Laporan : Id RN/Kpl.Biro Jakarta.
PIKIRAN UMMAT.Com—Jakarta||Direktur Eksekutiv Indonesia Nickel Watch atau INw, Yusman Arifin menantang penyidik KPK masuk lebih jauh pada isyu korupsi korporasi di Maluku utara.Dia mensinyalir, dugaan korupsi korporasi sangat kuat seiring penangkapan Direktur eksternal HARITA Stevi dan terakhir pemeriksaan Muhaimin Syarif, ketua Gerindra Malut.
Menurut Yusman, korupsi korporasi sangat penting ditelusuri KPK sehingga praktek korporasi pertambangan bersih dari potensi korupsi dan berdayaguna signifikan bagi kemajuan pembangunan Maluku utara.
”INw menantang KPK, berani gak masuk ke ruang korupsi korporasi”tantang dia.
”Kasus pertambangan di Malut itu sangat unik ya, banyak ijin tambang dan masifnya hilirisasi tambang nikel tetapi hasilnya untuk pembangunan Malut minim.ada apa”tukas dia.
Berdasarkan data, Provinsi Maluku utara merupakan 2 daerah penghasil tambang nikel di Indonesia.Data menunjukan, total 109 IUP yang sebagaian besar adalah IUP nikel berada di Maluku utara.
Yusman menyarankan, pemeriksaan Stevi dan Muhaimin Syarif bisa menjadi triger bagi KPK untuk masuk pada wilayah korupsi korporasi pertambangan.
”Jadi jangan hanya sekedar mendukung proses hukum Gubernur Malut non aktiv semata tetapi bisa dikembangkan lebih jauh dan luas dalam penegakan hukum korupsi korporasi pertambangan”pungkasnya.
Lebih jauh Yusman menjelaskan bahwa pada hakekat nya seperti yang dikatakan Lord Acton bahwa Korupsi dan kekuasaan, ibarat dua sisi dari satu mata uang. Korupsi selalu mengiringi perjalanan kekuasaan dan sebaliknya kekuasaan merupakan “pintu masuk” bagi tindak korupsi.(***)