Mega tentu juga tahu sekiranya penjegalan Anies berhasil, legitimasi pilpres dipertanyakan sebagaimana rakyat mempertanyakan legitimasi pemilu 1997. Demikian juga prinsip konstituasionalisme yang dulu ia perjuangkan secara heroik.
Namun, sayang, prinsip itu tak diterapkan ketika berhadapan dengan masalah yang dihadapi bacapres Anies Baswedan, yang diusung Nasdem, Demokrat, dan PKS. Sebagaimana diketahui, pemerintahan Jokowi terus berusaha menyingkirkan Anies dari arena pilpres sebagaimana dilakukan Orba terhadap Mega.
Yang sedang disorot publik hari ini adalah KPK dijadikan alat politik untuk memaksakan Anies menjadi tersangka korupsi. Di jalur lain, Moeldoko berupaya keras membegal Demokrat sebagaimana dilakukan Soerjadi terhadap Mega. Jelas upaya-upaya itu menerabas demokrasi yang merupakan amanat konstitusi. Memang dalam konteks pilpres mendatang, kemungkinan Anies menjadi lawan bacapres yang diusung PDI-P.
Namun, seharusnya Mega konsisten menjaga prinsip konstitusionalisme. Juga demi mempromosikan fair play dalam pilpres. Dalam konteks ini, mestinya ia memprotes perlakuan penguasa terhadap Anies sebagaimana ia menantang kezaliman Orba.
Membela hak politik Anies untuk mengikuti pilpres tidak berarti membela kepentingan pribadi Anies, melainkan menegakkan konstitusionalisme RI yang hari ini menghadapi ujian berat. Tidak mengapa kalau Mega tetap mengharamkan partainya berkoalisi dengan Demokrat dan PKS.
Tetapi mereka adalah parpol yang legal, mendukung sistem demokrasi, berpegang pada Pancasila sebagai falsafah bangsa, dan bercita-cita menyejahterakan rakyat dan memajukan bangsa. Mereka memandang Anies sebagai tokoh visioner, pemimpin otenik, dan berintegritas, yang diharapkan dapat menghadirkan perubahan untuk Indonesia yang lebih baik.
Kontribusi Mega dalam menegakkan konstitusionalisme kali ini akan merupakan kontribusi besarnya bagi pendewasaan politik bangsa dan konsolidasi demokrasi yang sedang merosot. Untuk itu, mestinya ia menekan penguasa — yang eksistensinya ia dukung — untuk berhenti menzalimi Anies.
Pragmatisme dan oportunisme bisa saja menguntungkan partai dalam jangka pendek, tapi berpotensi merusak negara dalam jangka panjang. Dengan penjegalannya tidak akan membuat Anies kalah. Yang kalah adalah bangsa Indonesia.
Selamat Hari Raya Idul Fitri. Minal Aidin Wal Faidzin. Mohon maaf lahir dan batin.
Tangsel, 21 April 2023 !
Komentar