Dijegal ! Kata yang selalu diasosiakan kepada Anies Baswedan. Sepanjang menjabat sebagai Gubernur DKI, Anies selalu mendapat gangguan. Tujuannya? Agar terbentuk persepsi publik bahwa Anies gagal mengelola Jakarta. Dengan begitu, elektabilitas Anies akan buruk dan partai tidak tertarik mengusungnya. Untuk tujuan ini, dikerahkanlah buzzer secara massif. Diduga ada operasi inteligen yang juga ikut bekerja. Indikatornya? Nama Anies begitu buruk di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Padahal, Anies Gubernur DKI. Bukan Gubernur Jatim atau Jateng. Dan nama Anies seketika bersih setelah Muhaimin menjadi cawapresnya.
Inilah langkah pertama untuk menjegal Anies dengan cara menciptakan persepsi negatif di mata publik. Seperti: gubernur gagal, hanya bisa bicara tapi gak bisa kerja, Jakarta amburadul, kadrun, didukung Islam Garis Ekstrem, berpotensi menciptakan konflik masa depan, anti pancasila, dll. Ini semua tujuannya untuk men-down grade elektabilitas Anies dengan harapan tidak ada partai yang tertarik mengusungnya.
Kedua, Anies dijegal melalui partai pengusung. Lihat nasib Nasdem. Berbagai lobi kepada ketum Nasdem gagal, dua menterinya dipidanakan. Sementara sejumlah menteri lain sekaligus ketum partai yang diduga kuat terlibat kasus korupsi tetap aman dalam sandera politik. Ini bukan rahasia umum lagi.
PKS yang juga pengusung Anies mengaku mendapat tawaran amat menggiurkan untuk tidak mengusung Anies.
Komentar