OPINI

PETA ANIES !APAKAH MAGIS POLITIK ANIES AKAN TERGERUS DITANGAN PJ GUBERNUR DKI ?

By.USMAN SERGI, SH/Founder PB.MAKABA.

 

Anies Baswedan secara resmi melepas jabatan Gubernur DKI Jakarta.Penggantinya Heru Budi Hartono, kepala Sekertariat Presiden.
Heru bukan orang baru di Pemda DKI Jakarta tapi stok lama Pemda DKI, mantan Kepala DPKAD DKI Jakarta era Gubernur Ahok.

Beragam pertanyaan kemudian muncul beraroma klimaks dan antiklimaks kah Anies pasca Anies melepas jabatan ?

Akankah peta kekuatan Anies akan menngalami Turbalensi politik atau tetap On Top sebagai Capres jika tak punya kekuasaan lagi dan jika Pj. Gubernur baru Heru Budi ternyata membangun DKI Jakarta lebih mencor dari Anies ?

Wajar ! Karena Pembelahan itu sangat nyata di publik dan mengundang pengamatan semua kalangan.

Perang politik kubu-kubuan mulai bersemi sejak era perang dingin Prabowo vs Jokowi, memuncak saat perang penistaan agama Ahok vs Anies lalu kian sengit kala Anies memimpin Jakarta penuh prestasi selama 5 tahun.
Perang saudara politik terhitung berlangsung selama 10 tahun tanpa solusi berarti para pihak.
Masuknya Prabowo ke gerbong koalisi Jokowi ternyata tidak menyelesaikan masalah politik Kadrun vs cebong, Intoleran vs Toleran dan Radikal vs Nasionalis ini.

Keterbelahan yang parmanen dan kokoh, sulit disatukan dalam satu gerbong antar para pihak.Apalagi kegagalan rezim saat ini dalam soal prestasi memsejahterakan untuk rakyat pada saat yang sama ter intip berupaya menggagalkan  Anies guna jalan pintas melanggengkan rezim.

Menarik! Mengamati adu jegal kelompok pro dan kontra Anies terutama bagi para pengamat.

Sengit ! karena kemenangan Anies selama 5 tahun penuh prestasi menarik dukungan se Nusantara namun ada peluang serangan balik pasca lengser nya Anies melalui tangan Pj Gubernur.

Bagi yang pro Anies, mungkin harap-harap cemas sebaliknya bagi yang kontra Anies terutama para buzzer, saat nya momentum serangan balik mengeliminasi Anies dari Top Capres sementara barisan pengamat sebagai bahan pembahasan aktual.

Jika benar, Ke dua kubu pasti punya trik pakem menyikapi kepentingan masing-masing yang saling kontraproduktif.Yang pro semoga Si Budi bukan racun bagi Anies sementara yang kontra Anies, semoga Budi menjadi penawar ampuh atas racun politik Anies yang kian mematikan pasca di capreskan Nasdem.
Bagaimana peluang ke dua kubu ini menjadi perhatian menarik bagi semua pengamat.

Sulit ! Hemat saya, berakhirnya Anies dan Pj Gubernur Gubernur DKI yang baru bukanlah kiamat alias momentum antiklimaks bagi Anies bahkan sebaliknya potensial antklimaks bagi Anies dan gerbong Jokowi.

Pertama, Anies dengan Pj.Gubernur memiliki garis merah yang tegas dan kuat dari dua kubu golongan politik yang berseberangan.Ala Perang saudara politik telah paten.

Poin nya, Anies di percaya secara haqqulyakin sebagai antitesis Rezim Jokowi sementara Budi merupakan gerbong Jokowi notabene lawan nya Anies.

Dari sini, kisruh politik bukan sekedar adu prestasi tetapi lebih kepada semangat cita-cita perubahan atas bangsa nya kubu Anies versus pro status quo barisan Jokowi.

Prestasi Pj.Gubernur bakal kurang mempan mengubah peta kekuatan Anies yang kudu melambung tinggi.
Camkan ! Kesukaan terhadap Anies juga menguat gegara isyu Oligarki versus pribumi.Simbolnya kasus reklamasi di jakarta, isyu penguasaan aseng atas kekayaan SDA, isyu pekerja aseng di seluruh Indonesia telah menguatkan trend Anies sebagai tokoh perubahan.

Catat ! Momentum trend politik sulit di degradasi, Lain-lain isyu korupsi hanyalah iklan gratis bagi Anies. Rahmat orang terdzolimi bagi cultural ketimuran .

Ke dua, secara nasional kekuatan Jokowi mulai melemah baik dukungan setia koalisi parpol yang kian melemah dan danpak kinerja pemerintahan terkait soal kenaikan BBM, hutang, pembelahan sosial, asing-aseng, hukum dan
Kerja banting tulang Budi di Jakarta bakal masih sulit mengiliminasi Anies yang kudu prestisius dan dipercaya sebagai tokoh perubahan Indonesia.

Ke tiga, soal isyu politik identitas agama dan primordial sebagai jalan masuk memecah kekuatan Anies bisa klimaks bagi Anies dan menjadi antiklimaks bagi Budi.

Bagi warga Jakarta lintas agama, racikan sosial enggenering ala Anies telah berhasil mencapai puncak nya.kehidupan sosial lintas agama suku dirasakan stabil dan ideal.Isyu Anies bakal meng Syria, Afghanistan, Iraq kan Jakarta dipercaya se Indonesia hanya pepesan kosong.

Indikator nya isyu harmoni toleransi beragama ala Anies di jakarta mewabah se Indonesia.Move Jelantik notabene tokoh Hindu di Bali bahkan gak ngefek dll move kontra Anies dalam isyu agama.

Pada titik ini warga jakarta lintas agama lebih pro status quo dengan resep Anies ketimbang terebosan baru mengurai kembali proposal keterbelahan sosial.

Pada titik ini, hemat saya, warga jakarta lebih pro kemapanan produk Anies ketimbang perubahan.

Disisi lain, Pj.Gubernur DKI Budi lemah dalam rekayasa sosial.Budi hemat saya adalah sosok pamong murni yang bakal kaku dalam mengartikulasikan interes perubahan sosial sementara kondisi sosial politik Ibu kota yang masing-masing telah mapan secara idiologis sangat sulit ditundukkan.

Awas ! Salah langkah Budi dalam proyek politik ganjal Anies justru berakibat fatal karena lebih potensial mengantarkan Anies ke Istana.

Loyalis Anies dari jakarta sampai seantero Nusantara kian kokoh iman politiknya, sementara percobaan gagal semakin melemahkan iman dan otak para buzzer.

Solusi ! Budi Cs tak perlu bereksperimen karena gagal dalam eksperimen politik eliminasi Anies di jakarta potensial berdanpak nasional.Anies kian melenggang kangkung ke jalan Merdeka Barat.

Ambil saja jalan aman yang ideal, lanjutkan prestasi Anies lebih tinggi.
Jaga hormoni sosial, tak perlu mengutak Atik lagi politik identitas dengan tak perlu penguatan kembali isyu redikal versus nasionalis, kelompok intoleran versus toleran.

Dugaan saya, Isyu ini sudah basi bagi rakyat dan telah digagalkan oleh kepemimpinan Anies yang adil, toleran dan Pancasilais jauh dari isyu radikal -radikul, Jakarta bakal jadi kek di syria Afghanistan dll di tem-Teng.

Itu lebih baik, bijak dan ideal jika kalian kehendaki Anies Baswedan tidak terus melambung tinggi sebagai Presiden Indonesia !

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *