oleh

ISU ISRAEL DI TENGAH KEBANGKRUTAN REZIM JOKOWI

-OPINI-75 Dilihat

Di tengah eskalasi kekerasan Israel-Palestina, rezim Jokowi nekat melawan resistensi publik terhadap rencana kedatangan timnas sepakbola Israel di Piala Dunia U-20 yang akan berlangsung di Indonesia pada 20 Mei-11 Juni mendatang.

Ketua PSSI Erick Thohir menegaskan, pemerintah menjamin keamanan timnas Israel. Menko Polhukam Mahfud MD juga mengatakan tak masalah dengan kedatangan timnas negara Zionis itu. Kata Mahfud, pemerintah telah membahas dan menyiapkan semua jalur: politik, diplomatik, keamanan, dsb.

Tapi alasan bahwa politik tak boleh mencampuri urusan olahraga tak dapat dijadikan argumen. Toh, sepanjang sejarah olahraga modern, politik selalu berkelindan dengan olahraga. Dan hampir semua negara pernah memboikot negara tuan rumah.

Baca Juga  ANDAI KITA PUNYA MESIN WAKTU

Misalnya, pada Olimpiade Moskow 1980, AS memimpin boikot internasional atas even sport itu sebagai protes terhadap invasi Uni Soviet ke Aghanistan (1979). Empat tahun kemudian, Uni Soviet dan negara satelitnya balas memboikot Olimpiade Los Angeles, AS.

Yang terbaru adalah tindakan FIFA mencoret timnas sepakbola Rusia untuk berpartisipasi dalam Piala Dunia Qatar tahun lalu sebagai protes atas invasi Rusia ke Ukraina.

Indonesia juga pernah melakukan hal yang sama terkait kontingen Israel. Presiden Soekarno menolak partisipasi kontingen Israel dalam Asian Games di Jakarta pada 1962.

Penolakan ini didasarkan pada amanat konstitusi 1945 bahwa “kemerdekaan adalah hak setiap bangsa dan penjajahan di atas bumi harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.

Baca Juga  Kewajiban Konsitusional Seorang Presiden

Amanat konstitusi inilah yang membuat hingga hari ini Indonesia menolak membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Dalam Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada 2015, Presiden Jokowi menyatakan pada negara-negara tamu bahwa kita harus terus berjuang bagi kemerdekaan Palestina.

Katanya, dunia masih berutang pada Palestina. Jokowi bahkan mengajak boikot terhadap produk Israel. Memang Palestina merupakan satu-satunya bangsa yang belum juga merdeka pasca Perang Dunia II ketika dekolonialisasi berlangsung di seluruh penjuru dunia.

Konsistensi pemerintah Indonesia mendukung kehadiran timnas Israel akan membuat gelombang penolakan publik membesar. Sebenarnya, penyelenggaraan Piala Dunia U-20 merupakan penghormatan sebagai bentuk kepercayaan FIFA terhadap kemampuan Indonesia menyelenggarakan pesta besar olahraga itu.

Baca Juga  Ada yang Lindungi DPD di KPK?

Suksesnya penyelenggaraan dipandang akan mendatangkan keuntungan politik dalam hubungan internasional di mana citra Indonesia sebagai negara berkembang diharapkan meningkat. Ini juga dapat menjadi modal bagi ambisi Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia pada waktu mendatang.

Rezim Jokowi mungkin melihat penolakan terhadap timnas Israel berpotensi menjadi isu internasional yang merugikan Indonesia. Tapi pandangan ini tidak beralasan mengingat Israel tak mau bermasalah dengan Indonesia, negara Muslim terbesar yang sudah lama diincar Israel, terutama setelah mediator pemerintahan AS di bawah Presiden Donald Trump pada 2020 berhasil mendamaikan empat negara Arab (Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko) dengan Israel.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed