Oleh : M.Guntur Alting
___
Udara dingin menusuk sampai ke tulang, tiupan anginmerontokkan daun-daun kering yang berjatuhan di musim DINGIN. Jalanan di lintasan “tramp/kereta” yang tak jauh dari hotel Erboy tempat kami menginap mulai ramai.
Pagi itu, Jumat 10 Januari 2024, agenda kami adalah jelajahiselat Bosporus dan menyusuri kota Istambul. Maka tepat Pukul 10.00 waktu setempat, kami telah berada di lobi hotel.Asma demikian nama “sang guide” telah menunggu. Ia adalah seorang mahasiswa jurusan kelautan asal Indonesia, yang menjalani studi S-2 atas beasiswa dari pemerintah turkey.
Ada yang menarik dari penjelasan Sang Pemandu (Asma) “Ada beberapa kota besar di dunia ini yang dibelah oleh sungai”. Ia pun melanjutkan penjelasannya, misalnya kata Asma “Amserdam (Belanda)–dibelah oleh sungai Amstel.Berlin (Jerman)–dibelah oleh sungai Spree. Budapest (Hongaria) dibelah oleh sungai Danaui. London (Inggris)–dibelah oleh sungai Thames. Paris (Prancis)-dibelah oleh sungai Seine”.
Yang istimewa dari Bosporus katanya, “Istambul memiliki selat yang memisahkan/membelah 2 benua, Eropa dan Asia.Dan terbentang sepanjang 30 km”. Selat ini dianggap sebagai selat terindah di dunia. Karena itu bagi penulis, siapa saja yang sesingkat apapun berkunjung di kota bekas Konstantinopel ini, TIDAK LENGKAP rasanya jika tidak menikmati Bosporus.
Cara terbaik untuk dapat menikmati keindahan kota Istambul adalah dengan berlayar membelah SELAT BOSPORUS..Selain menggunakan “cruise sewaan’ tersedia juga kapal feri untuk wisatawan umum yang tiketnya relatif murah.
Pagi itu, setelah medapatkan tiket, kapal feri pun membawa kami menyusuri Bosporus. Pertama-tama menyusuri Bosporus sisi Eropa. Setiap melewati tempat-tempat penting, feri itumemperlambat lajunya, dan memberi kesempatan kepada wisatawan yang ingin mengambil gambar.
Selesai menyusuri Bosporus sisi Eropa, kapal feri punberputar haluan, kemudian menyusuri Bosporus sisi Asia, hingga kemudian kembali ke dermaga asal untuk menurunkan penumpang.
–000—
Menyusuri selat Bosporus dengan kapal feri, memberi kesempatan untuk kami melihat dan menikmati bangunan khas Turki dari dekat. Mulai hotel, perumahan, masjid dan deretan bangunan lainnya.
Yang paling monumental terkait selat Bosporus ini adalah peritiswa bersejarah 7 abad silam. Selat yang kini tampak tenang, dulunya di hantam oleh “gelombang berdarah”. Pasukan turki Usmani berjuang sepenuh hati dan tenaga untuk menaklukan “Konstantinopel”, tapi berakhir dengan gegagalan.
Selain itu, kami juga melintasi “Museum Mevlana”, yangmerupakan tempat seorang pujangga dan tokoh sufi Maulana Jalaluddin Rumi. Nama Rumi tak hanya tersohor di Turki, tapi juga di dunia, termasuk di Indonesia. Saya sempat menikmati sebuah musik meditasi sufi di atas kapal feri yang semakin memantik imajinasi saya tentang RUMI.
Selat yang memiliki panjang mencapai 31 kilometer ini menghubungkan laut Hitam dengan laut Marmara. Sehingga menjadi tempat strategis di jalur pelayaran dunia. Berdasarkan penjelasan dari sang pemandu, ada 6 enam fakta menarik dari selat Bosporus ini :
Pertama, Bosporus menjadi salah satu rute perdagangan tersibuk di dunia. Peningkatan pelayaran yang melewati Selat Bosporus menjadikannya salah satu jalur tersibuk di dunia. Bahkan per-tahunnya bisa mencapai 48.000 kapal yang melintas. Itu bisa 3 hingga 4 kali lebih padat dari Terusan Suez dan Panama.
Peningkatan ini terjadi sejak penandatanganan Montreux Convention tahun 1936 yang membuat kapal dagang bisa dengan bebas melewatinya, namun kapal perang tidak boleh melintas.
Tapi, semenjak tahun 2002 intensitas kapal yang melintas agak menurun. Sebab diadakannya “larangan” pelayaran malam hari pada kapal berukuran lebih dari 200 meter.
Kedua, Sulit dilewati kapal besar karena sangat sempit. Selat Bosporus merupakan jalur laut yang sangat sulit untuk dilewati. Sebab lebarnya yang cukup sempit di beberapa titik. Bahkan ada yang hanya memiliki lebar 800 meter. Hal ini pun menjadi tantangan bagi setiap kapal yang melintas.
Selain itu, arus yang cukup kencang juga menambah kesulitan melewati selat ini. Arus yang mengalir dari utara ke selatan ini sering menimbulkan pusaran air. Ditambah lagi angin kencang yang membuat kapal lebih sulit untuk melaju.
Ketiga, Bosporus menjadi titik penting bagi perdagangan minyak dunia. Selat Bosporus merupakan salah satu rute terpenting bagi perdagangan minyak dunia. Terlebih bagi negara di sekitar Laut Kaspia seperti Russia ke beberapa negara di seluruh dunia. Mengingat Russia merupakan penyumbang 38 persen minyak dunia.
Tak hanya Russia, negara produsen minyak lain seperti Kazakhstan dan Azerbaijan juga merasakan manfaat dari selat Bosporus. Alhasil 3 juta barel minyak melewati selat ini setiap harinya. Yang merupakan 3 persen dari total pasokan minyak dunia.
Keempat. Spot yang cocok bagi nelayan. Karena mengubungkan dua laut, yakni Laut Hitam dan Laut Marmara. Tentunya banyak sekali ikan yang berkumpul di sana. Perbedaan arus dan temperatur membuat ikan-ikan tersebut tertarik menuju Selat Bosporus. Hal itu tentunya menguntungkan bagi para nelayan di sana.
Jenis ikan pun berbeda-beda tergantung musimnya. Hal ini karena mereka bergantian bermigrasi dari laut hitam ke laut marmara. Tentunya kalian juga bisa menikmati beragam sajian ikan khas Turki di sana.
Kelima, Bosporus memiliki jembatan yang indah. Tak hanya soal perdagangan saja, Selat Bosporus juga mempunyai jembatan indah yang siap memanjakan mata para wisatawan. Pada selat ini terdapat tiga jembatan utama, yang pertama adalah Jembatan Bosporus sepanjang 1.074 meter.
Kemudian ada jembatan Fatih Sultan Mehmet dengan panjang mencapai 1.090 meter. Terakhir ada jembatan yang membentang pada jalur masuk Laut Hitam, yakni jembatan Yavuz Sultan Serim sepanjang 1.408 meter. Dengan adanya jembatan tersebut akan semakin memudahkan mobilitas masyarakat setempat.
Keenam, Ada juga tunnel yang menghubungkan Asia dan Eropa. Selain jembatan Turki juga membangun dua tunnel untuk menghubungkan wilayah Asia dan Eropa. Yang pertama adalah Marmaray, tunnel khusus commuter line ini dibangun sepanjang 76,6 kilometer yang menghubungkan Uskundar dan Yenikapi.
Tunnel kedua dibuat bagi mobil dan minibus bernama Eurasia. Membentang dari Kazlicesme dan Goztepe. Tentunya tunnel ini juga semakin mempermudah warga Turki dan wisatawan untuk merasakan berada diantara dua benua yang berbeda.
Selat Bosporus memang merupakan salah satu jalur perdagangan penting di dunia. Namun, selain itu juga terdapat alam serta infrastruktur menawan yang siap memikat para turis yang datang.
Selat Bosporus, sebuah jalur air yang memisahkan benua Eropa dan Asia, telah menjadi simbol keindahan alam dan hubungan antar-benua selama berabad-abad.
–000—
Dari fakta tersebut, maka ada beberapa hal yang menjadi catatan refleksi dari penulis. (1). Panorama yang Indah. Selat Bosporus menawarkan panorama alam yang menakjubkan, dengan pemandangan yang memukau sepanjang jalur airnya. Pegunungan yang menjulang tinggi di kedua sisinya memberikan latar belakang dramatis untuk air biru yang mengalir dengan gemulai.
Terutama saat matahari terbenam, selat ini berubah menjadi lukisan hidup dengan warna-warna yang mencolok. Pemandangan istana megah dan bangunan bersejarah menambah pesona selat ini.
Keindahan alam Selat Bosporus tidak hanya menarik bagi wisatawan lokal, tetapi juga menjadi daya tarik utama bagi wisatawan internasional seperti halnya wisatawan Indonesia dengan program paket tour yang ingin merasakan pesona kawasan perbatasan dua benua.
(2).Peran Historis Selat Bosporus. Selat Bosporus memiliki peran sejarah yang sangat penting dalam perkembangan kawasan ini. Sejak zaman kuno, selat ini menjadi jalur perdagangan utama yang menghubungkan Eropa dan Asia. Pada masa Kekaisaran Romawi dan Bizantium, Selat Bosporus menjadi jalan utama bagi kapal-kapal dagang dan armada perang.
Penaklukan Sultan Mehmed II pada tahun 1453 membawa Selat Bosporus ke dalam lingkup Kesultanan Utsmaniyah. Sejak itu, selat ini menjadi jalur strategis yang melibatkan banyak peristiwa sejarah penting, termasuk Perang Dunia I.
(3) Dampak Sosial Ekonomi Selat Bosporus. Selat Bosporus bukan hanya jalur air yang memisahkan benua Eropa dan Asia, tetapi juga merupakan jalur transportasi yang vital bagi ekonomi Turki. Setiap hari, ratusan kapal kargo melintasi selat ini membawa barang-barang dari dan ke berbagai destinasi di dunia.
Keberlanjutan ekonomi Turki secara langsung terkait dengan kelancaran lalu lintas di Selat Bosporus. Namun, pengelolaan yang bijak dibutuhkan untuk melindungi lingkungan sekitar dan mencegah dampak negatif terhadap keberlanjutan alam.
(4) Tantangan Lingkungan dan Keberlanjutan. Peningkatan lalu lintas kapal di Selat Bosporus tidak hanya memberikan dampak ekonomi positif tetapi juga menimbulkan tantangan lingkungan.
Polusi air, risiko kecelakaan kapal, dan dampak suara yang tinggi adalah beberapa isu lingkungan yang perlu diatasi. Pemerintah Turki bekerja keras untuk mengelola dampak lingkungan ini dengan memperketat regulasi dan meningkatkan infrastruktur.
***
Dengan demikian, selat Bosporus, dengan keindahan alamnya, peran historisnya, dan dampak sosial ekonominya, menjadi salah satu situs yang paling menarik di dunia.
Dengan menjaga keseimbangan antara pengembangan ekonomi dan pelestarian lingkungan, Turki dapat terus memanfaatkan kekayaan alam dan sejarah yang dimiliki oleh Selat Bosporus. Sebagai jembatan antara dua benua, Selat Bosporus tetap menjadi SAKSI BISU perjalanan sejarah dan kisah hubungan antar-manusia yang terus berkembang.
Jelajah selat Bosporus selama 1 jam 30 menit itu akhirnya berakhir, dan kapal feri pun “bersandar” kembali di pelabuhan tepat jam 13.20. Penulusuran Bosporus itu berakhir dengan menyantap “ikan bakar” di Restoran tepian Bosporus. ***
———-
Bursa (turki), Hotel Be-lovt, Minggu, 12 Januari 2024
Pukul : 04,20, waktu Bursa.
Komentar