oleh

Diman,sang suami “idaman” [Part.20].

-OPINI-174 Dilihat

Saat terpikir untuk membersihkan pagar depan rumah,saya mengingatnya.Terpikir oleh saya bahwa mereka harus di dahulukan,apapun hasil pekerjaannya.Tiga hari,dengan di “bantu” oleh sang isteri plus di temani buah hati mereka setelah jeda santap siang.Tentu semua ini karena kami berkeluarga,menemani sang suami sekaligus bersilaturrahmi.

Yang menarik dan ingin saya tulis kali ini adalah hal yang menurut saya,sesuatu yang mulai “langka” saat ini.Apa itu?memilih pulang untuk bersantap siang dengan keluarganya di banding memilih bersantap sama-sama saya.Dan ini terjadi dua kali berturut-turut.Saya menelpon untuk mengonfirmasi sang isterinya dan mendapatkan jawaban jika hidangan untuk santap siang buat sang suami memang telah di siapkannya.Rumah mereka berjarak 600 hingga 700 meter dari kediaman saya.

Baca Juga  ANDAI KITA PUNYA MESIN WAKTU

Hal ini saya anggap hal “besar” dan layak di tulis.Sebabnya,tidak pernah saya temukan kasus yang sama selama ini.Umumnya,mereka memilih bersantap di rumah saya,yang bukan keluarga saya sekalipun.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *