MENGENAL DEKAT Dr.MUKHTAR ADAM,SE.MM., SANG KRITIKUS SEJATI.
PIKIRAN UMMAT.Com—Ternate||Dalam negara yang menganut sistem Demokrasi, kritik itu lumrah saja.
Kritik sejatinya merupakan adu gagasan antara penguasa dengan rakyat.Namun kritik terkadang dipandang sebagai bentuk kebencian terhadap penguasa.
Pengkritik terkadang menjadi musuh penguasa yang alergi terhadap kritik.Tak sedikit pengkritik yang konsisten dengan sikapnya bahkan mengalami berbagai bentuk ancaman, kematian tak pelak menghantui mereka.
Di Maluku utara, ada banyak kritikus namun sedikit yang konsisten sebagai tukang kritik.Mereka yang konsisten tanpa ada apanya karena menilai penguasa memang harus dikawal dengan kritik.Tanpa sikap kritik yang konsisten, amanah rakyat pasti diselewengkan.
Meminjam adagium Lord Acton “Power tends to corrupt. Absolute power corrupts absolutely” (“Kekuasaan itu cenderung korup. Kekuasaan absolut korup seratus persen.”).
Dr.Mukhtar Adam, SE.MM, boleh dibilang salah satu diantara beberapa kritikus sejati.
Label kritikus sejati pada Dr.Mukhtar Adam, SE.MM., bukan sekedar bicara.Banyak indikasinya.
Mulai dari penguasa, politisi, akademisi, aktivis apalagi kaum jurnalis serta para simpatisan dan pendukung penguasa pasti mengenal sepakterjang akademisi ini.
Ketika namanya muncul di media maeanstream, so pasti dia melontarkan kritik nya yang penuh kritis pada kebijakan pemerintahan baik Eksekutiv maupun legislatif.
Kami mengenal betul karakter sapaan akrab Ota Adam ini.
Jangan melibatkan dia sebagai nara sumber puja puji kepada penguasa, sekalipun si penguasa adalah teman apalagi kelompok nya.
“Saya tidak suka puja puji pejabat”ujar dia tegas kala media ini meminta langganan tim ahli sejumlah Pemda ini paja puji salah aatu pejabat yang juga sahabat nya.
Bagi Ota, prestasi pemerintah merupakan kewajiban konstitusional dengan priveleg yang mereka dapatkan dari rakyat dan negara.
“Ya wajarlah kalau pemerintah punya prestasi karena itu sudah kewajiban mereka kepada rakyat”ujarnya.
Tak heran Mukhtar hanya bersikap diam saja jika ada prestasi Gubernur, Bupati dan walikota tetapi dia lalu garang jika ada sikap dan kebijakan penguasa yang dia nilai salah dan melenceng secara sistem dan konseptual.
“pemerintah harus dikritik karena mereka cenderung menyalahgunakan kekuasaan”begitulah prinsipnya.
Bagi Ota, kritik berbeda dengan benci.Sebab kritik sifatnya memperbaiki sebaliknya benci pada intinya merusak karena yang baik-baik dari penguasa pun pasti salah.
“Kritik itu bukan karena benci tetapi hanya untuk meluruskan dan memperbaiki.
Boleh jadi kebijakan sudah tepat secara sistematis tetapi belum pas secara substansial sehingga kebijakan hanya sekedar memenuhi peraturan namun tak membawa danpak signifikan bagi rakyat.
Tidak sekedar kritik, Mukhtar Adam juga terjun langsung membangun masyarakat.
Founder Kampung Malanesia ini menggagas sejumlah gerakan pemberdayaan baik ekonomi dan pendidikan serta sosial kemasyarakatan.
Mukhtar Adam memang kritikus sejati.Dia mengaku bersumpah tak sesen pun dia pungut dari hasil kritik nya.
”Saya tidak pernah menerima iming-iming dalam bentuk apapun dari penguasa yang hendak membumkan sikap kritis saya”aku dia.
Menantu mantan Walikota Ternate ini mengaku pernah menjadi konsultan Bank Dunia dan Bapenas RI.
”Ya untuk dapur ngepul ada deh usaha yang halal, bukan melacur dengan kritik”
Sejak beberapa tahun terakhir, Mukhtar mulai turun ke bawah melalui program inisiatif nya dalam bidang pemberdayaan ekonomi.
Mukhtar menggagas Konsep Sidego Gon, sebuah gerakan pemberdayaan bagi Ibu-Ibu pedagang kaki lima atau penjual kue dan aneka kuliner di Kota Ternate.Ota membentuk kelompok Si Dego Gon ini di sejumlah kelurahan di Kota Ternate.
“Jangan asal kritik tapi harus punya solusi kongkrit”pungkasnya.(***)