HEADLINE

Hujan Es, Peristiwa Langka Yang Pertama Terjadi di Hal-Teng.

Peristiwa Pertama dan Wajar Di Wilayah Tropis.

PIKIRANNUMMAT.Com—Weda||Peristiwa alam langka terjadi di wilayah Halmahera Tengah, Selasa kemarin (17/11/2023).Hujan es berbentuk butiran sebesar kelereng menghujani wilayah Hal-teng diperkirakan berlokasi di kawasan pertambangan.

Hujan es itu sontak mengagetkan warga sekitarnya karena terhitung warga setempat baru pernah mengalami Peristiwa alam yang tergolong langka untuk wilayah tropis Maluku utara itu.

Terlihat di vidio, warga yang sempat diluar rumah berlindung dalam kendaraan roda empat agar bisa terhindar dari terpaan butiran es sebesar kelereng itu.

Dikutip dari media PikiranPost.Com, Prakirawan  dari BMKG Malut menyatakan sebagai peristiwa pertama dalam sejarah hujan es di wilayah Maluku utara.

Petugas BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Babullah Ternate Dewi Madiong, Prakirawan menjelaskan, fenomena hujan es di wilayah Halmahera Tengah itu baru pertama kalinya terjadi.

“Kami baru mendapatkan informasi mengenai hujan es di Halmahera Tengah. Hal itu sebenarnya kalau dalam fenomena meteorologi itu wajar terjadi di wilayah tropis,” kata Dewi Madiong, Prakirawan BMKG Ternate, Senin (17/01).

Fenomena alam hujan es seukuran krikil, walau tidak menimbulkan korban atau kerugian, fenomena hujan es di wilayah Maluku Utara jarang terjadi.

“Sebenarnya ini baru pertama kali kami dengar selama. Fenomena ini tidak dipengaruhi oleh siklon tropis, tapi memang cenderung dari kondisi lingkungan sekitar terbentuknya awan sibi yang cukup mendukung untuk terbentuknya terjadinya hujan es,” jelasnya.

Proses terjadinya hujan es menarik untuk diketahui dan dipelajari. Hujan es termasuk dalam kategori fenomena ekstrim dan jarang terjadi di Maluku Utara. Sehingga, kemunculan fenomena ini biasanya akan langsung menarik perhatian masyarakat.

Fenomena hujan es yang mengguyur kawasan pertambangan di wilayah Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara misalnya, merupakan fenomena langkah yang baru terjadi di Maluku Utara.

Hujan es sebesar batu krikil itu mengguyur hingga dan membuat warga kaget atas terjadinya fenomena itu.

Dewi Madiong, Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Babullah Ternate menjelaskan, fenomena itu lazim terjadi khususnya pada wilayah tropis, tak terkecuali di Maluku Utara.

Fenomena hujan es ini terjadi akibat beberapa faktor perubahan cuaca pada suatu wilayah.

“Hal itu terjadi itu butuh beberapa gangguan cuaca atau parameter yang sangat mendukung yang pertama adalah, muncul awan Cumulonimbus (Cb) yang cukup masif di wilayatlh tersebut, hal itu ditandai dengan adanya pemanasan sebelum terbentuknya awan (Cb) tersebut,” jelas Dewi , Prakirawan.

Terjadinya hujan es erat kaitannya dengan masalah perubahan lingkungan seperti suhu, tekanan udara, dan kelembapan. Proses terjadinya hujan es sebenarnya tak jauh berbeda dengan hujan air biasa. Yang membedakannya adalah pada proses kondensasi atau penguapan.

“Ini biasa terjadi pada pagi-siang hari itu pamanasannya cukup kuat sehingga meningkatkan penguapan sehingga pada saat siang-sore hari itu terbentuk awan (Cb) yang cukup signifikan di wilayah tersebut kemudian, awan (Cb) ini akan terkumpul masa uap air. Nah masa uap air ini ketika dia semakin jenuh ditambah suhu yang berada di awan tersebut akan mengeras dan menjadi bongkahan es,”pungkas dia.(*)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *