MAKAYOA, API SULUH YANG TAK KAN PADAM.
By.USMAN SERGI, SH./Pimred.
Makayoa tak dapat dipungkiri merupakan akronim terpopuler di Maluku utara.
Sepenggal kata ini menjadi kebanggaan indentits bagi warga Makian-Kayoa dan pada saat yang sama mengusik perhatian semua kalangan.
Seluruh komponen mengakui Makayoa merupakan salah satu kekuatan sosial dan politik di Maluku utara.
Sifat komunal seperti galibnya entitas suku-etnis pada umumnya dan faktor populasi serta kualitas SDM nya menjadikan Makayoa disegani dan diperhitungkan semua kalangan.
Makayoa dikenal berkarakter kuat sebagai masyarakat religius, terdidik, pekerja keras, ,hijrah, sabar, ulet, dermawan, solidarity, dan ambisius(maju)
Khalayk maut mengenal orang makian dengan 3 ciri khas yakni berkebun, menyekolahkan anak, naik haji”.
Karakter dasar itu membentuk watak Makayoa yang ambisius untuk maju.Tak heran orang makian cenderung berhijrah untuk membangun kehidupan baru yang lebih baik.
Mereka terkenal menyebar dan membangun kehidupan baru hampir diseluruh wilayah Maluku utara dengan identitas khas Makayoa nya.
Di Maluku utara tidak sedikit desa dan kampung dengan identitas Makayoa.Ada desa Tabalema, Taba poma, Taba Nalou, Taba Damai, Taba Hijrah, Taba Campaka dan Tomara serta masih banyak lagi desa-desa dengan komonitas mayoritas warga Makayoa yang entah sudah kehabisan kata Taba untuk menamai kampung mereka dengan sebutan Taba.
Tidak saja secara lokal, warga Makayoa juga menyebar sampai ke Papua, Sulawesi dan jakarta sebagai profesional, birokrat, politisi dan pengusaha.
Penyebaran ini ikut membangun sosial networking yang sangat kuat terutama dalam menjawab tantangan sosial Makayoa.
Suluh Maluku utara.
Menulis sejarah Makayoa galibnya kita menulis sejarah peradaban Maluku utara.
Pulau kecil ini turut terlibat dalam epos sejarah yang menandai derap perkembangan sejarah peradaban provinsi ke 33 ini.
Sejak munculnya sejarah klasik Jazirah tul mulk, era Moloku Kie Raha sampai pada sejarah modern, Makayoa seolah tak pernah lepas dari catatan sejarah perjalanan negeri para Sultan ini.
Seiring perkembangan jaman, Api suluh peradaban Makayoa itu kian menyala dan menerangi seluruh Maluku utara hingga memasuki milenium ke dua Masehi dan era revolusi 5.0 saat ini.
MAKAYOA DI ERA MODERN.
Seiring perubahan jaman, kiprah Makayoa pun mengalami perkembangan.
Peran Makayoa bertransformasi secara moderat dari oreantasi masyarakat tradisional yang agraris berkembang secara orientid sebagai pendidik/guru, birokrat, politisi dan pengusaha.
Perkembangan fase awal ini ditandai dengan profesi guru.Hal ini juga dipengaruhi oleh religuisitas dan oportunity atas permintaan kebutuhan tenaga guru yang tinggi kala itu.Mereka menjadi guru juga ikut mendirikan yayasan pendidikan dari tingjat SD-Perguruan Tinggi.
Tak bisa dipungkiri, Mereka ikut berperan besar meletakan dasar-dasar pembangunan SDM berkualitas di Maluku utara.
Dari guru, orang Makayoa terdidik mulai melirik dunia birokrasi pemerintahan, politisi dan pengusaha.
Jejak perkembangan ini bisa dilihat dari deretan nama-nama putra putri Makayoa mengisi lembaran sejarah tokoh perubahan mulai sebagai pemimpin pemerintahan, politik, dan pengusaha.
Di dunia pemerintahan ada nama besar H.Thaib Armayin (Walikota Adimiatratif Kota Ternate, Sekda Kabupaten Malut, Ass I Maluku, dan Gubernur Malut dua periode)ada H.Muhdar Mustafa(Mantan Kakanwil perdagangan & Perindustrian Prov.Maluku & Jabar, Legislator Deprov Malut dan Jogugu Kesultanan Ternate),Muhadjir Albaar- Madjid Husen (mantan Sekprov Malut) Taufik Madjid (Sekjen Kemendes)Dr.Ahmad Idrus(Diputi Kementerian Perijinan Investasi & BKPM), Dr.Abubakar Abdullah dan puluhan birokrat ternama lainya.
Di bidang pendidikan, malut mengenal ada nama. Besar Yusup Abdurahman sebagai intelektual terkemuka Malut dan pendiri perguruan tinggi pertama di Maluku utara yakni Unkhair, H.Yahya Misbah( mantan Rektor STAIN Ternate)Amarullah Bahrudin, (Pendiri Muhammadiyah Malut), Prof.Rivai Umar (mantan Rektor Unkhair Ternate)Prof.Wahab Hasim(Akademisi)Dr.Suratman Sujud(Akademisi)Dr.Mukhtar Adam(Akademisi) Dr.Saiful Ahmad (Akademisi/Politisi)dan puluhan Profesor dan Doktor-Doktor serta ratusan tokoh pendidik lainya.
Di bidang Milter, Makayoa patut berbangga dimana salah satu putra terbaiknya Mayjen.TNI Saleh Muhdar Mustafa dipercaya Mabes TNI sebagai Kepala Staf Operasi Gabungan II.Sebelumnya Putra Muhdar Mustafa ini menjabat Kastaf Pangdam Jaya.
Di dunia politik, putra terbaik Makayoa juga ikut bercokol sebagai politisi nasional. Hitung saja ada H.Abdullah Halil-putra terbaik pertama Maluku utara yang duduk di kursi MPR/DPR , Usman Sidik (Bupati Halsel) M.Yamin Tawari(anggota MPR/DPR), Dr.Sujud Sirajuddin(mantan anggota MPR/DPR )H.Abdurahman Lahabato (mantan Senator/DPD 2 periode)Dr.Wahda Zainal Imam, SH.MH.,(anggota DPRD Malut)Sahril Taher (DPRD Malut)Rusli Wali (mantan Wabup)Rusdan Haruna(mantan Wabup)dll.
Di dunia pengusaha dan bisnis juga tak sepi dari kiprah putra Makayoa.
Ada nama besar Muhamad Komhois dan Askan Naim sebagai pengusaha nasional dari Makayoa.
Askan Naim sendiri merupakan pengusaha galangan kapal nasional sedangkan Muhammad Komhois merupakan Bis TABAYAMA grup yang memiliki bidang usaha di berbagai sektor baik transportasi darat dan udara.
Muhammad Komhois lah pengusaha asal Malut yang merambah bisnis maskapai penerbangan melalui kemitraan bisnis dengan maskapai swasta ternama membuka jalur transportasi ke wilayah timur.Sayangnya akselerasi bisnis nya tidak mendapat dukungan dari Pemda Malut kala itu.
Demikian Askan Naim merupakan satu-satunya pengusaha nasional bidang galangan kapal dari Maluku utara.
Kiprah pengabdian Makayoa terhadap bangsa takan padam.Api suluh itu kian menyala-nyala dengan lahirnya Tunas-tunas muda yang kian bertumbuh seiring berakhirnya para senior -senior mereka.
Hitung saja ada Usman Sidik yang kini baru menjabat Bupati Halsel, putra Makayoa pertama sebagai Bupati devenitif, DR. Saiful Ahmad, M.Si., Dr.Mukhtar Adam, SE.MM., Dr.Muhammad Syukur Mandar, SH.MH.-aktivis politik dan intelektual muda nasional, Abubakar Abdullah(Sekwan Deprov Malut)Salmin Janidi(Kepala Bappeda Malut), Rahwan K.Suamba.
Masih banyak lagi putra-putri terbaik Makayoa yang rasanya tak mampu kita tulis dalam lembaran sejarah.
Peran mereka tetap menjadi api suluh penerang Maluku utara.
Kritik & Otokritik.
Semangat komunal Makayoa diakui semua kalangan.Tapi itu masih pada kulit luarnya.
Institusionalisasi Makayoa belum terkelola secara ideal untuk menjawab tantangan yang dihadapi warganya.
Jujur diakui, Makayoa muncul sporadis hanya pada momentum politik tanpa melalui konsolidasi yang kuat secara holistik.
Bagaimana mengkonsolidasikan Makayoa melalui program sosial dan ekonomi belum menunjukan kemajuan yang berarti.
Hampir dipastikan lembaga Makayoa belum memiliki data base berapa banyak populasi rill Makayoa di seluruh Indonesia dan Maluku utara.Berapa banyak penduduk tak mampu dan yang mampu.
Langkah Bupati Usman Sidik merekonstruksi kembali institusi Makayoa masih terkesan semangat panas -panas tai ayam.(***)