PIKIRAN UMMAT.Com—Ternate||Nama pejabat Bupati Hal-Teng Dr.Ir.Ikram M.Sangadji, M.Si., tengah menuai atensi luas dalam wacana kepemimpinan daerah.Orang nomor satu Hal-Teng ini masuk pusaran fenomena kepemimpinan daerah di Halmahera tengah khususnya dan Maluku utara pada umumnya.
Lihat saja, dalam konteks Maluku utara, wakil Diputi di Kemenko Marvest ini di issukan sebagai calon kuat Pj.Gubernur Malut, demikian namanya populer dalam wacana publik sebagai calon Bupati Sula dan Walikota Kota Ternate.
Di Kabupaten Hal-Teng, Ikram M.Sangadji meraih simpati masyarakat Hal-Teng baru dalam beberapa bulan di tahun pertama sebagai Pj.Bupati Hal-Teng layaknya putra daerah.Padahal dia notabene bukan putra daerah asli setempat seperti yang kerap digaumkan para oposan nya guna mengeliminasinya dari panggung politik Hal-Teng.Putra purnawirawan Polri ini diimpikan melanjutkan kepemimpinan nya sebagai Bupati devinitif Hal-Teng 2024-2029.
Ikram M.Sangadji seolah menabrak tembok tebal spirit politik indentitas primordial yang mengental pasca pemberlakuan sistem otonomi daerah.Putra daerah yang selama ini menjadi trade mark nya kultur politik kekuasaan daerah digubah dengan merek baru politik cerdas oleh Ikram Sangadji.
Fakta itu terlihat dan terbaca lugas dari keinginan warga Fagogoru agar Ikran M.Sangadji tetap stay di kursi 01 di Bumi Fagogoru sebagai pemimpin tertinggi di Kabupaten Halmahera Tengah.Eksplisit, dia begitu dirindukan warga Hal-Teng dan olehnya enggan dilepas pisahkan dari Bumi Fagogoru.
Dalam diskursus dan wacana kepemimpinan diera sistim politik langsung, pemimpin yang dirindukan itu sangat diharapkan.Sebab includ dengan pemimpin yang mengabdi untuk kehidupan rakyat sehingga dicintai rakyatnya.Pada titik ini, Goals pemimpin dan kepemimpinan demokrasi langsung menemukan tempatnya.
Ikram Malan Sangadji itu kulturalnya anak siko Ternate berdarah Makayoa, Ternate, Sula, Buton Kolancucu loh, notabene bukan putra daerah asli Fagogoru terutama Weda dan Patani sehingga mengapa begitu dirindukan.
Kuat dugaan, Fenomena ini berbanding lurus dengan perkembangan masyarakat hal-teng yang kian cerdas dalam memahami politik kekuasaan daerah.Masyarakat Fagogoru telah cerdas bahwa urusan pemimpin dan kepemimpin adalah urusan logis yang terkait erat dengan kesejahteraan masyarakat bukan lagi urusan emosional.
Memang, Ikram Sangadji juga tak bisa dilepaskan dari soal esmosional Fagogoru.Sejarah perkembangan masyarakat Fagogoru tak bisa dilepas pisahkan dengan sejarah perkembangan orang Makian.Dalam sejarah tutur klasik, konon antara orang Fagogoru dengan orang Makian punya pertalian genologis.
Mungkin juga, darah Makian yang mengalir di nadi orang nomor satu di kabupaten Halmahera Tengah ini masih beririsan dengan darah orang Fagogoru itu mematik alam bawah sadar menuntun mereka pada rasa saling mencintai.
Lepas dari soal tali temali sejarah Fagogoru -Makian, mari kita telusuri lebih jauh mengapa Ikram Sangadji dirindukan di kepemimpinan yang belum setahun itu sampai tak sudi dilepas warga Hal-Teng.
Rupanya hal ini lebih dipicu oleh soal kepemimpinan.Baik warga dan komponen strategis di Kabupaten Hal-Teng, semuanya memberikan testimoni betapa kepemimpinan Pj.Bupati Hal-Teng ini memberikan sentuhan yang perubahan yang memanusiakan.
Warga Hal-Teng, birokrat di Pemda Hal-Teng, kalangan dunia usaha baik UMKM dan investor pertambangan, semua menaruh respek pada Ikram Sangadji sehingga enggan melepasnya dan menginginkan Ikram Sangadji tetap memimpin bumi Fagogoru.
Pj.Bupati ini dinilai sosok pemimpin sederhana yang peduli pada kehidupan rakyat dan mampu mensinergikan seluruh komponen dan potensi daerah yang kondusif bagi iklim usaha lokal dan investasi.
Pengusaha Mukchin Saleh BSA yang juga ketua BKM Mesjid Raya Almunawwar Kota Ternate memberikan pengakuan bahwa Ikram M.Sangadji adalah sosok pemimpin cerdas namun apa adanya dan bermental pelayan bukan burjois yang minta dilayani.
“Beliau tokoh, Uda cerdas dan apa adanya tidak pencitraan dan bermental pelayan bukan kaum borjois”nilai pengusaha yang akrab disapa Bib ini.
Kepemimpinan Ikram M.Sangaji sebagai Pj.Bupati Hal-Teng memang punya tuah ampuh mengurai sejumlah problem serius di Kabpaten Hal-Teng mulai dari mengurai kemiskinan 12% kemiskinan Hal-Teng yang bertengger sebagai runer up di Malut, urusan tata kelola dan harmonisasi di pemerintahan daerah, tata kelola keuangan daerah, sinergi dengan Forkopimda, kemitraan UMKM dengan entitas perusahan pertambangan serta yang sangat penting yakni kesederhanaan dan kepedulian nya pada masyarakat.
Klaim leadership ini ada buktinya.Terbukti dalam periode 8 bulan dia mampu menyeimbangkan APBD Induk Halmahera Tengah Tahun 2023 dari devisit 200 M dan luncuran mencapai 360 M., pada APBD Perubahan devisit menjadi Nol % bahkan mampu menyelesaikan hutang luncuran tersisa 40% lebih.
Ikram juga seolah menjawab tudingan, dia bukan pemimpin egois, tugasnya ke Fuzian China pada bulan Juni 2023, juga mengajak ketua DPRD, Sekda dan 2 pelaku usaha perikanan, mengirimkan 20 tenaga kesehatan ke China dan selalu mengajak OPD jika berdiskusi dengan pejabat di pusat.
Sejawat akademis dimana IMS juga pernah mengabdi di Unkhair selama 13 tahun lebih di Bidang Perikanan memberikan pengakuan.Mantan mahasiswa dan teman-teman dosen menyebutkan IMS sebagai seorang motivator yang tangguh dan tidak mengenal lelah. Dia menempatkan loyalitas kepada pekerjaannya dibanding kepentingan keluarga.
Orang nomor satu Hal-Teng ini juga dinilai sebagai sosok yang sederhana.Kesederhanaan Ikram terlihat nyata dari kesehariannya baik sebagai pejabat di pusat dan sekarang sebagai PJ. Bupati Halmahera Tengah.
”Pak Pj. Ikram ini sosok pemimpin yang sederhana”aku Ani yang ditemui media yang mengaku sebagai warga Hal-Teng itu.
Bagi yang kontra, bisa melakukan survey jika ingin mengetahui siapa IMS di mata Birokrasi, Guru, tenaga medis dan rakyat Halteng. Mereka bahkan tidak ingin ikram meninggalkan Halteng. “torang su nyaman, dia bae skali, biar su lala me dia tetap dengar tong pe keluhan. Dia jaga maso tong pe rumah sampe di dapur, bupati IMS kalo pi tahlil pake sandal swalo, makan bagabung deng torang. Dia tara mau dilayani deng tara gili makanan. Orang maninggal dia pi antar sampe di kubur, dia datang melayat sampe tidore. Tong pe lampu su tara mati setelah IMS jadi Bupati, moga tong pe aer bersih capat jadi” itu testimoni warga Hal-Teng yang enggan ditulis namanya.
Secara sosial dan psikologis, komitmen pemimpin adalah roh kepercayaan rakyat sehingga memunculkan solidaritas sosial.(***)