Sah! Anies Baswedan mendapat tiket maju ke pilpres 2024. Partai Nasdem, Demokrat dan PKS telah menandatangani pengusungan Anies menjadi capres. Ketiga partai ini bergabung dan membentuk Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
Semula koalisinya bernama Koalisi Perubahan. Dalam MoU, diubah menjadi Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Ada semacam upaya untuk membuat koalisi yang lebih soft dengan memasukkan kata “persatuan”. Bahkan di poin 1 dalam MoU yang disepakati, bahwa koalisi ini ingin mendorong keberlanjutan pembangunan yang dicita-citakan sejak masa kemerdekaan bangsa. Dan step pembangunan itu direncanakan setiap lima tahunan. Artinya, koalisi ini ingin sekaligus mengirim pesan: No Penundaan Pemilu. Satu pesan yang lebih substansial: Kembalikan arah pembangunan ke jalur yang sesuai dengan cita-cita pendirian Republik Indonesia. Ini nampak Anies banget. Visioner dan idealis. Kalimat ini yang selalu dinarasikan oleh Anies dalam banyak kesempatan.
Setelah Anies mendapat tiket maju jadi capres, siapa lawan yang potensial akan maju menjadi rival Anies di pilpres 2024?
Dalam survei, selalu muncul tiga nama tertinggi elektabilitasnya. Anies Rasyid Baswedan, Prabowo Subiyanto dan Ganjar Pranowo. Tiga nama ini lolos secara elektabilitas. Soal integritas, kompetensi dan rekam jejak, lembaga-lembaga survei, semua tanpa terkecuali, selalu mengabaikannya. Ini tidak boleh terjadi lagi untuk pilpres-pilpres berikutnya. Sebab, rakyat butuh pemimpin yang berintegritas, punya kompetensi dan rekam jejaknya bisa dibaca, terutama soal hasil kerja dan prestasinya. Rakyat tidak butuh calon pemimpin yang hanya bermodal elektabilitas. Pemimpin yang hanya sibuk bagaimana memenangkan kontestasi, tapi tidak punya kompetensi untuk mengisi kemenangan itu. Ini berbahaya untuk masa depan bangsa. Rakyat mesti memilki kesadaran yang matang untuk memilih pemimpin.
Komentar