HEADLINE

Antisipasi Dampak Resesi Global 2023 terhadap Indonesia.

H.Achmad Hatari Sarankan Pemerintah Menjaga Daya Beli Masyarakat.

PIKIRAN UMMAT.Com—Jakarta||Ekonomi dunia Pada tahun 2023 diperkirakan jatuh ke jurang resesi. Akibat  banyak bank sentral di berbagai negara yang sudah menaikan suku bunga acuan demi menekan inflasi.

Menurut anggota DPR  RI H.Achmad Hatari, Dengan kenaikan suku bunga acuan cukup ekstrem bersama-sama, membuat ekonomi dunia melambat.

Indikasinya ungkap Hatari, beberapa  negara ekonomi maju seperti Amerika Serikat (AS), Jerman, China , hingga Inggris, kata dia juga sudah mulai melambat ekonominya.

Iklan

Berdasarkan prediksi wakil rakyat Malut ini, Terjadinya pelemahan ekonomi di negara-negara maju,  dan yang memliki hubungan dagang dengan Indonesia, seperti Amerika Serikat dan  china, tentu akan berdampak bagi ekonomi Indonesia.

Ketua Nasdem ini memprediksikan bakal terjadi 4 danpak resesi dan menyarankan pemerintah perlu mengambil langkah strategis menjaga daya bei masyarakat yang selama ini berkontribusi cukuo signifikan terhadap PDB Indonesia.

Achmad Hatari menyatakan akan terjadi danpak resesi terhadap Indonesia antara lain Pertama, Penurunan ekspor. Dengan lesunya ekonomi dunia menurut Achmad, maka akan menurunkan permintaan produk dari Indonesia, termasuk komoditas yang selama ini menjadi andalan pemasukan devisa Indonesia.

Ke dua, sambung dia,  Naiknya suku bunga membuat realisasi investasi langsung di Indonesia juga akan turun. Sehingga lapangan kerja akan menurun, angka pengangguran dan kemiskinan naik.

Ke tiga, Dampak naikan suku bunga The Fed membuat terbangnya modal ke luar Indonesia. Investor akan mengamankan dananya ke negara yang lebih aman dan menguntungkan. Membuat rupiah makin terpuruk terhadap dolar AS.

Ke empat, Penurunan nilai rupiah akan berisiko terhadap pembiayaan impor dan utang luar negeri. Tentunya akan semakim menguras cadangan devisa indonesia.

Sebagai solusi, Achmad Hatari menyarankan Pemerintah segera melakukan langkah penyelamatan ekonomi Indonesia  melalui penguatan konsumsi domestik, yang selama ini memiliki porsi 54 persen dari PDB Indonesia.
“Maka pemerintah perlu menjaga daya beli masyrakat dan melakukan insentif pajak, agar daya beli tetap terjaga”pungkasnya.(***)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *