Ikram Sangadji Disambut Apresiasi Dengan Harapan Besar.
Mukhtar Adnan menaruh harapan besar agar Ikram bisa merumuskan kebijakan yang inklusif dan merakyat yang singkron dengan problem dasar kemiskinan di Halmahera Tengah.
PIKIRAN UMMAT.Com—Ternate||Mendagri Tito Carnavian telah menetapkan Dr.Ikram Sangadji sebagai Pj.Bupati Halmahera Tengah, menggantikan Edy Langkara yang telah habis masa jabatan nya.
Sambutan apresiasi disertai harapan tinggi datang dari kalangan pakar dan tokoh Maluku utara menyambut kehadiran kembali mantan Dosen Unkhair itu.
Ikram Sangadji diapresiasi dengan harapan positif bukan hanya sebagai putra daerah tetapi juga sebagai sosok berkompeten dengan jam terbang pengalaman yang tinggi baik daerah maupun pusat sehingga telah memahami problem kebijakan pembangunan daerah.
Ikram Sangadji di bawah kementerian yang di pimpin langsung oleh Luhut Bismar Panjaitan dinilai memiliki kemampuan yang cukup mengkolaborasikan kebijakan yang mampu mengurai kemiskinan di Halmahera Tengah, demikian kata ekonom Dr.Mukhtar Adam.
Secara terpisah,terkait dengan siapa sesungguhnya sosok Ikram Sangadji,Mantan kadis Pariwisata prov.Maluku Utara,Anwar Husen,yang juga teman Ikram waktu sama
-sama menempuh pendidikan S1 di Manado memberikan testimoni nya tentang siapa dan bagaimana sosok Ikram Sangadji.
Dr.Mukhtar Adam menilai kehadiran Ikram Sangadji dengan segala nilai komparatif ya sebagai Pj.Bupati Hal-teng dalam momentum yang tepat ditengah Kebijakan hilirisasi sektor tambang yang telah membuahkan hasil yang spektakuler dimana telah menghidupkan kembali industri hilir pertabangan yang mati suri dari mangkalnya investasi Prancis dengan Weda Bay Nikelnya terbukti telah membuat kawasan tambang di Weda tak bergerak.
Founder Kampong Malanesia dan SIDEGon ini menilai, Langkah Pemerintahan Jokowi menginisiasi hilirisasi, dengan milibatkan investor asing ke Indonesia secara bertahap telah menunjukan fenomena baru.Kebijakan hilirisasi yang efektif berlaku 1 Januari 2020, ditengah badai Covid-19 yang mengancam mobilitas manusia dan mobilitas antar pulau, antar region, antar negara menjadi penghambat bagi gerak ekonomi global.
Hampir seluruh negara kata dia saat krisis berteriak kepanikan, Indonesia makin terasa panik di Maret 2020 yang memaksa menerbitkan Perpu 1/2022 untuk pengamanan sektor keuangan.
Kepanikan ini terasa di seanteru dunia atas ancaman sosial ekonomi dan keberlanjutan pembangunan katanya.
Namun ungkap akademisi ini, berkat kebijakan Hilirisasi sektor tambang sebagai penopang pembangunan menjadi solusi dari tekanan global yang nyaris merontohkan sejumlah negara.
Mukhtar menyatakan, Indonesia mengambil posisi yang tepat dengan mendorong industri, efek yang sangat terasa bagi Maluku Utara dengan hadirnya berbagai industri tambang yang membangkitkan kembali usaha besar di Maluku Utara.
Ditengah itu ungkap Mukhtar bahwa Kepemimpinan Edi Langkara yang di anggap gagal mengelola wilayah, menjaga keseimbangan industri dan pemenuhan kebutuhan sosial masyarakat, melalui instrumen fiskal menjadi hambatan utama dari kegemerlapan industri di Weda.
Halmahera Tengah papar dia, ditengah industri yang fenomenal, justru mencatatkan kabupaten termiskin di Maluku Utara, bersama Haltim dan Halsel yang juga merupakan kabupaten Tambang.
Kabupaten miskin di Maluku Utara berdasarkan rilis BPS beber ekonom kritis ini menunjukan bahwa belum singkronnya kebijakan fiskal di sisi Pemerintah Daerah dan induatri tambang di sisi swasta yang belum saling nyambung dalam memberi peran bagi bangkitnya ekonomi rakyat, minimal keluar dari garis kemiskinan
“Kabupaten miskin di Maluku Utara memiliki hubungan erat dengan tambang nikel yang di kembangkan investor Tiongkok, aliran dana investasi, ekspor dan inpor silih berganti, membuka peluang lapangan kerja bagi pencari kerja, membuka peluang bagi usaha pengikut dari industri tambang, aliran uang yang merangsang kebutuhan perdagangan belum di sambut baik oleh para kepala daerah di wilayah tambang, akibatnya masyarakat lokal sebagai pemilik wilayah tidak memiliki akses yang maksimal dalam proses hilirisasi”papar Mukhtar Adam.
Oleh karena dia menawarkan Ikram Sangadji harus mampu Mengawinkan kebijakan fiskal dan kebijakan hilirisasi industri tambang, perlu di rumuskan secara detail, agar ruang bertumbuhnya masyarakat di wilayah tambang menjadi penting dalam rumusan kebijakan fiskal.
“Ironis dimana penduduk Halmahera Tengah yang tak capai 100 ribu, namun angka kemiskinan yang tinggi menjadi problem dari kepemimpinan kepala daerahnya”
Atas kondisi yang ini, Mukhtar menilai langkah pemerintah pusat menetapkan Ikram Sangadji sebagai Pj.Bupati Hal-Teng sangat tepat agar bisa mengurai problem halteng secara tepat pula.
”Bisa jadi jadi, problem inilah yang memaksa pemerintah pusat perlu mengirim pejabat dari pusat, yang mampu mengurai dan mendeteksi problem dasar dari negeri kaya namun rakyatnya miskin”nilainya.
Menurut Mukhtar, penetapan Ikram bukan sekedar pertimbangan putra daerah tetapi lebih penting sebagai putra daerah yang memahami benar problem daerah dan memiliki kemampuan merumuskan kebijakan strategis yang tepat agar bisa mengurai permasalahan halteng dengan baik.
“Ikram Sangadji, bukan hanya putra daerah, tapi orang yang memulai karir dari Maluku Utara, memahami problem kebijakan dan pembangunan daerah, selain itu Ikram Sangadji di bawah kementerian yang di pimpin langsung oleh Luhut Bismar Panjaitan yang memiliki kemampuan yang cukup mengkolaborasikan kebijakan yang mampu mengurai kemiskinan di Halmahera Tengah”
Terakhirnya Mukhtar Adnan menaruh harapan besar agar Ikram bisa merumuskan kebijakan yang inklusif dan merakyat yang singkron dengan problem dasar kemiskinan di Halmahera Tengah.
”Ada harapan yang mesti di titipkan ke ikram Sangadji dalam merumuskan kebijakan yang inklusif, merakyat dan mampu mendeteksi problem dasar kemiskinan di Halmahera Tengah.”pinta nya.
“Selamat bertugas Sang pengawal ikan lumba- lumba yang kabur meninggalkan Maluku Utara, yang kembali menata lagi miniatur Archipelago state” tutup sapaan femiliar Om Pala Melanesia.
Sementara itu sambutan apresiatif juga datang dari Tokoh birokrat yang juga mantan Kadis Periwisata Malut Anwar Husen.
Menurut mantan Kadis Pariwisata Malut ini, penunjukan Ikram Sangadji sebagai Pj.Bupati Halteng sudah sangat tepat dengan mengingat faktor putra daerah dan kemampuan Ikram Sangadji.
Siapa sesungguhnya sosok Ikram Sangadji,Mantan kadis Pariwisata prov.Maluku Utara,Anwar Husen,yang juga teman Ikram waktu sama
-sama menempuh pendidikan S1 di Manado turut memberi testimoni.
IKram dalam pandangannya adalah sosok yang low profil dan tipikal pemimpin problem solver yang mampu bertanggun jawab dalam mengatasi persoalan yang dihadapinya.
“saya kenal betul seorang Ikram.Komunikasi kami terbangun baik.Orangnya serius dan telaten dan tipikal problem solver, wajar jika karirnya menterang hari ini”,ujar Anwar.
Anwar menuturkan, Ikram Sangadji sendiri merupakan mantan akademisi di Unkhair selama 13 tahun, birokrat profesional di Pemda Malut kemudian berhijrah ke Kementerian Kelautan dan Perikanan.Dia sambung Anwar memiliki pengalaman jabatan yang mumpuni.Terbukti Dia pernah memimpin Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Denpasar yang kemudian Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional Wiayah Timur Indonesia.
Kemampuan manajerial dan inovasi Ikram inilah jelas Anwar telah menempatkan anak Maluku Utara yang kabur dari kampungnya mendapat pengakuan sebagai Future Leader versi Kementerian PAN/RB tahun 2019.tutur nya.
Ikram Sangadji juga kata Anwar piawai membangun relasi dan kerjasama sehingga sering menjadi official delegasi Indonesia ke ke beberapa negara dan masih banyak lagi pengalaman lainnya,tutup Anwar.(***)