oleh

DI BAWAH LANGIT MENDUNG

KPK pun aku peralat untuk menjadikan Anies koruptor ajang Formula-E. Ketika jalur ini berpotensi gagal, aku suruh KSP Moeldoko membegal Partai Demokrat. Kalau berhasil peluang Anies ikut kontestasi pilpres bakal lenyap. Upaya rasional aku gabungkan dengan upaya mistis dan doa dengan bersemedi di kamar, siapa tahu kekuatan suprnatural mendengar keinginanku.

Namun, lagi-lagi upaya ini mndapat perlawanan keras. Sebagai ikhtiar, untuk berjaga-jaga kalau nanti wacana perpanjangan masa jabatan presiden gagal, aku hubungi PDIP untuk mengusung Ganjar Pranowo. Dia dapat menjamin keselamatan kekuargaku dan meneruskan program pembangunanku.

Aku kecewa berat ketika Megawati tak menyambut usulanku. Padahal Ganjar adalah kader PDI-P dan berpotensi menang pilpres. Kalau bukan Ganjar siapa lagi yang bisa mengalahkan Anies? Aku tak yakin Prabowo bisa menang. Juga belum tentu dia akan menjamin keselamatan aku dan keluargaku.

Seiring perjalanan waktu,kondisi bangsa kian memburuk. Papua bergolak, mahasiswa dan buruh berunjuk rasa memprotes UU Cipta Kerja. KPK digoyang karena bekerja curang dan tak sesuai tupoksinya. Pemerintah ditekan terkait mega skandal korupsi dan pencucian uang Rp 349 T di Kemenkeu. Keresahan sosial muncul di mana-mana.

Baca Juga  Conie Layak Dipidana?

Yang paling mengejutkanku, Cina juga menekan aku untuk menanggung pembengkakan biaya proyek kereta cepat Jkt-Bandung menggunakan APBN. Sikap ini membuat Cina semakin tidak populer ketika kehadiran buruh kasarnya yang besar di negeri ini mendapat kritikan luas.

Aku sesali ketidakpekaan Beijing melemparkan beban pembiayaan kepada kita. Padahal, aku bela-belain dia selama ini. Menurut Opung, hampir 16.000 perusahaan Cina beroperasi di sini. Dengan munculnya kasus ini, sentimen anti-Cina di negeri ini pasti meningkat, yang juga akan menggerus legitimasi pemerintah. Aku hampir menangis melihat ulah Cina seperti ini.

Ini membahayakan ekonomi Indonesia kalau nanti hubungan Indonesia-Cina bermasalah. Ternyata Cina tak daoat diajak bekerja sama yang saling menguntungkan. Di pihak AS pun kini kita bermasalah.

Baca Juga  Kejujuran Sang Presiden Ksatria

AS menolak memberi subsidi hijau kepada industri nikel kita. Padahal, melalui UU Inflation Reduction Rate, AS berkomitmen memberi kredit pajak atas pembelian mobil listrik. Tapi insentif ini tidak  berlaku bagi mobil listrik kita dengan baterei berbahan nikel karena dominasi perusahaan Cina dalam industri nikel RI.

Aku merasa seolah Cina dan AS bersekongkol untuk menggoyang pmerintahanku. Sementara aku telah berpisah dengan Ganjar sejak dia menolak timnas Israel dalam perhelatan Piala Dunia U-20. Gara-gara Ganjar patuh pada Megawati, aku tak bisa dapat  insentif politik dari perhelatan itu. Rasanya sekutu-sekutu mulai meninggalkan aku.

Tapi aku masih punya kesempatan untuk menjegal Anies. Segera kupanggil tokoh-tokoh parpol untuk membentuk koalisi besar. Aku tak punya pilihan lain kecuali mengusung Prabowo Subianto sebagai bacapres koalisi besar. Tapi tiba-tiba aku sadar koalisi ini terancam pecah terkait penentuan bacapres dan bacawapres. Belum lagi koalisi ini tidak menjamin kemenangan melawan Anies. Tantangan lain, kalau nanti Ganjar dicapreskan PDI-P kemungkinan ada parpol dari koalisi besar yang menyeberang ke kubu PDI-P.

Baca Juga  Prabowo: "Jangan Korupsi"

Apalagi yang bisa kulakukan? Dalam kesunyian malam  tiba-tiba aku menemukan Istana sebagai temoat  yang angker. Soekarno, Soeharto, Habibie, dan Gus Dur terjungkal di dalam Istana ini. Penyebabnya macam-macam faktor, yang saling berkelindan.

Intinya mereka kehilangan legitimasi, ditinggal sekutu di dalam dan di luar negeri setelah kekuatan-kekuatan sosial politik — yang bekerja menurut hukumnya sendiri — tak bisa lagi mereka kendalikan. Mirip dengan situasi yang sedang kuhadapi sekarang.

Malam makin dingin, diterpa badai dari utara. Dari beranda belakang Istana aku memandang malam  tak berbintang. Gelap gulita. Hanya ada awan hitam yang menggantung.

Tangsel, 14 April 2023.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *