HEADLINEPOLITIK

Marak Politisasi Donasi Mesjid Dan Sembako Politik, MUI Diminta Keluarkan Fatwa.

Soal Larangan Politisasi Sumbangan Kontestan Pilpres, Pemilu dan Pilkada.

PIKIRAN UMMAT.Com—Ternate||Majelis Ulama Indonesia (MUI) diminta mengeluarkan sikap terkait maraknya politisasi rumah ibadah dan sembako politik jelang kontestasi pemilu dan Pilkada serentak.

Di provinsi Maluku utara, praktek berkedok donasi rumah ibadah dan sembako politik ini ditenggarai marak terjadi.

MUI diminta mengeluarkan fatwa haram agar umat tidak terlanjur  terpapar praktek yang dinilai menyimpang dari nilai agama dan demokrasi itu.Sebab sumbangan pembangunan rumah ibadah mesjid dan sembako politik yang menyasar umat kentara dicurigai untuk kepentingan politik meraih dukungan umat.

”MUI harus bersikap melindungi umat dari politisasi agama”tegas sumber of derecord media ini.

Sayangnya dia tidak menyebutkan siapa saja politisi kontestan pemilu dan Pilkada yang melakukan praktek donasi rumah ibadah dan sembako politik itu.

”saya tidak perlu menyebutkan tetapi umat pasti sudah taulah siapa orangnya”ujar dia.

Menurut nya, politisasi agama melalui sumbangan rumah ibadah telah mengkhawatirkan.Suara umat yang merdeka guna membangun pemerintahan yang berintegritas menjadi terancam.

”Yang dibutuhkan bagaimana umat berpikir rasional dan merdeka tanpa dibunuh moralnya melalui sumbangan pembangunan mesjid”

”Kenapa nanti ada kepentingan hajatan politik baru menyumbang, apa kepentingannya”ketus tokoh agama ini.

Dia menilai jika sumbangan ke mesjid dan donasi sembako politik hanya kedok untuk meraup suara umat maka itu masuk kategori suap.Praktek suap dalam Islam tegas dia diharamkan.

”Kalau sumbangan hanya kedok untuk meraih suara umat maka itu masuk kategori suap dan suap itu haram”tandasnya.

Ustadz Ramli meminta agar seluruh kontestan pemilu, Pilpres dan Pilkada menggunakan pendekatan yang elegan dan bermartabat.Para kontestan sebaiknya mengedepankan politik gagasan ketimbang diduga menipu umat dengan berbagai kedok hanya untuk meraih suara umat.Ironisnya ketika berhasil meraih kekuasaan justru umat yang ditindas dengan kebijakan politik.

Umat diminta menyadari praktek-praktek berkedok sumbangan rumah ibadah ini dengan menolak setiap sumbangan rumah ibadah karena tandas dia sesungguhnya hanya suara mereka yang dibutuhkan untuk meraih kekuasaan dengan segala kemewahan yang menjanjikan.

“Bagus dan eloknya para kontestan mengedepankan politik gagasan apa yang akan dibangun, bukan politik donasi seolah-olah baik tetapi sesungguhnya menipu umat untuk meraih suara semata”tukasnya.

”Umat sudah waktunya cerdas dengan berani mengatakan tolak pada sumbangan mesjid dan rumah ibadah sebagai kedok politik.jangan terus ditipu dengan sumbangan-sumbangan hanya untuk meraup suara umat”pungkasnya.(***)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *