Tragedi Kanjuruhan, dilihat dari korban jiwa, merupakan tragedi terbesar sepak bola sepanjang sejarah. Dan meendapat liputan luas oleh media internasional. Tragedi itu bukan merupakan human error, melainkan kebodohan dala pengelolaan keamanan. Bhkan, aparat menabrak larangan FIFA untuk tidak menggunakan gas air mata di stadion.
Yang juga mengejutkan FIFA, tidak ada pertanggungjwban yang semestinya dari pihak penyelenggara di negeri ini. Semua ini menambah keyakinan Infantino, juga dunia luar, bahwa pemerintahan Jokowi memang tidak layak menghelat ajang sebesar piala dunia.
Alasan lain, FIFA mempertimbangkan dua hal berikut. Pertama, adanya agenda politik PDI-P dalam kasus ini, yaitu melemahkan Jokowi dan menghempaskan Erick dari arena pilpres. Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri tak ingin Jokowi berperan dalam penentuan capres-cawapres yang tak mendukung agenda PDI-P. Terutama dalam
mempromosikan dua jagonya: Erick dan Ganjar.
Sebelumnya, Mega telah menghantam Jokowi melalui Mahfud MD yang membongkar transaksi mencurigakan di Kementerian Keuangan. Ini karena Jokowi terkesan kuat masih berusaha meloloskan wacana perpanjangan masa jabatan presiden yang berpotensi menabrak konstitusi.
Skandal pelanggaran moral, etika, dan martabat itu — yang sulit untuk tidak dikaitkan dengan keterlibatan pemerintahan Jokowi — diharapkan dapat mengganggu legitimasi Jokowi. Tak lama, Mega menyatakan tahu persis capres yang mengumpulkan harta melalui korupsi. Nampaknya, ia merujuk pada Ganjar, yang sempat diberitakan terlibat kasus megakorupsi e-KTP.
Erick juga perlu dihantam karena ia terus dipromosikan Jokowi dengan berbagai cara. Salah satunya adalah melantiknya sebagai ketua penyelenggara Piala Dunia U-20. Ini tentu saja ajang sangat bergengsi, yang kalau berhasil, akan mengerek secara signifikan elektabilitas Menteri BUMN kepercayaan Jokowi itu.
Kengototan Erick agar RI tetap menjadi host ajang itu justru menunjukkan sikap tak bertanggung jawab.Memang akibat pembatalan itu, Indonesia menanggung banyak kerugian. Selain ekonomi, dunia internasional melihat pemerintahan Jokowi diolah secara amatiran.
Dengan maksud menaikkan elektabilitasnya, Ganjar ikut menolak kedatangan timnas Israel. Harapannya, umat Islam bersimpati kepadanya. Sikap Ganjar yang menampar wajah Jokowi ini menunjukkan ia telah berbalik badan dari bosnya itu. Sulit untuk mengatakan ini inisiatif Ganjar sendiri. Bisa jadi ia diperintahkan atasannya dengan imbalan ia akan dicapreskan PDI-P.
Jokowi terpukul semakin telak karena pencoretan RI oleh FIFA memperlihatkan inkompetensinya mengelola konflik domestik dan rapuhnya dukungan politik kepadanya. Dus, dengan melumpuhkan Jokowi dan Erick sekaligus, Mega berharap semua rekayasa Jokowi terkait perpanjangan masa jabatannya dan pilpres dapat diredam. Kasihan Jokowi.
Hasilnya mulai kelihatan. Ketum Golkar Airlangga Hartarto dan Wakil Ketum PPP Rusli Effendi baru-baru ini memenuhi undangan buka puasa bersama di Nasdem Tower di mana keduanya duduk bersama dan mendiskusikan pilpres bersama Anies Baswedan, JK, dan semua ketua umum parpol yangs tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Koalisi ini musuh besar Jokowi karens mengusung Anies sebagai antitesanya. Sebelumnta Golkar dan PPP, bersama PAN, didorong Jokowi membentuk KIB untuk menjadi sekoci bagi Ganjar.
Kedua, pembatalan FIFA bisa jadi juga merupakan permintaan Israel sendiri. Saat ini pemerintahan ekstrem kanan Israel di bawah PM Benjamin Netanyahu sedang menghadapi ujian berat dari publiknya sendiri.
Komentar