MENENGOK YPI, YAYASAN PENDIDIKAN BERSEJARAH YANG HIDUP SEGAN MATI TAK MAU.
Catatan Ringan .
By Usman Sergi, SH/Pimred.
Yayasan Perguruan Islam merupakan Yayasan Pendidikan Lokal tertua di Provinsi Maluku utara.
Masyarakat umum lebih mengenal yayasan akronim YPI ini melalui lembaga pendidikan nya seperti SMA Islam Ternate di bilangan jalan Stadion Ternate, SMP Islam atau SMP I di bilangan Ngidi Kelurahan Kampung Makasar Barat Kota Ternate Tengah dan beberapa Sekolah Dasar yang tersebar di Kota Ternate yakni SD Islamiyah I di samping Mesjid Al Muttaqin, Kelurahan Gamalama Ternate, SD Islamiyah II di Kota Baru Ternate dan SD Islamiyah III dan IV di Kelurahan Kasturian Kecamatan Ternate Utara Kota Ternate.
Kiprah yayasan ini untuk perjuangan kemerdekaan bangsa dan dalam mengisi kemerdekaan terbilang besar.
Namun sayang, YPI berkembang kembang kempis sampai di usia se abad ini.
Pola pengelolaan internal merupakan salah satu penyebabnya selain peran pemerintah juga menjadi persoalan lain bagi perkembangan YPI.
Sampai di usia 100 tahunya, YPI dengan Sekolah-sekolah mulai level SD-SMU mengalami perkembangan pasang surut seiring dinamika internal dan perkembangan pra kemerdekaan dan pasca kemerdekaan serta era reformasi.
Yayasan ini kini menghadapi tantangan pendidikan Midern di era 4.0 seiring pula menjamurnya institusi pendidikan pemerintah dan swasta yang terus berkembang ke arah pendidikan modern yang berkualitas.
Tidak ada tali akar pun jadi itulah kesan yang dapat kita tangkap dari perkembangan YPI ini.
Yayasan Tertua & Bersejarah.
Berdasarkan data yang diperoleh langsung dari pihak YPI, yayasan yang core nya pada bidang pendidikan ini terhitung yayasan pendidikan tertua dan turut andil dalam perjuangan pergerakan kemerdekaan RI di provinsi Maluku utara.
YPI Berdiri sejak tahun 1920, era dimana menandai puncak perjuangan pergerakan nasional Indonesia, di pelopori oleh perkumpulan Bangsa Arab di Kota Ternate.
Di nukil dari sejarah YPI yang ditulis oleh Sayid Umar Albaar, pada tahun 1920, golongan Arab Ternate mengadakan musyawarah membentuk sebuah organisasi yang dinamai Jum-Iyyatul Tarahamul Arabiyah atau Perkumpulan Kesetiakawanan Sosial Golongan Arab.
Organisasi ini bergerak di bidang Sosial yang pimpin oleh Sayid Abubakar Alhadar (Ketua), Syekh Muhammad Al Ammari (Wakil Ketua) dengan Dewan Penasehat Sayid Abdurahman Assagaf, Syekh Ahmad Hamud Al Minabari dan Syekh Abdullah Eda.
Perkumpulan Orang Arab ini lalu menyewa rumah milik H.Abubakar Kuilim di Jalan Busoiri.
Ruang depan di jadikan sebagai balai pertemuan dan ruang belakang di jadikan sebagai sekolah atau Madrasah yang diberi nama Madrasatul Tarahumu Arabiyah.
Perkembanganya, pada tahun 2023, kegiatan Madrasah di pindahkan ke belakang Mesjid Arab atau sekarang kita kenal sebagai Mesjid Al Muttaqin.
Mulanya kegiatan di gelar pagi dan petang dan malamnya pada bagda Magrib dan Isya digelar pelajaran Agama Islam dan mengaji atau baca Al Quran yang dipimpin Bapak Muallim Syekh Ahmad Baradi.
Baru di tahun 1924, Jamiyatul Tarahum membangun sebuah gedung sekolah diatas tanah milik Mesjid Al Muttaqin, menandai pusat pendidikan pertama YPI dimana seuruh kegiatan pendidikan di pindahkan dan dipusatkan.
Saat itu kegiatan pendidikan di buka pagi dan petang dengan jumlah murid sebanyak 100 siswa/siswi.
Yayasan pendidikan ini terus berkembang dan mengalami dinamika naik turun yang sering kali diwarnai dinamika internalnya situasi pergolakan pergerakan perjuangan kemerdekaan serta perang Pasifik kala itu.
Yayasan ini kemudian mengalami perubahan nama menjadi Madrasah Al Islamiyah Ternate dengan ketua Umar Al Baar dibantu oleh Raden Muh.Jahir, Abdullah Bin Abubakar dan Ahmad Hanafi.
Di periode ini, Madrasah Al Islamiyah Ternate mengalami perkembangan pesat sehingga perlu menambah satu ruangan belajar guna bisa menampung pertambahan murid.
Saat itu Madrasah di pimpin oleh Agil Bin Syah Abubakar sebagai Kepaa Sekolah.
Perkembangan awal yang pesat ini hingga pecahnya perang Asia Pasifik yang ikut memporakporandakan urusan Madrasah.
Jajak Pergerakan Menuju Proklamasi Kemerdekaan RI 17-8-1945.
Sekitar tahun 1937, atas prakarsa Bapak M.Ali Kama, MS dan M.Arsyad, terbentuklah Panitia Persiapan Pembukaan Cabang Perguruan Taman Siswa di Ternate, yayasan yang mempolopori pergerakan pemuda Indonesia.
Didatangkanlah Ki.Suryadi, seorang Guru Taman siswa dari Semarang Jawa Tengah untuk memimpin Perguruan Taman Siswa di Ternate dibantu Bapak Hasan Esa dan MS Jahir, menandai pembukaan sekolah Taman Siswa Cabang Ternate bertempat di Madrasah Islamiyah di samping Mesjid Al Muttaqin Ternate (kaa itu masih dikenal sebagai Mesjid Arab).
Sekolah ini kemudian pindah ke Kasturian, gedung yang baru dibangun dan berlangsung sampai pada tahun 1941.
Madrasah Al Islamiyah kemudian mengalami perkembangan suram dengan kebijakan kolonialis Jepang pada tahun 1942-1945.
Madrasah Al Islamiyah dibuka kembali pada tahun 1946 pasca kemerdekaan 17 Agustus tahun 1945 dengan pengurus baru yakni M.A Albugis (ketua), Zein Assagaf (Sekertaris), Muhdar Bin Ali (Bendahara) dan Ustadz Agil Bin Syakh Abubakar (Kepsek) yang dibantu beberapa staf guru yakni Ustadz Abjan Solaiman, Muhammad Abdul Gani dan Abu Bakar Alhadar.
Gedung Madrasah Islamiyah senantiasa menjadi tempat kegiatan Ormas maupun Orpol baik Islam maupun Nasionalis dalam pergerakan Islam dan kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Konon di gedung Sekolah Islamiyah lah merupakan tempat dan lokasi pertama pengibaran sang saka merah putih tepat pada tanggal17 Agustus 1945 saat Bung Karno -Bung Hatta memproklamirkan kemerdekaan Bangsa Indonesia di oegangaaan Timur Jakarta Pusat.
Berbagai kegiatan pergerakan di selenggarakan di gedung Madrasah Islamiyah Ternate antara lain rapat umum aksi boikot barang produk Italia sebagai protes atas aneksasi pasukan Italia terhadap Tripoli Libya yang membantai umat Islam tua, muda, baik pria dan wanita serta para ulama yang ditandai dengan pembakaran kopiah Turky produksi Italia, rapat dan diskusi dari PAI atau Persatuan Arab Indonesia, Rapat umum PErsatuan Islam Tionghoa (sejarang Pebina Islam dan Tauhid Islam), rapat umum menuntut Indonesia berparlemen sebagai solidaritas atas petisi Sutarjo dalam Volksstrad (1941) atau DPR seperti yang kita kenal sekarang ini, latihan-latihan KBI atau Kepanduan Bangsa Indonesia(organ gerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia)dan perkemhan api untung di halaman Madrasah, kursus kader PI( persatuan Indonesia) dan latihan BKR(Badan Keaman Rakyat) serta kongres tahunan PI, training Center PII (pelajar Islam Indonesia), rapat anggota Persatuan Arab Indonesia atau PAI, rapat anggota Masyumi dan rapat PHBI.
Kegiatan-kegiatan diatas diantaranya menandai oeran Madrasah Islamiyah dan Yayasan Perguruan Islam dalam perjuangan pergerakan Kemerdekaan Indonesia sampai mewujudkan kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945 dan bisa kita nikmati sampai usia bangsa Indonesia ke 77 tahun di tahun 2022 ini.
YPI.
Yayasan oendidikan yang di pelopori Orang Arab di Ternate ini kemudian berkembang utuh sebagai Yayasan Perguruan Islam pada tanggal 5 Maret 1959 di Ternate dengan ketua pertama MA Albugis (Kepala Kantor Urusan Agama Kabuoaten Maluku utara-Ternate) dengan tujuan Terbunanya Manusia Muslim Indonesia sebagai alim dan intelek, kreatif, terampil menjadi manusia pengabdi yang bertanggun jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.
Dalam rangka pengembangan yayasan, Pembiayaan Yayasan Perguruan Islam atau YPI bersumber dari bantuan para dermawan, bantuan irang tua siswa/I melaui SPP, subsidi pemerintah sejak tahun 1963 sampai sekarang dan bantuan tenaga guru dari pemerintah.
Sejak resmi didirikan sebagai sebuah Yayasan, YPI telah berhasil mendirikan berbagai pendidikan mulai SD sampai SMA/SMU antara lain :
SD Islamiyah 1,2dan 3, SM Islam dan SMA Islam Ternate di era ketua MA. Al Bugis 1959-1962, SD Islamiyah 4 dan 5, SMP Islam Tobelo, Pembangunan 6 lokal SMA Islam Ternate dari bantuan Gubernur Maluku Sumitro 3 lokal dan bantuan dari Koprasi Maluku Irian Barat (Dakomib) 3 lokal di era Ketua Zen Assagaf tahun 1965-1975, kemudian di era ketua Drs.Husein Alhadar 1975- sekarang berhasil membangun gedung SD Islamiyah 6, SMP Islam Jailolo dan SMP Kastela, membangun gedung SMP Islam lengkap di kelurahan Kampung Makasar Barat(Ngidi) Ternate pada tahun 1983 atas bantuan Gubernur Maluku Hasan Slamet.
Selanjutnya mengusahakan bantuan-bantuan untuk SD dari Gubernur KDH Maluku dimana diperoleh dana rehabilitasi dan 1 lokal RUang belajar baru di setiap tahun 3 tahun ajaran.
Penutup.
Kiprah Yayasan Perguruan Islam tak bisa dinafikan dalam konteks pembangunan generasi penerus bangsa yang berkualitas dalam rangka membangun bangsa Indonesia yang maju dan beradab.
Istimewanya peran ini telah dilakukan jauh sebelum bangsa ini merdeka sebagai sebuah negara dan sebagai cikal bakal lahirnya para pejuang pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Usaha pendidikan yang dilaksanakan telah mampu membangun manusia-manusia Indonesia di Maluku utara yang berwatak muslim-nasionalis telah menumbuhkan kesadaran merdeka pada jiwa dan pikiran manusia untuk bangun berjuang memerdekakan bangsa nya pada tanggal 17 Agustus 1945.
Kiprah kongkrit pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia juga dilakoni langsung Yayasan Perguruan Islam dalam usaha-usaha perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Pasca Kemerdekaan, YPInterus dan senantiasa berkontribusi terhadap pembangunan bangsa dengan tetap mengisi kemerdekaan melalui pembangunan generasi bangsa yang berkualitas melalui pendidikan sekolah.
Namun ironisnya, YPI seolah dibiarkan hidup segan mati tak mau.
Berbagai hal menjadi indikator degradasi terhadap YPI ini diantaranya tata keola organisasi Yayasan yang masih Konvensional atau manual sehingga tidak mampu menyesuaikan dengan perkembangan internal dan perkembangan dunia pendidikan yang semakin moderen.
YPI melalui lembaga pendidikan SD-SMU nampaknya berkembang kembang kempis dimana ada lembaga pendidikanya yang terhitung maju namun ada lembaga oendidikan lain yang potensial mengalami mati suri dan pasti mati .
Butuh reformasi institusional internal yang moderat guna menyelamatkan Yayasan pendidikan bersejarah ini.
Sentuhan tangan pemerintah juga masih sangat diperlukan guna menuju kemandirian YPI sehingga YPI terus berkontribusi bagi pembangunan bangsa.
Saat ini YPI di pimpin Abdullah Assagaf sedang bertatih mengejar mimpi masa depan The Founding Father yakni pendiri YPI melalui upaya reformasi internal yayasan YPI.
Sayang ! Jika yayasan pendidikan yang menandai sejarah pergerakan perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia ini dibiarkan mati suri menuju kepunahan !