HEADLINE

Duss ! Teriakan Dua Periode Ditengah Aksi Demo Walikota Ternate.

Catatan Demokrasi.

 

Senin (29/5), APPM Togamaloka menyeruduk kantor Walikota Ternate ,menggelar aksi demonstrasi.Sudah tentu, aksi demo itu sikap oposan kepada sang Walikota Dr.M.Tauhid Soleman, M.Si.Orang nomor satu Kota ternate itu dituntut tanggun jawab moral dan adimistratif nya untuk mencopot pejabat pembantunya, kepala dinas perindustrian dan perdagangan pemkot Ternate yang dinilai rasis,.Pembantunya dinilai telah melenceng dari nilai-nilai konstitusional, humanisme  dan nilai kepemimpinan Walikota yang inklusif.

Sebagai bentuk sikap oposan, aksi demo dalam negara demokrasi sesungguhnya bentuk ekspresi ketidakpuasan atas pemerintahan yang dinilai tidak berpihak pada kepentingan rakyat.

Namanya aksi demonstrasi, sudah pasti tak ada apresiasi atau dukungan moral dan politik yang bersemi ditengah aksi demonstrasi.Yang ringan seperti tudingan, cacian dan hujatan sampai pada level tertinggi mengajukan sikap politik mosi tidak percaya dan mendesak pemerintahan harus mundur dengan sukarela sudah pasti terjadi.

Demonstrasi atau Unjuk Rasa merupakan sebuah gerakan protes yang dilakukan sekumpulan orang atau, kelompok atau mahasiswa di hadapan umum dengan tujuan menyatakan pendapat sebagai sebuah upaya menekan baik secara politik untuk kepentingan Kelompok maupun kepentingan masyarakat.
Sebagai bentuk dari penyampaian pendapat di muka umum, unjuk rasa atau demonstrasi merupakan hak legal warga negara yang dijamin negara.

Dr.M.Tauhid Soleman, M.Si., Walikota Ternate.

Hal yang tak biasanya bahkan bisa dibilang diametrikal antara sikap oposisi dan apresiasi dalam sebuah aksi demonstrasi.

Namun itu faktanya.Ditengah aksi yang sempat memanas itu, terdengar nyaring dukungan kepemimpinan Walikota Tauhid Soleman lanjut dua periode.

”Dua periode”itu bunyi teriakannya.Kontras dan diametrikal, dua hal yang bersemi dan berharap-hadapan secara kontradiktif di forum yang sama.Masa aksi terbelah dalam kepentingan kah ?Amatan saya tidak.Suara itu sesungguhnya mewakili hati mereka.

Musebabnya Tauhid Soleman dinilai responsif dengan cepat sesuai suasana kebatinan adik/adik progresif dari Tobelo, Galel, Loloda, Malifut dan Kao ini.

Batin mereka yang tercabik oleh ungkapan rasis terhadap orang tua mereka serentak terobati dengan sikap Tauhid Soleman.Tauhid mampu tampil solutif di momentum yang tepat untuk menengahi problem yang timbul di tengah masyarakat nya.

Sikap Tauhid lainya patut kita apresiasi.Demonstrasi bukan buruk tetapi itulah media rakyat untuk menyampaikan aspirasi dan uneg-unegnya.Terpenting Harapanya agar aksi demo berlangsung tertib.

Aksi demo memang menyungguhkan wajah ganda.Pertama,  sebagai gambaran ketidak beresan penyelenggaraan kekuasaan tetapi juga harus disadari bahwa aksi demonstrasi juga menunjukan geliat demokrasi sedang tumbuh.Sikap Walikota Tauhid Soleman adalah salah satunya bahwa aksi demonstrasi tidak beralamat buruk bahkan sebaliknya menunjukan relasi demokrasi rakyat dengan kekuasaan sedang bersemi dan bertumbuh.Apa yang seperti dikatakan Tauhid Soleman bahwa aksi demonstrasi sebagai ekspresi rakyat dan sarana aspirasi langsung rakyat kepada pemerintah, apalagi jika instrumen perwakilan rakyat sudah tak berfungsi secara efektif.

Tepat ketika saya menulis tajuk ini, Hari ini, Selasa (30/5/2023), aliansi masyarakat Maliaro menggelar aksi demonstrasi terkait penggusuran di kampung mereka.

Menyusul sebelumnya aksi kerap dilakukan didepan kantor Walikota Ternate Tauhid Soleman.Itu code, demokrasi sedang bertumbuh di ternate di era kepemimpinan Tauhid Soleman.

Wajar kalau teriakan dua periode bergema ditengah aksi.

Dalam demokrasi, memang ada  oposisi dan apresiasi.Elegan jika bisa beriringan yang menandai alasi mendapatkan solusi konstruktif.

Halaman Kantor Walikota Ternate, 30 Mei 2023.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *