oleh

Idulfitri : Merefleksikan “Kisah-kasih” Ibu [Part.33].

-OPINI-3 Dilihat

Kemarin,di 21 April,saat di mana sang ibu yang berpulang tadi mengeluarkan zakat Fitrahnya,bertepatan hari Kartini,yang setiap tahun di kenang untuk seorang perempuan hebat yang mendedikasikan sebagian hidupnya untuk membela dan mengangkat harkat dan martabat perempuan,ibu dan para “calon” ibu.

Di momentum lain di tanggal tersebut,sebuah partai politik yang di pimpin seorang ibu dan perempuan hebat,memilih waktu ini untuk mengumumkan calon Presidennya.

Baca Juga  11 Tokoh Membangun Perlawanan Terhadap Oligarki

Ketiga “penanda” tadi,terjadi bertepatan di hari Jum’at di penghujung Ramadhan,sebuah hari yang di agungkan oleh kaum muslimin.

Dan,di masjid Nurul Iman tadi,tulisan pendek ini di sudahi,ba’da Dhuhur di bawah hembusan sepoi AC yang “meninabobokan”.Dan entah sengaja atau tidak untuk di maksudkan,Nurul Iman adalah “metafora” yang
menandai “kisah-kasih” ibu di atas.Wallahua’lam.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *