KOTA TERNATE

MUBIN WAHID MENUAI KRITIK BALIK, MAYRUDIN MAENDE :WALIKOTA SANGAT MANUSIAWI.

PIKIRAN UMMAT.Com—Ternate||Kebijakan Relokasi terhadap pedagang pakaian di areal Pasar Rempah-Rempah, Kelurahan Kota Baru, Kota Ternate, Maluku Utara, oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) menuai kritik tajam dari Dekot Ternate.

Mubin Wahid mengkritisi Pemkot yang tidak konsisten dengan kebijakan nya karena mengizinkan kembali pedagang kaki lima membangun lapak di lokasi pasar rempah-rempah kota baru.

Komisi II DPRD beserta Disperindag dan sejumlah dinas terkait langsung melakukan peninjauan di lokasi lapak baru tersebut pada, Rabu (25/5).

Ketua Komisi II DPRD Kota Ternate Mubin A Wahid menyesalkan adanya pelanggaran kesepakatan antara pedagang dengan Disperindag sehingga pedagang yang harusnya direlokasi malah kembali membangun lapak.
Kita DPRD baru mengetahui informasi itu langsung kita turun ke lokasi.
Pada awalnya kata Mubin pihaknya tidak percaya, karena menganggap kebijakan pemerintah kota itu konsisten dalam relokasi para pedagang secara merata, ternyata saja ada warga yang mendirikan lapak pedagang pakaian yang baru di atas tanah pemerintah,” ujar dia.

Mayrudin Maende.
Mubin mengaku, dari informasi yang dia peroleh pembangunan lapak baru oleh pedagang dikarenakan adanya izin dari Wali Kota M Tauhid Soleman. Informasi ini, kata dia, patut dipertanyakan.
Namun sikap Dekot dalam hal Mubin Wahid justru menuai kritik balik yang tak kala pedas.
Mayrudin Maende menilai Mubin tidak punya sense of crisis dan sebar belonging atas persoalan yang dihadapi rakyat dalam hal ini pedagang kaki lima yang hendak direlokasi.
Menurutnya jika benar itu kebijakan Walikota sepertinya yang ditudingkan Mubin maka dia menilai menilai Walikota Tauhid Soleman telah mengedepankan hati nurani dalam menyikapi persoalan yang dihadapi pedagang kaki.
“Kita butuh pemimpin seperti Tauhid Soleman yang senantiasa mengedepankan sense of crisis dan sense of belongin dalam menyikapi persoalan yang dihadapi warga atau pedagang kaki lima”papar Maerudin.
Mayrudin menilai keberadaan pedagang kaki lima masih tepat dalam akses dan mobilitas yang lebih dekat dan membuat perputaran ekonomi di kawasan selatan semakin meningkat.
Akses dari dan ke kota baru baik di kota ternate dan luar kota seperti Tidore dan Sofifi yang sudah terbangun selama ini akan lebih memudahkan dan memaksimalkan aktivitas ekonomi perdagangan lokal sehingga membuat roda ekonomi kota ternate semakin hidup.
“Pedagang kaki lima kota baru sudah punya pangsa pasar baik di kota ternate sendiri dan Tiodore serta Sofifi sehingga keberadaan mereka mampu menghidupkan roda ekonomi kota” ungkapnya.
Meskipun demikian Mayrudin sepakat dengan kebijakan relokasi agar penataan kota juga semakin tertib dari sisi tata ruang wilayah kota ternate, namun kebijakan hendaknya tidak bersifat revolusioner sehingga berdanpak buruk bagi pedagang yang memiliki hak yang sama untuk hidup yang kayak.
“Saya sepakat dengan relokasi tapi mohon jangan revolusioner lah”tandasnya.
Langkah manusiawi Walikota kita dukung sambil mencarikan tempat relokasi yang ideal”tutup dia.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *