oleh

KH.Ghani Kasuba, Lc, Pemimpin, Guru, Orang Tua dan Sahabat

-OPINI-148 Dilihat

Dalam Alquran, kematian disebut dengan beberapa terma, antara lain, al-maut, al-wafah, al-ajal, dan al-ruju` yang secara harfiah berarti ‘kembali. ‘ Bila menunjuk kata yang terakhir, al-ruju`, kematian bisa dipahami sebagai proses perjalanan pulang menuju negeri akhirat, kampung halaman kita yang sebenarnya”.

Innalillahi Wainnailaihi Rodjiun, untain kalimat itu sontak memenuhi laman medsos dan media maenstream ketika tersiar kabar telah berpulang kerahmatullah KH.Ghani Kasuba, Lc, mantan Gubernur Maluku Utara, ulama besar, umara, pendakwah, singa podium dan muslim negarawan.

Banyak perspektif tentang kematian namun saya lebih memilih kematian dalam perspektif Islam seperti kutipan awal diatas bahwa sejatinya wafatnya sosok yang karib saya sapa Ustadz itu sejatinya ia tengah melaui proses tahapan kembali ke menghadap Allah Azzawazallah.Demikian ucapan Innalillahi wainnailahi rodjiun yang kita ucapkan mengiringi kepergian abadinya itu mengandung makna leterlite bahwa semua yang berasal dari Allah akan kembali ke Allah.Qullunafsin jaikutulmaut, semua yang hidup pasti akan menjalani kematian.

Baca Juga  Kewajiban Konsitusional Seorang Presiden

***

Kepulangan abadi Ustadz Ghani Kasuba ditangisi seisi Malut, bahkan alam pun seolah syahdu melepas kepergian abdi tokoh besar Malut ini.Jejak kehidupan Ustadz Ghani Kasuba menorehkan sejarah besar dimata khakayak nasional, internasional dan rakyat Maluku Utara sebagai sosok pendidik, pendakwah, ulama, pemimpin umat dan pemimpin pemerintahan.

Para tokoh nasional mengenalnya sebagai sosok Kiyai dan ulama besar dari Maluku Utara, Saudi Arabia mengenalnya sebagai pendakwah dan rakyat Maluku Utara mengenalnya sebagai Ustadz, Kiyai, ulama dan mantan Gubernur Maluku Utara.

Baca Juga  Pelemahan Jokowi Sedang Berjalan

Merunut perjalanan hidupnya, Ustadz Ghani Kasuba melakoni penuh ketekunan dan ketawadduan (konsistensi) atas takdirnya sebagai sebagai seorang ulama dan umara, dua gelar terkemuka dan termulia dalam perspektif Islam dari tiga predikat yakni ulama, umara dan fuqaha terhadap manusia-manusia pilihan Allah.

***
Alhamdulillah, saya mengenal dan terlibat  sebagian dari jejak perjalanan hidupnya tokoh besar Maluku Utara utama nya dalam pergerakan politik praktis.

Bermula dari keterlibatan saya dengan H.Muhammad Kasuba kemudian berlanjut dengan pergerakan politik Ustadz Ghani.Saya ikut membahu memenangkan Ustadz Ghani Kasuba-Nasir Thaib dalam kontestasi Pemilihan Gubernur Maluku utara yang penuh kompetatif saat itu.Saya masih terngiang akan  pengalaman haru dimana pasca beliau menyampaikan pidato kemenangan di posko Kota Baru itu, beliau langsung berjalan dikerumunan masa menuju ke arah saya lalu memeluk dengan haru sambil mengucapkan “Terimakasih Man”.Pada hari ini saya baru menyadari bahwa “Terimakasih Man” itu amat berarti dari apapun.Kematian yang bermakna itu hanya milik sang pahlawan.

Baca Juga  Mengenang Kepergian Wartawan Metro TV, Sahril Helmi : Melukis Tinta Keabadian di Perairan Gita.

Ustadz Ghani tidak sekedar pemimpin tetapi dia adalah guru etik, “orang tua” pelindung dan ulama pengayom kaum papah.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *