2045 menandai Satu Abad Indonesia, jalan panjang membangun Indonesia dari masa ke masa, masih dirasakan ketimpangan antar kawasan.
Dipahami, keterbatasan sumberdaya untuk membangun 17 ribu pulau yang membentangi Nusantara, namun secara bertahap makin terasa atas kebijakan pembangunan yang menetes kebawah yang walau belum merata tapi telah menunjukan arah yang tepat melalui Desentralisasi baik disisi kewenangan maupun fiskal.
Indonesia menuju satu abad, merubah strategi membangun dari titik tengah Indonesia yang menempatkan Kalimantan sebagai ibukota negara, selain berada di tengah.
Posisi Kalimantan mengarah ke Pacifik, samudera yang dikenal dunia sebagai kawasan tumbuh cepat, negara-negara yang berada di Pacifik makin menunjukan titik tumpu yang produktif, efisien dan produktif seperti Tiongkok, Jepang, bahkan India makin bergeliat menancapkan gerakan reformasi ekonomi yang terus membaik, makin mempertegas memudarnya kekuasaan ekonomi global yang di perankan Amerika dan Eropa.
RPJP Indonesia tahap 2, mengarah pada penguasaan sumberdaya Pacifik sebagai gerak utama bagi mobilitas barang dan jasa di berbagai kawasan di dunia, menuntut arah kebijakan ekonomi, sosial, pemerintahan dan kemasyarakatan perlu menetapkan titik tumbuh yang jelas dan terarah dalam merebut geliat ekonomi global yang di gerakkan dari Pacifik.
Maluku Utara dengan pola hunian penduduk di pulau-pulau kecil, dirasakan tidak tepat dalam mengambil posisi yang tepat dalam ikut serta mendorong gerak ekonomi global namun Halmahera dalam menjelang satu abad Indonesia telah menunjukan geliatnya, setidaknya dimulai pada Januari 2020, disaat negara-negara mengalami resisi akibat Covid-19, Maluku Utara justru tampil sebagai kawasan yang menyumbangkan ekspor tertinggi, memberikan keseimbangan terhadap neraca perdagangan Indonesia, dari megeliatnya harga Nikel di pasar global yang memaksa investor saling berebut saham-saham industri Nikel di pasar modal.
Halmahera menjadi bidadari ekonomi baru, yang menghidupkan Tiongkok, dari kekuasaan ekonomi global, penyumbang bagi gerak ekonomi dan kebutuhan energi global masa depan yang di cadangkan di Tiongkok, dan memproduksi kebutuhan energi global yang lebih efisien.
Halmahera harus berbenah, jika tak ingin kalah dalam percaturan ekonomi global, jika tak tersingkir oleh kekuasaan ekonomi global yang diperankan Tiongkok berbasis sumberdaya Halmahera.
Mahasiswa generasi 2020an harus meninggalkan cara berpikir generasi 2000 yang telah mengusung otonomi daerah dengan membentuk kota kota pulau, dan memulai gerakan baru menumbuhkan Halmahera.
Generasi 2020an adalah generasi yang menyambut tahun emas satu abad Indonesia, mempersiapkan diri perang ekonomi Pacifik yang jauh elbih dasyat mempengaruhi kekuasaan ekonomi global.
Generasi 2020 harus tampil membawa Halmahera sebagai episentrum kegiatan ekonomi Pacifik, dengan menempatkan Sofifi sebagai sentral gerakan ekojomi menguasai global dari bibir Pacifik.
DOB Sofifi hanyalah bagian terkecil dari kepentingan Halmahera memulai jalan baru perubahan, yang meletakan pusat layanan dan perubahan sosial Halmahera dari Sofifi.
Sofifi menjadi Magnit bagi efisiensi dan produktivitas bertumbuhnya Maluku Utara.
Merugilah generasi 2020, jika tidak memulai arah jalan baru, membangun dari pulau besar, tinggalkan pola pikir generasi 2000an yang masih di cekoki oleh model pembangunan pulau-pulau kecil(***)