HEADLINE

Muslim, Sang Inspiratif Anak Milenial.

Sarjana Akuntansi UMY Yojakarta Yang Memilih Jadi Pedagang Kue Pukis.

PIKIRAN UMMAT.Com—Ternate||Saban hari, disetiap waktu pagi dan sore hari, jalan di bilangan pertigaan Saragous, lingkungan Ngidi, Kelurahan Makassar Barat itu sejak bulan suci ramdhan sampai kini kian semarak saja.Suasana sibuk nampak tak sepi dari kendaraan baik roda 4 dan dua yang terparkir di dua spot yang berdampingan.

Satu spot  di Toko Samudra yang nampak jadi langganan belanja warga setempat dan warga di kelurahan tetangga karena menawarkan harga jual yang lebih miring dari swalayan yang menjamur di Kota Ternate, juga ada spot kecil tepatnya di sudut barat rumah H.Umar Waridin, mantan bintang lapangan keseblasan kebanggaan Ternate dan Maluku utara Persiter di era tahun 1970 an.

Suasana selalu saja ramai dari lalu lalang kendaraan yang bergantian hendak berbelanja jajanan kue pukis.
Spot yang menarik tertuju pada sebuah lapak kecil di sudut rumah bintang Persiter itu.Silih berganti utamanya kendaraan roda dua seolah bergantian datang dan pergi.Mereka parkir sebentar, menunggu belanjaan jajanan pagi dan sore kue pukis lalu pergi dan giliran sepeda motor yang lain singgah untuk tujuan yang sama.Warga sekitar juga tentu tak ketinggalan termasuk saya yang sudah rutin pagi sore sudah sejak bulan puasa sampai sekarang wajib ganjal perut dengan kue pukis.

Selain enak, tekstur nya yang lembut pas untuk mengganjal perut waktu pagi dan sore.

Tetapi bukan saja kue pukis yang bikin menarik, si pemilik sekaligus penjual kue pukis ini yang menarik dan inspiratif.

Namanya Muslim, Milenial berusia kurang lebih 25 tahun ini jadi menarik karena seolah menabrak pakem anak zaman now Maluku utara dari pilihan profesionalnya.

Lapak Jajanan Kue Pukis Milik Muslim di Bilangan Jalan Rambutan Ngidi Kota Ternate.

Muslim terbilang memilih jalan ekatrim dari umumnya anak zaman now Malut yang saban hari dan malam hanya kong kow depan handphon di Cafe-Cafe.Muslim pula bukan anak Jawa, Sumatra, Bugis-Makassar dan Gorontalo yang terkenal kreatif mencari uang loh tanpa terbesit rasa malu asal halal, tapi dia anak original Maluku utara.

Muslim adalah anak kampung dari Makian yang mengambil pilihan hidup tergolong ekstrim dari umumnya anak Malut yang sarjana yang pada umumnya mengantri sebagai honorer ASN atau karyawan perusahan.Dia memang tak biasa dan umumnya Milenial Maluku utara.

Muslim juga bukan asal Milenial loh, tetapi jebolan perguruan tinggi ternama di Yogyakarta.Dia lulusan Universitas Yogyakarta, jurusan nya juga mentereng yakni sarjana Akuntansi.Muslim adalah jebolan UMY 2011-2016.

Anak Desa dari Makian ini rupanya berpikir maju, ngapain sekolah sampai sarjana akuntansi tetapi balik jadi karyawan atau anak buah sih.Apa memang sarjana harus jadi pesuruh, apa tidak bisa menciptakan lapangan usaha paling tidak untuk diri sendiri guna bisa menghidupi keluarga ?
Milenial guanteng yang masih lajang ini, memilih profesi pedagang kue pukis tal lain karena prospektif dan untuk menyambung hidup.

Terbukti, daganganya cukup bergeliat secara profit orientid dan seperti hasil yang dia raup memang terhitung lumayan.

Sehari, omzet penjualannya mencapai Rp.800.000-Rp.1.000.000 dengan profit margin mencapai Rp.100.000-150.000 per hari nya.Itung-itung Rp.3.000.000-4.500.000 sudah masuk kantong buat ongkos kong kow ala Milenial pada malam mingguan bareng si dia lah,ujar dia diikuti tawa khasnya.

Sayangnya, Muslim tidak mendapat perhatian pemerintah lokal.”Belum pernah dibantu dan saya juga tidak pernah mengemis ke pemerintah, aku dia dengan optimis.

Milenial Inspiratif.

Pilihan muslim bisa menjadi inspirasi Milenial Maluku utara atau setidaknya Milenial Kota Ternate.
Muslim membuktikan, perputaran roda ekonomi pada sektor ekonomi Micro ini justru berputar kencang.Kehidupan warga kota ternate yang profesional Man memang membutuhkan sungguhan kebutuhan instans seperti jajanan kue pukis ini untuk mengganjal kebutuhan gudang tengah agar segera memulai aktivitas rutin mereka sebagai ASN, karyawan dan pebisnis.
Muslim secara langsung memberi Massage, Milenial Malut tak perlu risih yang tak perlu, karena menjadi pedagang apapun daganganya tetap saja lebih mulia dan hight level ketimbang menjadi karyawan bahkan sebagai pejabat ASN sekalipun, karena pedagang seperti Muslim yang belum memiliki karyawan, tidak dipimpin tetapi memimpin dirinya sendiri.

Muslim punya angan-angan, kelak harus lebih berkembang jika Allah berkenaan, harus naik kelas pengusaha Restoran.

Muslim ! Ana haqqulayakin bilang, Ente Milenial inspiratif.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *