oleh

Prabowo Ancaman Buat Jokowi

-OPINI-124 Dilihat

Bagi kru Prabowo, hanya penguasalah yang bisa melakukan segala cara untuk menang. Termasuk dengan kecurangan. Dua kali pilpres, Prabowo merasa dicurangi. Prabowo yakin kekalahannya disebabkan oleh kecurangan. Terstruktur, masif dan siatematis. Kita semua tahu istilah ini dipopulerkan oleh tim Prabowo sejak kalah dari Jokowi di pilpres 2014.

Menyadari adanya kecurangan yang hanya bisa dilakukan oleh kelompok yang memegang kekuasaan, maka satu-satunya jalan untuk menang harus merapat ke penguasa. Tidak ada jalan lain. Ini strategi yang diyakini betul oleh tim Prabowo.

Baca Juga  Hasto, Karen dan Jokowi

Misal, ini misal saja. Seandainya Prabowo jadi penguasa, walaupun ini super sulit, tapi membuat perumpamaan juga tidaklah dosa. Setelah berkuasa apakah Prabowo akan melindungi Jokowi dan kroninya? Sepertinya sulit dipercaya. Mental penguasa dengan bawahan itu pasti berbeda. Logika penguasa beda dengan logika ketika jadi bawahan.

Mari kita coba membandingkan ketika Prabowo jadi oposisi. Galak, tegas, siap melawan, apapun risikonya. Malah sudah buat surat wasiat. Seolah-olah Prabowo akan menghadapi kematian dalam perlawanannya itu. Namun ketika jadi menteri, jadi bawahan Presiden Jokowi, terlihat Presiden Jokowi seperti malaikat di mata Prabowo. Di depan publik, Prabowo tidak segan memuji Presiden Jokowi setinggi langit. Sungguh Presiden Jokowi adalah sosok presiden yang sangat sempurna.

Baca Juga  Dan Jika Presiden merekayasa Ijazah nya

Dengan menjadi menteri, Prabowo rela meninggalkan para pendukung yang mati-matian membelanya. Prabowo melupakan keringat dan darah yang ditumpahkah oleh para pendukungnya. Entah berapa ratus orang yang ditangkap dan masuk penjara karena membelanya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *