oleh

“Menggugat” HE IS MY BROTHER : Habis Hoaks Terbitlah Klarifikasi [Part.61].

Bagi seorang penulis,terlebih yang menulis dengan gagasannya,mendapatkan pendapat atau gagasan banding sebagai umpan balik dari pembaca adalah hal yang di rinduinya untuk menguji kualitas gagasannya.Tetapi karena sangat jarang mendapatkan itu,kadang saya “meragukan” apa yang saya tulis,meski sedikit.

Seorang karib mengirim link berita di WAG FORDISTA Maluku Utara,berisi hasil penelusuran Kompas com. terkait kisah seorang anak Jepang yang menggendong adiknya yang telah meninggal,yang saya kutip dalam tulisan part 60 lalu.Hasil cek fakta ini,benar ada kisah itu tetapi tidak ada tentara yang memerintahkan membuang mayat adiknya yang di gendong itu.Saya menanggapi link yang di kirim karib,yang juga lama jadi jurnalis ini,bahwa saya hanya mengutip dan menyebut sumber beritanya dari WAG.Selebihnya,bukan urusan saya.Lagian,yang terpenting adalah benang merah pesannya,salah-benar soal nanti.Saya melanjutkan dengan canda bahwa di negara ini,menggugah dengan informasi yang benar saja tak lagi mempan,harus yang sedikit berbohong,di sertai emoji tertawa.Tak lupa janji bahwa ini jadi konten tulisan part berikutnya.

Baca Juga  Ditinggal Jokowi, PIK 2 Dihajar Massa

Karib lain,seorang sarjana IAIN di Ternate mengirim lewat massanger di akun facabook saya @Karivela_Anwar,potongan vidio pendek seorang imam masjid di Jailolo “maraju” [kesal].Tak jelas apa alasannya tetapi saya menduga mungkin terlalu tinggi ekspektasi yang di berikan warga padanya di tengah kondisi ekonominya yang juga masih jadi bebannya.Ini mungkin soal tugas nya yang banyak,tak sekedar mengimami jamaah.

Baca Juga  ANIES Vs FUFUFAFA: CLASH OF INDONESIAN CIVILIZATION

Karib ini juga mengirim pesan khutbah jum’at dari seorang dosen UIN Jakarta Syarif Hidayatullah berjudul Buat Para Perokok.Dominan isinya asumsi yang di bangun dengan data bahwa,jika 80 persen perokok di Indonesia adalah kaum muslim dan 4 hari saja mereka merokok maka telah berhasil ” membakar” 3.6 triliun uang.Bandingkan dengan total jumlah ZIS yang terkumpul dalam setahun di 2016 yang “hanya” 3.7 triliun.Mungkin pesan yang ingin di sampaikan bahwa ekonomi umat lebih potensial di bangun dengan cara berhenti merokok ketimbang berharap dari potensi ZIS saja.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *