Saat “moderator” membuka kesempatan, saling berebutan untuk berargumentasi tak terelakan.lagi-lagi, nyaris rusuh jilid ll.Saya menengahi dengan berargumen bahwa hal yang paling utama dan bisa di bilang prasayarat “kunci” dari seseorang yang mau memproklamirkan diri jadi pemimpin atau kepala daerah adalah kemampuan meyakinkan banyak orang, publik, yang nantinya terpilih, anda jadi pemimpin mereka, bahwa anda “layak” menjadi pemimpin mereka.Dan kemampuan “meyakinkan” itu tidak sekedar berbicara dan memberitahukan orang, entah itu secara langsung atau melalui media baliho tapi dari “performance” dan gesturnya tergambar ada kepercayaan diri yang kuat, strong dan meyakinkan.Kalau perlu sedikit “sombong”.Sontak karib saya yang persis di sebelah yang juga politisi dan mantan anggota DPRD provinsi Maluku Utara, menyahutinya, harus ada biaya sombong.Tentu maksud sombong di sini bukan dalam pengertian yang umum tetapi lebih pada efek dari ekspresi percaya diri tadi yang kuat sebagai seorang calon pemimpin.
Saya masih menyambungnya dengan mencoba mengindentifikasi beberapa figur dan tokoh, di antaranya mantan kepala daerah di Maluku Utara.Andai siang tadi mereka datang menghadiri Open House ini dan berinteraksi dengan kita, sekembalinya, kita mungkin masih akan mendiskusikannya bahkan hingga malam ini.Itu karena mereka punya magnet dan daya tarik pasar politik yang kuat, yang pernah di “bentuk”.
Saya jadi ingat kata-kata almarhum Nurcholish Madjid : pemimpin itu menunjuk arah dan menggerakan orang yang di pimpin ke arah yang di tuju itu.Ini adalah gambaran visi pemimpin.Dan kemampuan yang meyakinkan untuk “mengobral”nya adalah bagian dari performance nya.Saya memberi contoh Anies Baswedan.Simpati dan dukungan yang luas buatnya, bukan karena orang pernah bertemu muka hingga mengobrol dengannya, tetapi lebih pada kekuatan visi yang terbaca dari media, khususnya media sosial.
Komentar