PAKAR POLITIK : ANIES—CAK IMIN WAJAR SAJA DI DUNIA POLITIK YANG DINAMIS
Anies -Cak Imin model politik sosio-kultur Nahdiyin -Jawa dengan kaum terpelajar kota yang menggambarkan irisan figur menengah arus perkotaan.
PIKIRAN UMMAT.Com—Ternate||Sikap Anies dan Surya Paloh, Ketum Nasdem memilih Muhaimin Iskandar, Ketua Umum DPP PKB, bukan AHY Ketum DPP Demokrat yang selama ini diprediksikan telah menuai respons beragam.
Partai Demokrat nampak bereaksi keras terhadap sikap Anies Baswedan yang dinilai melangkahi kesepakatan koalisi KPP.Namun PKS, sejawat koalisi KPP menerima karena konsisten pada keputusan rapat majelis Syuro ke VIII yang mencalonkan Anies Baswedan sebagai calon Presiden di Pilpres 2024.
Kalangan Pakar politik menilai sebagai dinamika politik yang wajar dan biasa saja dalam dunia politik yang penuh dinamis sehingga tak perlu direspon berlebihan.
“Namun bisa dipahami sebenarnya politik itu selalu cair, sebagai contoh kandidat capres Anies Baswedan sah-sah saja memilih pasangan calon dengan berbagai pertimbangan”tukas Dekan FISIP UMMU Ternate-Maluku utara ini.
“Salah satu fungsi partai politik adalah rekrutmen elite dan negosiasi, setelah negosiasi melahirkan kesepakatan membangun koalisi”sambung dia.
“Awalnya ada kesepakatan awal antara Demokrat PKS dan Nasdem dalam rencana koalisi perubahan. Namun setelah itu, Nasdem lebih memilih Cak Imin dipasangkan dengan Anies”simpul nya.
Penulis beberapa buku tentang politik dan pemilu ini menilai, pilihan kepada Muhaimin Iskandar tentu telah berdasarkan pertimbangan yang matang dari berbagai aspek karena akan berdanpak pada peta persaingan politik Pilpres.
“Saya menganalisis bahwa pilihan ini bisa saja dilatarbelakangi dengan kapasitas kepemimpinan politik Muhaimin di PKB ketimbang memilih AHY.Tentu saja pilihan ini sangat berdampak pada peta politik pilpres 2024”nilai nya.
Menurutnya, terlepas dari berbagai asumsi dan kritik serta ketidak puasan, pilihan Anies menggandeng sapaan karib Cak Imin itu sangat strategis sebagai model politik sosio-kultur Nahdiyin -Jawa dengan kaum terpelajar kota yang menggambarkan irisan figur menengah arus perkotaan.
“dengan mempertimbangkan irisan sosio-kultural ini sebenarnya model koalisi Nahdiyin Jawa dengan kaum modernis terpelajar perkotaan, atau bahkan keduanya merupakan figur politik arus menengah perkotaan”jelas nya.
Lebih jauh dia memaparkan, “Pemilih terbesar hanya ada di 3 provinsi dengan DPT terbesar di Jawa barat, kemudian disusul Jawa Timur basis kekuatan PKB, dan di Jawa Tengah Basis kekuatan PDI-P, sedangkan DKI Jakrta dari sisi figur politik sudah sangat jelas Anies pernah menang dalam pertarungan pilkada DKI Jakarta tahun 2017”urai dia.
Sementara kata Aji, “Di Pulau Sumatra arus dukungan juga menguat jika kedua pasangan ini benar-benar dapat diwujudkan dalam koalisi ini”sambung nya.
Namun demikian, Dekan FISIPOL UMMU ini masih melihat sejauh mana sikap partai Demokrat.Idealnya, dia menyarankan partai Demokrat tetap di koalisi KPP untuk mengawal issu perubahan yang mereka lahirkan dan telah mendapat respons luas masyarakat Indonesia.
“Sejauh ini kita masih menunggu kejutan politik cair lainnya apakah Demokrat akan keluar dari kesepakatan awal atau bertahan memberi dukungan pada pencapresan Anies”
“Idealnya Demokrat tetap bersama dalam gerbong yg pernah mengusung perubahan ini.namun semuanya dikembalikan pada pimpinan partai Demokrat” saran nya.
Mantan komisioner KPU Maluku utara ini menyimpulkan, menyeberang nya Muhaimin Iskandar ke KKP telah membuahkan perubahan fundamental dan potensial mematik kejutan baru dari parpol-parpol lain untuk merapat ke Anies-Cak Imin.
“Menyebrangnya Muhaimin ketua PKB ke koalisi Nasdem telah menghasilkan perubahan fundamental.
“publik saat ini masih menunggu sikap resmi partai-partai politik pasca Kesepakatan awal Anies-Muhaimin.saya menilai bandul politik yang bergerak saat ini masih cair, masih mencari bentuk kecocokan dan kesepakatan.”
“partai partai belum mengambil sikap resmi, dan ini bisa memunculkan kejutan baru apakah kesepakatan Anies-Muhaimin ini akan menambah dukungan parpol lainnya”pungkasnya.(***)