MENUJU PILGUB MALUT 2024.
Foto : Dr.H.MUHAMMAD KASUBA MA.,Kandidat Gubeenur Malut 2024-2029(istimewa)
PIKIRAN UMMAT—Malut||Tak ada aral merintangi, seiring berakhirnya kepemimpinan Gubernur H.Gani Kasuba -Wagub Ali Yasin Ali di tahun 2024, Maluku utara bakal ikut menggelar pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur serentak untuk periode kepemimpinan baru 2024-2029.
Sebagai Negara Demokrasi -konstitusional, Gubernur dan Wakil gubernur akan dipilih melalui pemilihan yang demokratis.
Memilih Gubernur-Wakil Gubernur adalah memilih pemimpin dan memilih pemimpin sejatinya adalah memilih orang terbaik dari yang baik atau paling kurang memilih baik diantara yang buruk.
Dalam pandangan Islam, setiap pekerjaan manusia adalah mulia. Pemimpin merupakan suatu tugas mulia, lantaran tugasnya antara lain memenuhi kebutuhan seluruh anggota masyarakat akan barang dan atau jasa untuk kepentingan hidup dan kehidupannya.
Dalam konsepsi Islam, pemimpin yang baik paling tidak memiliki empat kriteria pokok yakni sidik, amanah, fatanah dan Tablig.
Menurut Muhyiddin dari MUI, Pemimpin harus siddiq atau jujur, kemudian amanah artinya memegang tugas yang diembannya dengan baik dan tidak boleh menyalahgunakan jabatan atau abuse of power,”
“Fathonah artinya pemimpin harus cerdas, bukan orang yang bodoh, bukan orang yang disetir atau diperintah oleh kekuatan-kekuatan dari luar maupun dari dalam. Kemudian Tabligh, artinya pemimpin yang memenuhi dan mendengarkan aspirasi masyarakat,”
Foto :Paduka Suktan Tidore H.HUSAIN SJAH, Kandidat Gubernur Malut periode 2024-2029(Istimewa)
Ahmad Mujahidin, Guru besar Islam universitas Islam Riau dalam pemikirannya tentang Dasar-dasar Kepemimpinan menjelaskan bahwa ada lima kriteria pemimpin ideal antara lai :Pertama, tidak mengambil orang kafir atau orang yang tidak beriman sebagai pemimpin bagi orang-orang muslim karena bagaimanapun akan mempengaruhi kualitas keberagamaan rakyat yang dipimpinnya, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an; Surat An-Nisaa: 144.
Kedua, tidak mengangkat pemimpin dari orang-orang yang mempermainkan Agama Islam, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Maidah: 57.
Ketiga, pemimpin harus mempunyai keahlian di bidangnya, pemberian tugas atau wewenang kepada yang tidak berkompeten akan mengakibatkan rusaknya pekerjaan bahkan organisasi yang menaunginya. Sebagaimana Sabda Rasulullah sa. “Apabila suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah masa kehancurannya”. (HR Bukhori dan Muslim).
Keempat, pemimpin harus bisa diterima (acceptable), mencintai dan dicintai umatnya, mendoakan dan didoakan oleh umatnya. Sebagaimana Sabda Rasulullah saw. “Sebaik-baiknya pemimpin adalah mereka yang kamu cintai dan mencintai kamu, kamu berdoa untuk mereka dan mereka berdoa untuk kamu. Seburuk-buruk pemimpin adalah mereka yang kamu benci dan mereka membenci kamu, kamu melaknati mereka dan mereka melaknati kamu.” (HR Muslim).
Kelima, pemimpin harus mengutamakan, membela dan mendahulukan kepentingan umat, menegakkan keadilan, melaksanakan syari’at, berjuang menghilangkan segala bentuk kemunkaran, kekufuran, kekacauan, dan fitnah, sebagaimana Firman Allah SWT. Dalam Alquran, Surat Al-Maidah: 8. Keenam, pemimpin harus memiliki bayangan sifat-sifat Allah swt yang terkumpul dalam Asmaul Husna dan sifat-sifat Rasul-rasul-
Jika dielaborasi secara faktual, kriteria pemimpin ideal kekinian dapat dilihat dari rekam jejak para calon pemimpin baik rekam jejak kepemimpinan formal seperti Gubernur, bupati dan walikota atau pemimpin non formal.
Menurut Prof.Didin Hafiuddin,Direktur Pasca Sarjana Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor, Jawa Barat, menegaskan ada empat syarat seseorang dipilih sebagai pemimpin yang baik antara lain :
Pertama, kata Didin, beriman kepada Allah (Mukmin) dan beragama Islam (Muslim) yang baik. “Yakni seorang Muslim yang memiliki dua sifat, seperti disebutkan dalam Alquran Surah Yusuf ayat 55, “hafizhun ‘alim”,
“Hafizhun”, artinya adalah seorang yang pandai menjaga. Yakni, seorang yang punya integritas, kepribadian yang kuat, amanah, jujur dan akhlaknya mulia, sehingga patut menjadi teladan bagi orang lain atau rakyat yang dipimpinnya.
Seorang pemimpin yang amanah, kata Didin, akan berusaha sekuat tenaga untuk menyejahterakan rakyatnya, walaupun sumber daya alamnya terbatas. Sebaliknya pemimpin yang khianat sibuk memperkaya diri sendiri dan keluarga serta kolega-koleganya, dan membiarkan rakyatnya tak berdaya.
“Rasulullah SAW mengingatkan, sifat amanah akan menarik keberkahan, sedangkan sifat khianat akan mendorong kefakiran,” papar Didin yang juga pimpinan Pesantren Mahasiswa dan Sarjana Ulil Albab, Bogor.
Adapun “’Alim”, kata Didin, artinya adalah seorang yang memiliki kemampuan dan pengetahuan yang memadai untuk memimpin rakyatnya dan membawa mereka hidup lebih sejahtera.
Menurut Didin, fakta menunjukkan Indonesia pernah mempunyai seorang pemimpin Muslim yang amanah dan berpengetahuan tinggi (hafizhun ‘alim), yakni Prof Dr BJ Habibie. “Beliau ahli tahajud, ahli puasa Senin Kamis, gemar membaca Alquran, dan seorang ahli pesawat yang keilmuannya diakui oleh dunia internasional. Selama menjadi presiden RI, beliau terbukti sukses melaksanakan tugasnya,” ujar Didin.
Syarat kedua untuk menjadi seorang pemimpin menurut Alquran, kata Didin, rajin menegakkan shalat. Sebab, shalat adalah barometer akhlak manusia. “Pemimpin yang baik dan layak dipilih adalah pemimpin yang menegakkan shalat. Shalat melahirkan tanggung jawab. Kesadaran keimanan/tauhid/transendental dibangun melalui shalat,” tutur Didin.
Syarat ketiga untuk menjadi seorang pemimpin menurut Alquran, ujar Didin, gemar menunaikan zakat dan sedekah. “Zakat itu bukan membersihkan harta yang kotor, melainkan membersihkan harta kita (harta yang bersih) dari hak orang lain,” kata Didin.
Didin mengemukakan, seorang pemimpin yang rajin berzakat dan berinfak, tidak akan korupsi.”Sebab dia yakin Allah sudah menjamin rezekinya, dan sesungguhnya rezeki yang halal lebih banyak daripada rezeki yang haram. Kalau sudah yakin seperti itu, untuk apa melakukan korupsi yang sangat dibenci Allah?” tegas Didin.
Adapun syarat pemimpin yang keempat menurut Alquran, kata Didin, adalah suka berjamaah. “Artinya suka bergaul dengan masyarakat, berusaha mengetahui keadaan rakyatnya dengan sebaik-baiknya, dan mencarikan jalan keluar atas persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakatnya,” ujarnya.
Sifat suka berjamaah atau memperhatikan masyarakat ini, Didin menambahkan, ditunjukkan dalam shalat fardhu berjamaah. Rasulullah setiap selesai shalat fardhu berjamaah lalu duduk menghadap kepada jamaah.
Hal itu, kata Didin, bertujuan untuk mengetahui kondisi jamaah, termasuk memperhatikan apakah jumlah jamaah tersebut lengkap atau tidak. Kalau ada yang tidak hadir shalat berjamaah, ditanya apa penyebabnya. Kalau ternyata orang tersebut sakit, Rasulullah bersama para sahabatnya lalu menjenguk orang yang sakit tersebut.
“Semangat berjamaah atau memperhatikan masyarakatnya inilah yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Semangat berjamaah inilah dan tiga syarat lainnya yang diuraikan di atas, yang harus dijadikan kriteria bagi masyarakat dalam memilih seorang pemimpin,” tutur Prof Dr KH Didin Hafidhuddin MS.
Foto : Walikota Tikep Capt.ALI IBRAHIM, Kandidat Gubernur Malut Periode 2024-2029(Istimewa).
Parameter ini menjadi penting agar Gubernur dan Wakil Gubernur benar-benar sosok pemimpin terbaik dalam memimpin pemerintahan dan menjadi panutan masyarakatnya.
Salah satu kriterianya adalah pemimpin harus bersih dari kasus korupsi dan atau tidak pernah dipidana dengan kasus korupsi atau kasus lain yang berkekuatan hukum tetap.
Foto : H.AHMAD HIDAYAT MUS (AHM), Kandidat Gubernur Malut Periode 2024-2029(Istimewa).
KESIMPULAN.
Empat parameter atau kriteria pemimpin terbaik yakni siddik, amanah, fatonah dan tablig harus menjadi pedoman rakyat dalam memilih siapa Gubernur & Wakil Gubernur sehingga kepemimpinan mereka membawa kemaslahatan bagi seluruh rakyat Maluku utara.
Ada baiknya rakyat malut patut camkan bahwa dari pemimpin yang baik & terbaik akan melahirkan kebaikan bagi rakyatnya dan sebaliknya pemimpin yang buruk atau bad leader bakal mendatangkan keburukan bagi rakyat pula.
Sebab pada akhirnya semua ditanggung sendiri oleh rakyat juga!
Ukurlah pemimpin terbaik pilihan anda dari indikator yang terukur bukan monay politik atau politik uang !