Takaran ini memang relatif dan tak kwantitatif sehingga butuh “maqam” tertentu untuk merepresentasikan rasa adil banyak orang.bahkan ada orang yang mencoba untuk memberi bobot kwantitatif dari setiap tindakan/jasa hanya untuk mendapatkan “gambaran” dan ukuran rasa adil itu.
Dan dari sini,kita bisa menakar kadar kebaikan dan ketamakan/kerakusan seseorang dalam urusan “bagi-membagi” terkait jasa dan kontribusi setiap orang dalam sebuah peran bersama.
Ada yang merasa surprise saat menerima ‘konpensasi’ atas jasanya karena merasa begitu besar,tak setara dan tak di duganya,tetapi ada juga yang nyaris pingsan karena kaget tak menduga pengorbanannya yang luar biasa tetapi mendapatkan imbalan yang jauh dari harapannya bahkan merasa terhinanya karena ‘nilai’ dirinya ternyata begitu rendah dan tak menusiawi.situasi inilah kemudian memicu banyak fakta ketidakpuasan,merenggangkan pertemanan hingga sama sekali terputus silaturrahmi.
Komentar