oleh

GANJAR TERBILANG PRABOWO HILANG?

-OPINI-101 Dilihat

Sudah  jauh-jauh hari Gerindra di bawah kepemimpinan Prabowo dan PKB pimpinan Muhaimin Iskandar telah berkomitmen secara lisan untuk mmbangun koalisi di mana diperkirakan Prabowo sebagai bacapres dan Cak Imin sebagai bacawapres. Dari sisi elektabilitas, Gerindra memang lebih tinggi daripada PKB. Bagaimana, koalisi yang mereka sebut “Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya” (KKIR) sangat mungkin merupakan siasat Cak Imin untuk menarik parpol lain bergabung.

Iklan.

Kalau KKIR tidak laku, PKB bisa melompat ke tempat lain. Maka ketika PDI-P menjadikan Ganjar sebagai bacapres, akan masuk akal kalau PKB bergabung ke PDI-P. Pencapresan Ganjar juga memunculkan pertanyaan tentang kelangsungan koalisi besar, apalagi Jokowi kini telah berbalik mendukung PDI-P denganGanjar sebagai bacapres.

Baca Juga  IMS, Momentum Demokrasi dan Reinventing Goverman di Bumi Fagogoru

Koalisi besar merupakan gabungan KKIR dan Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB (Golkar, PAN, PPP). Kalau PKB bergabung dengan PDI-P, besar kemungkinan KIB juga akan merapat ke sana. Di atas kertas, Ganjar berpeluang lebih besar untuk menang ketimbang Prabowo. Lagi pula, koalisi besar belum terbentuk secara resmi. Ia juga belum memiliki bacapres ataupun bacawapres.

Baca Juga  OLD WINE IN A NEW BOTTLE

Dus, logis kalau KIB dan PKB bergabung dengan PDI-P. Bahkan, karena PDI-P butuh suara Nahdiyin, sangat mngkin Cak Imin akan dipilih sebagai bacawapres. KIB tak punya pilihan lebih rasional daripada ikut PDI-P bersama PKB untuk membangun koalisi kalau tidak tertarik bergabung dengan KPP.

Koalisi Perubahan untuk Persatuan atau KPP (Nasdem, Demokrat, PKS) akan stabil karena komitmen mereka sudah sangat jauh dan pasti juga mereka telah mengantisipasi kemungkinan Ganjar menjadi kompetitor Anies. Kalau prediksi saya tidak meleset bahwa koalisi besar (tanpa Gerindra) akan bergabung dengan PDI-P, timbul pertanyaan ke mana Gerindra-Prabowo yang telah ditinggal sendirian, akan berlabuh?

Baca Juga  Kewajiban Konsitusional Seorang Presiden

Tidak mungkin Gerindra bergabung dengan KPP kalau syaratnya Prabowo menjadi bakal cawapres karena KPP telah punya bacapres dan “bacawapres”. Sulit juga Gerindra-Prabowo bergabung dengan koalisi baru pimpinan PDI-P untuk alasan yang sama karena mereka telah punya pasangan pasti: Ganjar-Muhaimin/Airlangga Hartarto.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *