oleh

Vidio Pendek yang Bikin Sedih itu : Kisah Inspiratif untuk Tak Mudah Lupa Diri [Part 49].

Vidio pendek itu di buka dengan deskripsi kisah menteri paling setia mendampingi Soeharto setelah di tinggalkan orang-orang kepercayaan sang presiden kala itu.Semua orang tahu bahwa pada sebuah periode,pernah terjadi krisis kepemimpinan di negara ini yang melahirkan Orde Reformasi,yakni di sekitar bulan Mei 1998.Rakyat menuntut presiden Soeharto harus mundur yang berdampak pada loyalitas anggota kabinetnya.Ketika memutuskan membentuk kabinet reformasi sebagai tanggapan atas semua tuntutan itu,ternyata ada 14 menterinya yang menyatakan tidak bersedia duduk di kabinet itu.Dan ketika pak Harto mendapatkan kabar itu pada 20 Mei,ia benar-benar terpukul dan merasa di tinggalkan.Padahal rencananya di 22 Mei,beliau akan melantik para menteri di kabinet reformasi itu setelah di umumkan sehari sebelumnya,21 Mei.

Baca Juga  ANIES Vs FUFUFAFA: CLASH OF INDONESIAN CIVILIZATION

Ketika tim dokter datang untuk memeriksa kesehatan pak Harto pada malam tanggal 20 Mei 1998 itu,sehari sebelum beliau mengumumkan pengunduran dirinya,mereka mendapati “hanya” satu menteri yang mendampingi pak Harto.Sosok itu adalah Saadillah Mursjid,menteri Sekretaris Negara kabinet pembangunan VII.Saadillah Mursjid bahkan berada di belakang pak Harto saat mendampinginya membacakan surat pengunduran diri pak Harto sebagai presiden.

Baca Juga  Pengawasan dan Tindakan Pemilu Menjelang Pilkada 2024 di Maluku Utara

Amien Rais sebagai tokoh reformasi,mengingatkan kembali pengalamannya tentang kesetiaan seorang Saadillah Mursjid mendampingi pak Harto,bahkan hingga beliau tak lagi menjabat sebagai presiden.Hal itu di ungkap Amien saat peringatan 20 tahun reformasi di kompleks parlemen senayan,Jakarta pada senin 21 Mei 2018.Meski dia merupakan bagian dari orde baru,pak Amien menghargai kesetiaan Saadillah yang mendampingi pak Harto hingga lengser.Kesetiaan Saadillah juga di hargai dan mendapat balasan yang baik dari pak Harto.Saat Saadillah meninggal dunia pada tanggal 28 Juli 2005,pak Harto turut serta dalam upacara pemakaman meski dirinya sedang sakit dan baru keluar dari rumah sakit.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *