BENI LAOS MASUK RADAR PUBLIK CAGUB MALUT.
PIKIRAN UMMAT.Com—Ternate||Wacana siapa calon gubernur mauku utara kian dinamis.Nama-nama baru terus bermunculan di puncak wacana pemilihan gubernur mauku utara.
Setelah nama Muhammad Kasuba, AHM, Husain Sjah, Capt.Ali Ibrahim, Edy Langkara kini mencuat ke permukaan Beni Laos.
Bupati Pulau Morotai ini masuk bidikan radar publik malut sebagai salah satu calon gubernur malut potensial .
Munculnya nama Beni Laos menghentak.
Bos grup bisnis Bella Grup ini bahkan berdasarkan hasil survey yang didanai salah satu kandidat cagub di salah satu lembaga survey juatru menguntit di belakang Muhammad Kasuba di top survey.
Latar belakang agama Beni ditengah muslim yang mayoritas menyiratkan pesan kuat nilai lebih bos Bella grup ini telah mendapat sambutan publik tersendiri
Sujud Sirajuddin menilai gejala politik nasionalis mulai menguat dan potensial menempatkan se orang Beni Laos sebagai kuda hitam di pilgub malut.
”Rakyat nampak mulai berpikir rasional dan substansial dalam memandang soal kepemimpinan Maluku utara”nilai Sujud Sirajuddin.
Sujud menilai munculnya Beni sebagai trend yang logis dan wajar saja ditengah kebutuhan kepemimpinan yang substansial dalam menerjemahkan kebutuhan rakyat.
Kader KAHMI ini merinci beberapa nilai plus Bupati Morotai ini sehingga dengan cepat diterima publik malut dan menjadi modal berharga Beni Laos di pilgub 2024.
Pertama menurut sujud, Beni sukses memimpin kabupaten Morotai dan ini telah menjadi branding politik seorang Beni Laos sebagai pemimpin yang sukses memimpin Morotai yang prural secara agama.
Soal penanganan covid 19, kebijakan afirmatif seperti program pendidikan dan kesehatan gratis, bantuan perumahan dan bantuan sosial bagi rakyat miskin telah membranding Beni sebagai pemimpin pro rakyat.
Ke dua, Sebagai bupati dengan latar belakang agama kristiani, Beni justru berhasil membangun Islamic Center dengan mesjid raya yang megah dengan segala fasilitasnya.Masih dalam isu yang sama, bupati Beni Laos sukses menjadi tuan rumah gelaran iven MTQ tingkat provinsi malut yang sukses.
“Ini branding politik yang sukses bahwa Beni Laos merupakan pemimpin yang pro Islam “nilai Sujud Sirajuddin, politisi nasional yang juga tokoh makayoa ini.
Ke tiga kata sujud, Beni Laos dikenal pemimpin yang tegas dan komitmen dalam reformasi birokrasi dan legislatif yang lebih pro rakyat terutama dalam penggunaan anggaran.Di era bupati kepemimpinanya, Beni Laos jelas Sujud tidak lagi memberikan ruang penghamburan anggaran seperti anggaran perjalanan dinas baik bagi birokrasi dan legislatif sehingga kemudian hasil penghematan anggaran itu diperuntukkan bagi program-program pro rakyat.
“Rakyat butuh pemimpin seperti Beni Laos” pungkas mantan anggota DPR RI ini.
Sementara itu Beni Laos dalam sebuah kesempatan dengan media ini mengungkapkan bahwa ditengah kabupaten pulau Morotai yang miskin SDA tambang itu dia masih bisa memberikan pelayanan bidang pendidikan, kesehatan, perumahan dan pemenuhan kebutuhan pokok bagi warga kurang mampu dengan baik.
Kebijakan pengetatan rutin birokrasi dan legislatif diklaimnya mampu memperkuat kebijakan-kebijakan pro rakyat.
Beni mengakui, kepemimpinan membutuhkan kemauan politik atau political Will yang kuat bukan sekedar ada potensi sumber daya alam atau tidak.Terbukti dia masih bisa menyelenggarakan pembangunan pro rakyat di Morotai yang terhitung miskin SDA tambang ketimbang daerah-daerah yang terkenal kaya SDA tambang itu.
Oleh Sujud Sirajuddin, rakyat malut tentu rasional dalam menentukan pilihan yang tidak lagi terjebak pada simbol-simbol semata tanpa politik yang substansial bagi perubahan kehidupan mereka yang lebih baik dan maju lagi.
Bagi sujud, malut membutuhkan mindset kepemimpinan enterprenuer yang mampu me kapitalisasi segala potensi bisa berdaya guna bagi kemajuan dan kesejahteraan daerah dan rakyat Maluku utara.
“Dalam konteks Islam, Hidup itu pada intinya kita berdagang dimana segala potensi bisa dikerahkan untuk mencapai keuntungan bagi daerah dan rakyat”ujar nya dengan penuh filosofis.
Beni Laos lebih layak memimpin Maluku utara” pungkasnya.(***)