Ada isu Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) akan bergeser dukungannya ke Anies Baswedan. Mungkinkah? Dalam politik, selalu ada opsi. Opsi pertama, KIB akan dukung Ganjar Pranowo. Kabarnya, ini ada kaitanya dengan rencana istana. Akan tetapi, dukungan ini kabarnya bertepuk sebelah tangan. Ganjar lebih memilih untuk diusung PDIP. Ganjar masih berikhtiar dengan semua manuvernya agar PDIP luluh dan memberikan tiket nyapres kepadanya.
Banyak yang memprediksi bahwa Ganjar tidak direstui DPP PDIP. Ganjar dianggap “mbalelo” dan tidak memiliki potensi kemenangan sebesar Jokowi di pilpres 2014. PDIP kecil kemungkinan mengorbankan trah Soekarno, Bapak Ideologi Bangsa, demi kemenangan yang tidak dapat dipastikan. Mengusung Ganjar bagi PDIP bisa rugi dua kali.
Opsi kedua, KIB dukung Anies Baswedan. Tahapannya, KIB bubar dan menyerahkan masing-masing parpol untuk menentukan jalannya sendiri. Setelah bubar, PPP atas desakan kadernya kemudian mendukung Anies. Langkah PPP kemudian disusul PAN.
Di PPP, berdiri Forum Ka’bah Membangun (FKM) yang lebih dulu mendeklarasikan Anies untuk nyapres di Sleman Jogjakarta beberapa pekan lalu. FKB yang dikomandoi oleh Habil Marati, mantan bendahara DPP PPP. Habil Marati tidak sendirian. Habil didukung oleh Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK), ormas underbow PPP. Dalam deklarasi di Sleman Jogjakarta tersebut, hadir pula para kader Gerindra, PAN dan juga Golkar.
Sementara di PAN berdiri komunitas “Anies” singkatan dari “Amanah Indonesia”. Mereka adalah para mantan pimpinan dan pengurus PAN. Meski tidak berada di struktur resmi partai, tapi gerakan kelompok ini cukup punya pengaruh di grass roots PAN.
PPP dan PAN saat ini berada dalam tekanan grass roots-nya untuk mendukung Anies Baswedan. Jika elektabilitas Anies terus naik, dan dukungan kader PPP maupun PAN terus menyebar dan membesar, maka tidak ada jalan lain bagi kedua partai Islam ini kecuali mengakomodir aspirasi kader untuk mendukung Anies Baswedan.
Langkah PPP dan PAN tidak menutup kemungkinan akan diikuti oleh Golkar. Isunya, Airlangga, ketum Golkar sedang melakukan komunikasi terkait opsi untuk mendukung Anies Baswedan.
Munas KAHMI di Palu yang dihadiri oleh Anies Baswedan maupun para elit politik yang sebagian adalah para pentolan partai Golkar, bisa menjadi arena konsolidasi untuk menguatkan dukungan kepada Anies Baswedan. Ini artinya, pasca konsolidasi Palu, opsi Golkar untuk merapat ke Anies bisa semakin menguat.
Istana tidak punya alasan lagi untuk meminta parpol yang tergabung di KIB tetap bertahan tanpa capres. Karena koalisi ini tidak mungkin berlama-lama tanpa capres. Deklarasi paling awal, tetapi hingga hari ini belum punya tokoh yang akan dicapreskan. Jika ini terus berlanjut tanpa kejelasan, KIB bisa tertinggal jauh dari partai-partai lain.
Mungkinkah KIB dukung Prabowo? Sepertinya akan sangat kecil kemungkinannya. Pilpres 2024 bukan arena kompetisi yang tepat buat Prabowo. Arena Prabowo adalah pilpres 2009, 2014 dan 2019. Prabowo sudah finish. Kecuali jika lawan Prabowo hanya Puan Maharani. Formasi inilah yang menurut info yang beredar paling diinginkan oleh istana. Hanya dua kandidat. No Anies dan No Ganjar.
Sekenario dua pasang calon ternyata memang tidak mulus. Politik punya hukum dan jalannya sendiri. Politik punya dinamikanya sendiri. Tidak ada tangan yang selalu sepenuhnya mampu mengendalikan setiap variabelnya.
Dukungan KIB ke Anies Baswedan jika itu terjadi, maka ini akan menjadi bagian dari hukum dan dinamika politik. Tidak ada yang seutuhnya bisa memaksakan kehendak dan mampu mengendalikan hukum politik.
Depok, 25/11/2022.