OPINI

ANIES ANTARA ADE ARMANDO vs IMAM ALI RA.

By.USMAN SERGI, SH./Jurnalis.

Imam Ali RA “Bermula dari Suatu Pemerintahan Yang Baik Jika Kaum Minoritas Mersakan Dirinya Sama Dengan Kaum Mayoritas”.

Kutipan konsep kepemimpinan Khalifah Ali Bin Abi Thalib RA sebagai basis argumentasi opini ini jujur melalui perdebatan batin yang alot.

Jangan-jangan nanti Anies pulak di cap redikal dan intoleran karena opini tentang kepemimpinan Anies menggunakan  basis teoritis kepemimpinan seorang tokoh Islam terkemuka dunia notabene seorang khalifah.

Semacam phobia, jangan-jangan Anies dikonotasikan sebagai penganut Khilafah, sebuah organisasi  yang dianggap momok Pancasila dan telah dilarang keberadaanya di Indonesia karena mispersepsi atau karena freming.

Tapi ya sudahlah, apa falsafah kepemimpinan nya Khalifah Ali RA dan siapa Anies serta konsep kepemimpinanya baik rakyat jakarta, semua media, aktivis dan  dunia pada tahu bahwa kepemimpinan Anies Not  Rasisisme, demokratis, kesetaraan, adil dan jauh langit dengan aspal dari nilai diktator mayoritas dan tirani miniritas kok.

Trend Anies idola rakyat Indonesia realtime telah menjadi momok bagi mereka yang memposisikan dirinya sebagai lawan bubuyutan nya.

Seiring Anies disambut bak Ratu adil se pelosok negeri, bersamaan mematik serangan berbau busuk politik identitas nan rasisme .Tujuan nya jelas, agar dukungan rakyat ke Anies  melemah.Nonsen!

Anomali ! Vidio Ade Armando  menohok langsung  anies viral beberapa hari ini ikut menandai betapa  siapa pemilik politik identitas yang selama ini kerap ditudingkan ke kelompok oposisi.

manuver diduga black Campagne politik identitas dan rasis balik menyasar Anies Baswedan justru dilakoni sendiri Ade Armando notabene pengusung politik anti politik identitas dan rasisme selama ini.Tak heran  Ade disemprot sejawat nya karena Ibarat menjilat ludah sendiri.

Ironisnya saudara sebangsa kristiani yang lagi asik-asik saja dengan kepemimpinan Anies seolah menjadi kelinci percobaan dalam “projek” nuansa politik rasis pembelahan bangsa ala Ade Armando ini.

Ajakan agar warga kristiani harus bersatu menolak Anies diduga kuat merupakan menuver politik identitas nan rasisme dan membelah kebangsaan Indonesia yang telah dilarang dalam sistem politik dan hukum Indoneaia itu.

Politik identitas adalah sebuah alat politik suatu kelompok seperti etnis, suku, budaya, agama atau yang lainnya untuk tujuan tertentu, misalnya sebagai bentuk perlawanan atau sebagai alat untuk menunjukan jati diri suatu kelompok tersebut.
Rasis atau rasisme adalah adanya perbedaan perilaku dan ketidaksetaraan yang didasarkan oleh warna kulit, suku, ras, serta asal-usul seseorang yang menjadikan adanya batasan atau pelanggaran hak serta kebebasan seseorang.

Politik identitas dan rasisme adalah dua hal yang menyatu tak bisa dilepaspisahkan.Komnas HAM memiliki konsen penuh anti dua  isyu ini.

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia mengungkap para pelaku politik identitas kerap menjadi akar masalah munculnya persoalan-persoalan rasialisme di Indonesia.

Wakil Ketua Eksternal Komnas HAM, Amiruddin Al-Rahab mengatakan pelaku kasus rasial biasanya kerap menafikan keberadaan multikulturalisme identitas. Di antara mereka, umumnya adalah pihak yang ingin menjalankan politik identitas.

Reboun.

Rebound merupakan suatu istilah dalam permainan bola basket di mana seorang pemain menangkap atau mendapatkan bola pantul yang tidak berhasil masuk yang ditembakkan oleh pemain lain.

Manuver si Ade kek bola rebound  kubu Anies karena sebetulnya sangat menguntungkan ditengah terka menerka potensi kemenangan antar kubu -kubu an.Bola Ade Armando menjadi info angin segar bahwa Anies memang sangat ditakuti sebagai pemenang kemudian harus panik dan berani mati melawan hukum anti rasis.Keraguan atas hasil survey nampak menemukan tempatnya.

Sayangnya aparat hukum masih diam atas dugaan delik umum yang tak perlu menunggu laporan atau aduan ini.Polri kemudian menuai curiga jangan-jangan mereka yang diduga rasis ini se genk dengan institusi kepolisian.Hemat saya tidak !

Lain pihak menilai manuver Ade Armando sebagai blunder bagi GP karena bakal mematik sentimen politik identitas kaum muslim yang mayoritas di Indonesia.

Ade seolah menambah daftar blunder GP pasca manuver partai non parlemen PSI mendeklarasikan pencapresan Gubernur Jawa Tengah itu menuai sikap reaksioner kubu Ketum PDI P Ibu Megawati SP.Ganjar di ganjar dengan hukuman partai olehnya dan akhirnya Ganjar balik mengganjar PSI  dengan pengingkaran.

Alih-alih, Manuver Ade bak Senjata makan tuan.Ade Armando telah memenangkan anies dalam pertarungan isyu nasionalisme versus politik identitas-rasisme.

Isyu-isyu politik identitas dan intoleran yang dikonsolidasikan sebagai trade mark politik nya anies juatru berbaik senjata makan tuan.
Ade Armando Cs jugalah akhirnya harus menanggung dosa politik terhadap politik identitas-rasis dan intoleran itu yang mereka gelar sendiri.

Bak penembak pemula, Ade Armando membalikkan moncong senapan ke wajahnya kala menembak akhirnya menembak muka sendiri atau kata pepatah Minang kampungnya si Ade “Ade Ibarat memercik air di dulang akhirnya kepercik muka sendiri.

Menariknya, anies diam dan seolah telah menyiapkan jawaban lugas dan faktual dari hati, pikiran warga dan pemuka kristiani yang berkata jujur sesuai rasa nya kepemimpinan Naies di Jakarta.Meminjam iklan di TV, Karena rasa tak pernah berbohong.

Deretan tokoh agama baik Kristiani, Katolik, Hindu, Budha dan Konghochu seolah membantah tegas dan lugas Ade Armando sebelum dan sesudahnya dalam testimoni mereka bahwa anies adalah real pemimpin adil dan unity yang menyatukan seluruh golongan agama dan etnis di jakarta.

Mereka mengakui, sebagai kaum minoritas tetap merasakan hak yang sama dengan kelompok mayoritas di Jakarta,

Apa yang di premis kan khalifah Ali Bin Abi Thalib RA Karamallahu Wajha “Bermula dari suatu pemerintahan yang baik jika kaum minoritas merasakan dirinya sama dengan kaum mayoritas” adalah fakta nya kepemimpinan Anies Baswedan.

Dalam sebuah kesempatan, anies berujar “Perbedaan adalah anugrah ilahi namun Persatuan adalah ikhtiar manusia.Itulah yang dilakukan dengan  tegas dan tuntas selama lima tahun memimpin Jakarta yang diterima diawal keemimpinanya penuh perpecahan dan pembelahan antar anak bangsa.

Anies itu menyatukan dan mendamaikan dari pikiran dan tindakannya.

Dalam desertasi PhD di Nothern Ilionis Unjveraity AS, anies berhasil mempertahankan desertasi bertajuk Merajut Tenun Kebangsaan Indonesia.Sebuah karya ilmiah yang sejalan dengan solusi bangsa Indonesia.

Saat deklarasi pencapresan nya oleh partai Nasdem, Anies menegaskan kembali filosofi kepemimpinan yang digagas Bersama Nasdem ““Kami mencita-citakan demokrasi Indonesia yang matang yang menjadi tempat persandingan keragaman dengan kesatuan dinamika dengan ketertiban kompetisi dengan persamaan kebebasan dengan kesejahteraan”.

Bung Ade, Bertarunglah dengan politik program saja, politik identitas dan rasis itu berat karena menjadi musuh bangsa yang Pancasilais dan berbhineka tunggal ika(***)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *