Mengutip Ihya Ulumuddin,di khiaskan bahwa Ramadhan adalah proses yang terjadi dalam diri ibu.Esensinya,pesan untuk merefleksikan perjalanan hakikat diri dari rahim seorang ibu.Jadi pesan Ramadan sesungguhnya sangat agung bagi kemuliaan seorang ibu.
Di kisahkan ketika Nabi di tanya tentang “derajat” kedua orang tua,
beliau menyebut ibu sebanyak 3 kali,kemudian bapak.Di kisah lain,seorang anak yang telah yatim-piatu mengadu kepada Nabi bagaimana dia bisa bersimpuh di depan kedua orangnya sedangkan mereka telah berpulang,Nabi menjawab sambil meneteskan air mata,datangilah kuburan mereka karena mereka masih bersama-sama engkau.Di pekuburan Islam tadi,saya mengamati banyak peziarah yang “bersimpuh” di sana.
Dalam kajian hakikat,dalam pandangan beliau,seburuk apapun amalan seorang ibu,jika dia berpulang menghadap Rabbnya di bulan Ramadhan maka Allah mengharamkan jazadnya dari api Neraka.Apalagi bila berpulang di Idulfitri,bahkan telah mengeluarkan zakat dirinya,Fitrah.
Bukan kebetulan jika kami sedang memperbincangkan tentang sebuah kisah yang baru saja terjadi kemarin : seorang ibu di usia udzur yang baru saja berpulang,di malam takbiran setelah selesai menunaikan zakat fitrahnya.Ini di kelurahan Kalumpang,kompleks Al-khairaat.
Komentar