OPINI

Jenderal LSP di Tengah Badai.

CATATAN REFLEKSI REDAKSI.

Usman Sergi/Pendiri, Penanggung jawab Pikiran Ummat.Com.

Pikiran Ummat—Nasional||Kapolri Jend.Pol. Listyo Sigit Prabowo baru saja memasuki 1 tahun kepemimpinanya di institusi kepolisian Republik Indonesia.
Jujur harus diakui, tidak sedikit prestasi yang dicapai Jenderal empat bintang ini.Pembenahan internal Polri yang presisi (Presisi yang merupakan singkatan dari prediktif, responsibilitas, transparasi, dan berkeadilan membuat pelayanan dari kepolisian lebih terintegrasi, modern, mudah, dan cepat),persembahan pelayanan publik yang prima dan menyungguhkan institusi Polri yang netral sesuai amanat konstitusi bahwa Polri adalah alat negara berfungsi penegakan hukum dan keamanan negara.
Kesan kuat yang bisa ditangkap dari standing positioning Jenderal Listyo “Hukum Yes Politik Not” dan negara pun “adem”.
Bagaimana aksi Jenderal LSP menjawab lugas keraguan dan keresahan penegakan hukum yang adil antara cebong dan kampret yang menggoyahkan stabilitas kehidupan berbangsa dan bernegara itu.
Penista agama baik kadrun dan cebong dia tangkap dan terakhir Ferdinand Hutahehan dan Edy Mulyadi sia jebloskan ke jeruji besi Mabes Polri.
Seketika negeri di alam nyata dan di dunia maya pun adem dari hujatan soal ketidakadilan.

Jend.Pol.Listyo Sigit Prabowo.
Badai Itu Tetap Ada.
Waktu setahun untuk harapan yang tuntas tentu sebuah kedaliman juga bagi Kapolri.
Permasalahan lama juga bukan gampang untuk segera di tuntaskan dalam setahun plus dinamika sosial -politik yang sarat kepentingan itu berkembang sangat cepat dan ikut melahirkan melahirkan permasalahan baru yang tak kalah berat nya.
Kasus IBHRS, Kasus Deni Siregar, Abu Janda, Ade Armando adalah kasus lama yang memang belum tertangani tuntas hingga saat ini.Ditengah itu riak keadilan terus bergema.Belum juga selesai, muncul lagi kasus berbau rasis Legislator PDI P Arteria Dahlan dan terakhir yang lagi hot yakni kasus “Jin Buang Anak di Kalimantan Timur“ Edy Mulyadi.
Kasus-kasus ini nampak sepele karena delik kasus-kasus ini terang benderang.Oleh para pengamat, Polri tinggal menangkap karena jejak delik pidana yang sangat terang.Ada laporan, ada bukti permulaan yang cukup juga besar nya tekanan publik.
Tapi mengapa Kapolri tak kunjung mengeksekusinya ?
Pertanyaan yang mudah tapi nampak tak mudah menjawabnya.
Kasus-kasus ini nampak berpinak, selain karena ekses molornya penyelesaian hukum juga nampak bertemali dengan banyak hal.
Nampak samar-samar ada “misi khusus” dalam lakon mision imposible.
Mengurainya memang butuh keberanian tetapi juga penuh kebijaksanaan.Yakinlah masa depan keadilan itu masih ada entah besok atau tiga tahun lagi.
Jenderal Listyo Sigit Prabowo seolah terus diuji nyali nya sebagai Kapolri yang netral berdiri diatas kepentingan negara.
Kesimpulannya Berikan waktu yang dan kesempatan yang luas kepada Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk bekerja.
Badai itu besar tetapi kapal sedang dikemudikan pelaut ulung.
Kami yakin Dia Bisa !(***)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *