati secara nyata Tauhid Soleman terhadap warganya.
Pemerataan Pembangunan.
Issu pemerataan pembangunan di kota Ternate mendapat perhatian kritis dalam beberapa dasawarsa terakhir.Pematinya, soal kesenjangan pembangunan di pusat Kota Ternate dengan pembangunan di Pulau Hiri, Pulau Miti dan Pulau Batang Dua yang dinilai timpang.Distribusi pembangunan di tiga pulau ini dirasakan jauh dari rasa adil.Bayangkan saja, pada tiga pulau ini, akses terhadap pelayanan dasar, transporasi darat dan laut dan telkomonikasi baru di tiga tahun terakhir ini.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945, pemerataan pembangunan adalah proses pemerataan untuk mengatasi masalah kesenjangan sosial dan memastikan pertumbuhan ekonomi secara adil.Tujuan pemerataan pembangunan sampai ke daerah-daerah yang dilakukan pemerintah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan karena pembangunan (baik itu infrastruktur maupun SDM) merupakan komponen penting untuk meningkatkan pembangunan
Pemerataan pembanguan bertujuan agar pembangunan dan peningkatan ekonomi tidak hanya berpusat di kota, sedangkan daerah lainnya tertinggal. Pemerataan pembangunan mengembangkan infrastruktur pendidikan, sumber air, jalan, transportasi, pengelolaan sampah, telekomunikasi dan informatika, perumahan, kesehatan, ketenagalistrikan, dan infrastruktur lainnya dibangun secara merata di seluruh wilayah. Sehingga, semua warga negara dari berbagai lapisan masyarakat dan wilayah dapat merasakan hasil pembangunan yang sama tanpa perlu melakukan urbanisasi.
Tauhid Soleman dan Pemerataan Pembangunan di pulau Hiri, Moti dan batang Dua.
Pemerataan pembangunan di pulau Hiri, Moti dan batang Dua harus jujur kita akui belum mencapai puncaknya.Masih banyak kebijakan pembangunan yang harus ditempuh guna mewujudkan pemerataan pembangunan di ketiga pulau itu, utamnya pembangunan infrastruktur dasar pendidikan, kesehatan, infrastruktur darat dan laut dan telkomonikasi.
Namun perlu mendapat catatan penting adalah, Walikota Tauhid Soleman telah memulai komitmen baru dan langkah nyata untuk memulai pemerataan pembangunan di sana.Komitmen politik itu ditunjukan Tauhid melalui pelantikan pejabat di Hiri, Moti dan Batang Dua.Disebut sebagai komitmen baru yang menandai komitmen pemerataan pembangunan ke sana karena langkah yang baru di pemerintahan Kota Ternate disertai langkah kebijakan pembangunan di tiga pulau ini.
Memang, jika dilihat dalam perspektif sebuah komitmen, pembangunan di Hiri, moti dan batang Dua dalam dua tahun terakhir belum maksimal, namun harus dicatat bahwa ada tantangan serius yang menghadang distribusi kebijakan anggaran pembangunan ke sana.Sejak dilantik sebagai Walikota Ternate, Tauhid harus berjibaku dengan kebijakan revitaliasasi pelayanan kebutuhan dasar seperti air bersih dan persampahan yang akut.Seolah sudah jatuh ketimpa tangga, pada saat yang bersamaan, Tauhid juga berhadapan dengan penanganan pendemi covid 19 dimana dalam dua tahun, APBD Kota Ternate mengalami refucusing guna penanganan pendemi covid 19.
Namun komitmen ke Hiri, Moti dan Batang Dua telah dicanangkan, yang nampak dalam alam pikir Tauhid Soleman “sekali layar terkembang, pantang surut ke balakang”.
Lanjutkan !.