oleh

Diman,sang suami “idaman” [Part.20].

-OPINI-173 Dilihat

Di Tidore,masyarakat bersantap di luar rumah baik sendiri maupun bersama keluarga memang belum menjadi kebiasaan yang menggejala.Mayoritas lebih memilih berbelanja bahan mentah dan di olah di rumah untuk santap keluarga.Berbeda dengan wilayah tetangga, Ternate,misalnya.Di sana,kebiasaan bersantap di luar rumah bersama keluarga sudah jadi kebiasaan yang menggejala.Pertimbangannya mungkin lebih pada pertimbangan praktis,bukan lagi soal-soal kebiasaan,bahkan “budaya” masyarakat.Apalagi pada masyarakat yang relatif homogen.

Baca Juga  Semiotika Idul Fitri

Fakta ini pula,yang mungkin jadi salah satu faktor untuk menjelaskan mengapa terlihat ada gejala kelesuan pasar.Kedai-kedai makan terlihat lesu di pertengahan bulan,di samping bahwa potensi belanja terbesar masih terlihat di dominasi oleh aparatur sipil negara [ASN].Artinya,investasinya masih di dominasi oleh Pemerintah Daerah.Investasi swasta relatif lemah.

Tetapi,tentu ini bukan salah Diman.Dia hanya “orang kecil”.Meski ada harapannya bisa bersantap bersama keluarga di luar rumah di jeda waktu tertentu,sangat mungkin itu tak di lakukannya.Sedang di keluarganya saja,dia lebih memilih meminta maaf untuk sekedar bisa bersantap siang dengan keluarganya.Diman,sang suami idaman.Wallahua’lam.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *